Idul Fitri Berdarah di Gaza, Lebaran Macam Apa Kita Ini?
HomeOpini

Idul Fitri Berdarah di Gaza, Lebaran Macam Apa Kita Ini?

Idul Fitri Berdarah di Gaza

UANG GURU
CORONA: Gerangan Apa Pesan dari Langit Untuk Umat Manusia?
Pulang Ke Kampung Peradaban Islam


Idul Fitri Berdarah di Gaza, Lebaran Macam Apa Kita Ini?

Oleh: Rahmawati Ayu Kartini (Pemerhati Sosial)

Saat dunia merayakan Idul Fitri, warga Gaza terus mengalami duka setiap hari di bawah genosida Israel. Saat mereka berharap adanya gencatan senjata untuk merayakan Idul Fitri dengan damai, warga Palestina masih terus berduka atas orang-orang tercinta yang dibunuh dalam serangan brutal Israel.

Alih-alih membeli pakaian hari raya untuk anak-anak mereka, para ibu di Gaza justru membungkus anak-anak mereka dengan kain kafan. Seorang ibu mengucapkan selamat tinggal kepada anaknya hanya beberapa jam sebelum Idul Fitri, setelah ia dibunuh oleh penjajah Israel.

Bahkan kondisi Gaza saat ini dikatakan lebih buruk daripada 7 Oktober 2023 lalu. Serangan Israel lebih brutal dan para mujahidin Palestina saat ini mendapat fitnah dari pihak-pihak yang tidak mendukung jihad melawan Israel. (www.cnbcindonesia.com)

Lebaran macam apa kita ini?

Seorang mukmin dengan mukmin yang lain ibarat satu tubuh. Begitu pula kita dengan umat Islam di Palestina. Bagaimana kita bisa tertawa gembira di hari raya ini, sementara saudara kita di Palestina dibantai? Lebaran macam apa kita ini, jika bagian dari tubuh kita ada yang tersakiti?

Renungkan kembali hadits ini:
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Bukhari Muslim)

"Tidaklah beriman seorang dari kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri" (HR. Bukhari)

Masihkah kita bisa sungguh-sungguh berhari raya, sementara saudara kita dalam keadaan ketakutan dan kesedihan? Jika ingin mengukur tingkat keimanan kita, lihatlah bagaimana kepedulian kita kepada saudara seiman.

Jika kita bisa makan enak, tidur nyenyak, tertawa-tawa tanpa beban, bisa jadi iman kita dalam kondisi menurun. Namun jika kita makan, tidur, tertawa sekedarnya, karena ada kekhawatiran akan saudara kita yang dalam kondisi tidak menentu di Gaza, maka bergembiralah karena iman kita masih memiliki denyut nadi.

Palestina tak bisa berjuang sendiri

Umat Islam adalah satu tubuh. Sungguh dzolim, pemimpin negeri-negeri muslim yang memiliki kemampuan dan kekuatan namun diam membisu terhadap pembantaian massal di Gaza. Bahkan PBB yang katanya bertujuan untuk perdamaian dunia pun mendadak seperti macan ompong, tidak mampu hentikan kekejaman Israel. Mereka biarkan Palestina berjuang sendirian!

Padahal jumlah umat Islam di dunia ini sangat besar, hampir 2 milyar. Namun tidak mampu mengusir penjajah Israel yang jumlahnya tidak sampai 10 juta jiwa. Mengapa demikian?

Ada 2 faktor penyebab, internal dan eksternal. Faktor internal, karena virus Wahn yang menjangkiti umat Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: "...kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’Wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Siapapun yang belajar sejarah akan mendapati bahwa umat Islam tidak pernah mengalami kekalahan dalam peperangan melawan musuh-musuhnya kecuali dalam kondisi lemah. Lemah disini akibat cinta dunia, akhirnya muncul takut kematian. Siapapun akan menjadi pengecut dan penakut, jika kecintaan kepada dunia telah menguasai hatinya. Cinta dunia inilah penyebab umat Islam mudah dipecah belah. Inilah penyebab pertama, mengapa umat Islam sulit untuk mengusir Israel.

Faktor eksternal, menambah sulit pembebasan Palestina. Hal ini muncul dari hegemoni Barat, yang menjajah umat Islam di seluruh dunia dengan penjajahan pemikiran dan ekonomi Kapitalisme demokrasi.

Barat yang dikomandoi Amerika Serikat (AS), meneruskan perang salib gaya baru di zaman modern ini. Mereka tidak akan pernah membiarkan umat Islam kuat dan bersatu kembali dalam sistem Kekhilafahan Islam seperti masa lalu. Bahkan dikabarkan di gedung putih AS, para pejabatnya sering bicarakan 'khilafah' (khilafet) seperti mereka mengunyah permen karet. Saking takutnya mereka dengan kembalinya khilafah.

Karena hanya peradaban Islam dengan sistem khilafah-nya yang mampu kalahkan peradaban Barat, dibandingkan peradaban lain. Wajar jika Khilafah Islam menjadi 'momok' bagi mereka, yang selalu menghantui akan kekalahan di masa lalu. (Samuel Huntington dalam Clash of Civilization)

Kecintaan Rasulullah dan para sahabat pada Palestina

Bagi umat Islam di masa awal, begitu mereka mengenal Allah, maka mereka akan mengenal dan mencintai Palestina. Karena Baitul Maqdis di Palestina menjadi kiblat pertama ketika shalat.

Allah mengikatkan kaum muslimin dengan Palestina sejak awal. Allah pun memilih bumi Palestina sebagai tanah suci tempat Baitul Maqdis. Ini adalah bagian dari penanaman iman yang menjadi pondasi bagi bangunan Islam lainnya.

Lebih khusus, Allah mengarahkan pandangan Rasulullah dan para sahabat kepada Palestina dengan diturunkannya Al-Qur'an Surat At Tiin: 1-3, sekitar 5 tahun setelah kenabian, yang artinya:

"Demi buah Tin, demi buah Zaitun, demi bukit Sinai, demi negeri (Makkah) yang aman ini."

Ada 3 tempat yang Allah isyaratkan bagi kita dalam surat tersebut untuk diperhatikan: Baitul Maqdis (Palestina), Bukit Sinai (Mesir), dan Mekkah.

Rasulullah secara konsisten terus menumbuhkan kecintaan para sahabat dengan Baitul Maqdis. Meningkatkan kepedulian terhadapnya, hingga pembicaraan tentang Baitul Maqdis menjadi hal yang lumrah di kalangan sahabat, dan mengunjungi Baitul Maqdis menjadi cita-cita para sahabat. Mungkin bisa disamakan seperti bagaimana pandangan kaum muslimin saat ini terhadap Ka'bah dan masjid Nabawi.

Keseriusan Rasulullah dan para sahabat untuk membebaskan Baitul Maqdis dengan berbagai peperangan, menunjukkan bahwa pembebasan Baitul Maqdis adalah tugas antar generasi yang tak boleh putus.

Karena itu, dari abad ke abad, Baitul Maqdis selalu menjadi bagian dari umat Islam. Bahkan ketika Theodore Hertzl, perwakilan zionis Israel yang hendak menyewa tanah di Palestina pun ditolak mentah-mentah oleh Khalifah saat itu, yaitu Sultan Abdul Hamid II. Menurut Sultan, Palestina bukanlah miliknya, melainkan milik seluruh umat Islam.

Walaupun lima tahun kemudian Theodore Hertzl kembali membujuk Sultan sambil menawarkan bantuan pada kekhilafahan yang sedang mengalami kesulitan ekonomi saat itu, Sultan tetap menolak dengan jawaban:

"Nasihati Dr. Hertzl supaya jangan meneruskan rencananya. Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka..."

Palestina adalah ujian kita semua

Jika kaum muslimin terdahulu banyak memusatkan perhatian pada Palestina dan berkorban untuknya, apakah kita memiliki peran yang sama?

Ujian yang menimpa penduduk Palestina dalam rangka menjaga Baitul Maqdis, bukan hanya ujian untuk mereka. Karena Palestina adalah tanah suci, milik seluruh kaum muslimin. Hakikatnya Allah pun menguji umat Islam di luar Palestina, apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu Palestina? Apakah mereka turut menjadi pejuang, penonton, atau bahkan menjadi kaki tangan musuh?

Umat Islam harus bersatu kembali dalam sistem Kekhilafahan yang mampu membebaskan Palestina, sebagaimana telah tercatat dalam tinta emas sejarah. Hanya dengan sistem ini saja, musuh Islam tidak akan berani mengganggu Palestina.

Apa yang diupayakan umat ini kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Semoga hadits ini menjadi pengingat bagi kita semua: "Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya yang beriman; dia melindunginya dari bahaya dan membelanya di belakang punggungnya." (HR Bukhari)

Wallahu a'lam bishowab.

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,52,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,2,bencana,25,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Dunia Islam,2,Editorial,4,Ekonomi,201,fikrah,8,Fiqih,17,fokus,3,Geopolitik,12,gerakan,5,Hukum,95,ibroh,17,Ideologi,72,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,52,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,88,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,292,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,52,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,18,Musibah,4,Muslimah,91,Nafsiyah,9,Naratif Reflektif,1,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3699,opini islam,90,Opini Netizen,2,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,5,Pemberdayaan,1,pemikiran,22,Pendidikan,125,Peradaban,1,Peristiwa,19,pertahanan,1,pertanian,2,politik,326,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,6,Redaksi,3,remaja,14,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,Sistem Islam,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,75,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,47,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,33,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,8,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: Idul Fitri Berdarah di Gaza, Lebaran Macam Apa Kita Ini?
Idul Fitri Berdarah di Gaza, Lebaran Macam Apa Kita Ini?
Idul Fitri Berdarah di Gaza
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGX_7yMWC8nwEGGe6D8NwyK5TCEMWsuiQ_uYTa0RaN0XJ5juyP2P64TUHf71PEDk0ZW5FDHOsB1Jp6pzIxQdJ-1e3E9_XlB9iCrSUDUSPp74Xso991RUDjlAIh8QKD623BUpnX_7I9Os2UfUL2KnxfHoBJttBL6zLfl1xZpYRZ3rG3rYUoLfMdM9OQVdc/s16000/EJeP-mEUEAEM2zH_compress82.webp
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGX_7yMWC8nwEGGe6D8NwyK5TCEMWsuiQ_uYTa0RaN0XJ5juyP2P64TUHf71PEDk0ZW5FDHOsB1Jp6pzIxQdJ-1e3E9_XlB9iCrSUDUSPp74Xso991RUDjlAIh8QKD623BUpnX_7I9Os2UfUL2KnxfHoBJttBL6zLfl1xZpYRZ3rG3rYUoLfMdM9OQVdc/s72-c/EJeP-mEUEAEM2zH_compress82.webp
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2025/04/idul-fitri-berdarah-di-gaza-lebaran.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2025/04/idul-fitri-berdarah-di-gaza-lebaran.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy