Ironi Ramadhan di Palestina: Penjajahan Masih Berlangsung
Ironi Ramadhan di Palestina: Penjajahan Masih Berlangsung
Oleh: Asiyah Nur Kholifah (Mahasiswi Pascasarjana)
Disampaikan oleh khatib Masjid Al Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri, pada Jumat (28/2/2025) malam bahwa terdapat dugaan pembatasan akses ke masjid oleh otoritas Israel dengan alasan keamanan. Pembatasan akses oleh warga Palestina di wilayahnya sendiri ini hampir selalu dilakukan oleh otoritas Palestina pada bulan suci Ramadhan tiap tahunnya. Padahal, Mahkamah Internasional (Juli 2024) telah menyatakan bahwa kependudukan Israel atas Palestina merupakan tindakan ilegal dan menuntut pemindahan seluruh pemukiman Israel di Tepi Barat dan Timur. Akan tetapi, tuntutan tersebut tidak dipedulikan oleh Israel. Ini menunjukkan bahwa wilayah Palestina masih dalam penjajahan Zionis Israel. Keamanan wilayah kaum muslimin berada di tangan kafir Zionis.
Di sisi lain, beberapa jam setelah akan berakhirnya tahap pertama gencatan senjata pada tengah malam hari Sabtu (1/3/2025), Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Bahkan utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengusulkan untuk perpanjangan gencatan sejata pertama secara sementara selama 50 hari. Dalam usulan yang ditolak oleh Hamas tersebut, Witkoff mengusulkan perpanjangan waktu tersebut dapat digunakan untuk membahas persyaratan gencatan senjata permanen di Gaza. Mulai dari membebaskan sandera hidup maupun meninggal yang tersisa hingga berlakunya perjanjian gencatan baru ini.
Usulan ini ditolak Hamas karena menunjukkan bahwa Netanyahu berusaha secara terang-terangan menghindari perjanjian tahap kedua dari perjanjian gencatan senjata yang telah ditandatangani. Hal ini demi mengamankan tawanan Israel tanpa memberi imbalan apapun terhadap Palestina serta tanpa adanya itikad baik untuk menaati perjanjian. Hal ini terlihat dari upaya pemberhentian bantuan kemanusiaan yang telah dilakukan Israel sebagai bukti nyata dari pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata. Israel bahkan menuduh Hamas melakukan pelanggaran kesepakatan Gaza. Padahal tuduhan itu ditujukan untuk menutupi pelanggaran yang sebetulnya Israel lakukan sendiri setiap hari secara sistematis. Karena sejak berlakunya perjanjian gencatan, lebih dari 100 warga Palestina tewas akibat tembakan tentara Israel di Gaza.
Dari sini terlihat dengan jelas bahwa Zionis berusaha untuk mengontrol seluruh kaum muslim Palestina. Ini dikarenakan mereka paham bahwa umat Islam masih memiliki kekuatan untuk melakukan perlawanan terhadap mereka. Sehingga mereka dengan liciknya menggunakan cara politik dan militer mereka untuk menekan muslim Palestina. Bahkan menggunakan kelaparan untuk menekan muslim Palestina di tengah dinginnya musim dan bulan puasa Ramadhan.
Dukungan penuh AS melalui Steve Witkoff terhadap Israel tidak seharusnya membuat kaum muslim gamang dalam menghadapi mereka. Allah mengatakan dalam QS. Ali Imran ayat 160: “Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu,…” Dengan keyakinan yang kuat akan pertolongan Allah, umat muslim pasti mampu menghadapi makar kaum kafir. Umat Islam memiliki backing-an Allah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya. Terlebih, ini adalah bulan Ramadhan, bulan perjuangan. Di mana Rasulullah dan para sahabat menegakkan panji-panji syiar Islam pada perang-perang besar seperti Perang Badar, Khandaq, Tabuk, dll. Umat Muslim perlu menguatkan azzam yang kuat untuk membebaskan kembali tanah suci Palestina dan mengusir penjajah darinya.
Karena azzam kuat ini bertujuan untuk melenyapkan penjajahan Zionis Israel dari tanah Palestina, maka kaum muslim harus betul-betul menyadari bahwa solusi yang ditawarkan oleh Barat sejatinya adalah solusi yang memihak penjajah. Maka kaum muslim tidak boleh sedikitpun tergiur oleh narasi-narasi sesat berbalut perdamaian seperti gencatan senjata, two-state nation, menyerahkan Israel pada Mahkamah Internasional, dll. Kita harus mengambil sikap tegas bahwasannya penjajah harus diusir dengan sekuat tenaga, bukan justru berdamai dengan membagi wilayah maupun mengharapkan ‘masa tenang perang’ seperti dengan gencatan senjata.
Terlebih, sebagai seorang muslim kita harus memahami dengan baik bahwa setiap negara yang berusaha untuk memerangi Islam dan muslimin, maka akan masuk sebagai Muhariban fi’lan. Mereka wajib untuk diperangi. Karena perundingan dan negosiasi tidak akan mempan untuk mereka yang hanya mengerti bahasa peperangan. Terbukti dengan adanya berbagai perjanjian-perjanjian dan resolusi PBB yang telah banyak mereka langgar. Upaya untuk memerangi entitas Zionis ini merupakan satu-satunya cara yang efektif dan solutif untuk menghentikan kependudukan Zionis Israel di Palestina.
Peperangan ini dapat terbentuk dengan adanya kesatuan komando dari seorang Khalifah. Dengan kepemimpinan Khilafahlah, kaum muslim dapat menyatukan kekuatannya menjadi negara adidaya yang mudah mengusir entitas Zionis yang sedikit dan lemah itu. Sudah seharusnya kaum muslim memfokuskan pada agenda utama untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiyah. Penegakan Khilafah merupakan perkara pokok (qadliyah mashiriyah) yang dapat mengembalikan lagi kemuliaan Islam dan kaum muslimin sebagai khairu ummah.
COMMENTS