Indonesia Gelap: Kritik Sosial dan Solusi Ideologis dalam Sorotan
Indonesia Gelap: Kritik Sosial dan Solusi Ideologis dalam Sorotan
Oleh : Fatma Komala - Ibu Rumah Tangga
"Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS. Ali Imran: 104
Pada 3 Februari 2025, tagar #IndonesiaGelap muncul sebagai respons terhadap kebijakan efisiensi pemerintah yang dinilai memperburuk kondisi sosial-ekonomi. Didasari oleh ketidakpuasan publik, tagar ini menyebar bersama dengan #PeringatanDarurat, keduanya didominasi oleh akun organik menurut analisis Drone Emprit, platform pemantau media sosial. Gerakan ini mencerminkan krisis multidimensi yang melanda negeri, dari masalah kesejahteraan hingga tata kelola pemerintahan. (tirto.id, 18-02-2025)
Tagar tersebut menyoroti sejumlah persoalan krusial, seperti ketersediaan LPG 3 Kg yang kerap langka, mengganggu kebutuhan rumah tangga. Reformasi Polri yang dianggap tidak menyentuh akar masalah penegakan hukum. Program Makan Siang Bergizi (MBG) dan pemangkasan anggaran sosial, yang berimbas pada layanan publik. Serta krisis pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja sebagai dampak kebijakan fiskal yang tidak pro-rakyat.
Gerakan ini tidak berhenti di dunia maya. Mahasiswa dari berbagai universitas turun ke jalan, menuntut perubahan kebijakan. Namun, tuntutan mereka dinilai tidak menyentuh akar masalah. Sebagian bahkan mengusung kembalinya demokrasi kerakyatan, padahal sistem demokrasilah yang dianggap sebagai sumber masalah utama. Hal ini memantik kekhawatiran akan masa depan Indonesia yang semakin gelap jika solusi parsial terus dipertahankan.
Sistem kapitalis telah gagal menjawab tantangan hakiki bangsa. Kebijakan yang lahir dari sistem ini cenderung reaktif, tidak visioner, dan terperangkap dalam kepentingan pragmatis. Tuntutan mahasiswa pun justru terjebak dalam lingkaran yang sama dan bukan untuk menata ulang sistem, sehingga berpotensi memperpanjang krisis yang ada.
Solusi ideologis berbasis Islam memberikan visi yang komprehensif untuk perubahan. Bukan hanya kritik tanpa arah, gerakan Mahasiswa harus dilandasi dengan tindakan amar makruf nahi mungkar. Islam, dengan sistem syariahnya, diyakini mampu menyelesaikan masalah secara mendasar, mulai dari ekonomi berbasis keadilan, pendidikan yang merata, hingga tata kelola pemerintahan yang transparan. Sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya telah menjadi bukti bahwa penerapan Islam mampu melahirkan masyarakat yang gemilang.
Para pemuda, khususnya mahasiswa, sudah seharusnya menjadi agen perubahan dengan bergabung dalam kelompok dakwah ideologis. Dimana dalam kelompok ini tidak hanya mengkritisi kebijakan, tetapi juga mengawal perubahan sistem sekuler menuju tatanan Islam. Dengan pendekatan struktural dan kultural, diharapkan gerakan ini dapat mewujudkan kepemimpinan yang mengedepankan ketakwaan dan keadilan, sebagaimana teladan Rasulullah.
Tagar Indonesia gelap adalah cermin kegagalan sistem sekuler dalam mengurus rakyat. Solusi sejati tidak akan lahir dari demokrasi, melainkan dari kembalinya sistem khilafah dalam setiap aspek kehidupan. Pemuda, sebagai generasi penentu, harus memimpin perubahan ini dengan kesadaran ideologis dan komitmen pada syariat Islam. Hanya dengan cara ini, masa depan Indonesia dapat diubah dari gelap menjadi gemilang.
Sebagaimana perintah untuk ber'amar ma'ruf nahi munkar, ayat ini mewajibkan kita sebagai umat Islam untuk menyeru kepada Islam kafah. Mari kita sebagai pemuda dan umat islam bersama berjuang untuk menerangi Indonesia dengan mewujudkan tegaknya syariat Islam dalam peradaban Islam kafah. Wallahu a'lam.
COMMENTS