Sebab Industri Dalam Negeri Bangkrut
Drama Sritex : Akhirnya Raksasa Tekstil Itu Tumbang
Oleh : Dewi Santi, SE (Komunitas Muslimah Rindu Jannah)
Selamat tinggal Sritex..
Pabrik Sritex resmi tutup per 1 Maret 2025 dan 10 ribu pekerja terpaksa mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Seluruh karyawan dan pimpinan melakukan upacara perpisahan dengan penuh haru. Mereka saling bersalaman, berpamitan dan berpelukan satu sama lain. Bahkan mereka melakukan tukar tanda tangan di seragam biru muda kebanggaan kebanggaan warga Sukoharjo.
Tentu hal ini tidak mudah disaat menjelang ramadhan dan lebaran, mereka menerima kenyataan pahit mengalami PHK massal. Perasaan sedih dan kecewa menjadi satu.
Kebutuhan jelang lebaran dan jelang tahun ajaran baru membutuhkan dana yang tidak sedikit. Walaupun begitu mereka tetap bersyukur masih mendapatkan gaji terakhir dan pesangon sebagai modal usaha melanjutkan kehidupan mereka.
Drama Sritex direspon Irham Saifuddin selaku Presiden Konfederasi Sarikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi). Ia menilai ini adalah bentuk tragedi ketenagakerjaan.
Presiden Prabowo sendiri memberikan atensi khusus atas penutupan pabrik Sritex sebagai raksasa industri tekstil terbesar di Indonesia. Karena hal ini akan menyebabkan dampak ekonomi yang sangat besar. Beliau juga masih mencari jalan keluar bagi lebih dari 10.000 karyawan Sritex Grup yang mengalami PHK.
Sritex, imbas liberalisasi pasar bebas
Era globalisasi tentu memberi dampak bagi kehidupan masyarakat dunia, termasuk dalam bidang ekonomi.
Adanya pasar bebas adalah salah satu akibat dari globalisasi. Salah satu bentuk kerja samanya antara negara-negara maju dan berkembang untuk meningkatkan kegiatan perdagangan.
Bentuk kerjasama ini akan berimbas pada perusahaan-perusahaan dalam negeri seperti Sritex.
Harus diakui bahwa saat ini Sritex sedang mengalami penurunan indeks manufaktur atau deindustrialisasi. Ditambah hantaman pasar bebas, Sritex akan makin terpuruk.
Tanpa kebijakan dagang yang proteksionis di era pasar bebas ini, tren penurunan PMI (Purchasing Managers Index) akan semakin mendalam. Selain itu juga dibutuhkan inovasi bisnis yang lebih kompetitif.
Ini diakui oleh Iwan S. Lukminto selaku Komisaris Utama PT Sritex. Dia mengatakan bahwa sejak diberlakukannya Permendag 8/2024, industri tekstil lokal semakin terpuruk.
Kebijakan yang awalnya bertujuan mengatasi penumpukan kontainer di pelabuhan, justru berujung pada membanjirnya produk impor tanpa izin teknis. Impor tekstil dan produk tekstil (TPT) melonjak drastis setelah aturan ini diterapkan.
Selain itu, liberalisasi ekonomi akan menyebabkan banjirnya produk-produk Cina ke Indonesia. Inilah salah satu sebab tumbangnya banyak industri serta usaha lokal.
Pabrik-pabrik besar mengalami kerugian dan produsen yang lebih kecil mengalami kemunduran terbesar akibat peningkatan impor. Ditambah lagi imbas pandemi Covid 19 membuat perekonomian makin carut marut.
Liberalisasi ekonomi adalah bagian dari sistem kapitalisme. Selama sistem ini masih diterapkan, tinggal menunggu waktu perusahaan-perusahaan besar dalam negeri akan tumbang satu demi satu. Indonesia akan beralih dari negara industri menjadi negara konsumen.
Islam menjamin kesejahteraan rakyat
"Imam itu adalah pemimpin dan dia diminta pertanggungjawaban atas orang yang dia pimpin" (HR Bukhari dan Muslim).
Dari hadits Rasulullah Saw diatas, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat adalah tanggung jawab negara (khilafah).
Tugas penting negara adalah meri'aayah (mengurus) rakyat dengan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya. Bahkan orang-orang fakir miskin dan anak-anak terlantar menjadi tanggungjawab negara, bukan sekedar diatas kertas. Negara wajib menjamin kesejahteraan tiap individu rakyatnya tanpa kecuali.
Jika dalam sistem kapitalis, pemilik modal bisa menguasai aset strategis dan mengembangkan kepemilikan secara bebas tanpa batas. Maka dalam Islam, aspek kepemilikan diatur dengan jelas. Ada kepemilikan individu, kepemilikan umum, serta kepemilikan negara.
Adanya kepemilikan umum menjadikan negara dapat membuka lapangan pekerjaan yang sangat besar dan beragam. Negara membutuhkan banyak tenaga kerja yang akan dipekerjakan di berbagai sektor jasa untuk mewujudkan kemaslahatan rakyat.
Selain membuka lapangan pekerjaan, negara juga bisa memberikan modal usaha untuk rakyat agar bisa mengembangkan usahanya. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang menawarkan pekerjaan dan modal bagi yang tidak punya pekerjaan.
Kebijakan dalam negara Islam akan menghindari liberalisasi ekonomi yang memberikan mudarat bagi rakyat. Sehingga kasus-kasus seperti Sritex akan bisa diminimalisir.
Wallahu a'lam bishowab.
COMMENTS