Sistem Kapitalis Sekuler Merusak Pergaulan Laki-laki dan Perempuan
Sistem Kapitalis Sekuler Merusak Pergaulan Laki-laki dan Perempuan
Oleh: Muflihatul chusniaAstaghfirullahal adzim...Sungguh tak bisa dibayangkan, bagaimana bisa pasangan suami istri berinisial IG (39) dan KS (39) menggelar pesta tukar pasangan atau disebut swinger. Kejadian amoral tersebut diadakan di Jakarta hingga Bali. Untuk mencari anggota mereka membuat iklan melalui website.
Dari website tersebut mereka mencari peserta yang ingin bergabung dengan grup swinger. Untuk pendaftaran tidak ada biaya apapun alias gratis. Ternyata setelah diselidiki oleh Reserse Siber Polda Metro Jaya, kegiatan amoral tersebut direkam diam-diam, kemudian dijual dan disebarluaskan. Dilansir dari detikNews, (Jum'at 10/1/2025)
Pasangan suami istri adalah sebutan bagi orang yang telah menjalani aqad pernikahan, yang artinya adalah perjanjian atau kesepakatan. Dan masyarakat arab dahulu juga mengartikan nikah adalah al-wath'u atau Al-jam'u, artinya penyatuan atau persetubuhan.
Syekh Zakaria al-anshari berpendapat bahwa nikah adalah aqad yang menghalalkan hubungan seksual antara dua individu (Laki-laki dan perempuan). Aqad nikah adalah perkara yang serius.
"Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami istri), dan mereka (istri -istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat( aqad pernikahan) dari kamu".
Maksudnya ikatan yang kuat adalah janji suci antara keduanya dalam simpul pernikahan. Oleh sebab itu keduanya harus menjaga ikatan tersebut agar tetap kuat, kukuh dan Berusaha menjalankan kewajibannya masing-masing.
Seorang suami akan bertanggungjawab atas keluarganya, memenuhi segala kebutuhan keluarga. Karena keluarga merupakan amanah dari Allah yang harus di jaga. Suami adalah pemimpin, jadi harus memberikan keamanan, pendidikan dan keselamatan bagi keluarganya. Jika amanah tersebut dilakukan dengan benar sesuai syariat maka in syaa Allah akan membawanya ke Jannah-NYA.
Itu berdasarkan firman Allah SWT
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka", (TQS.An-Nisa: 34)
Jadi fitrah laki-laki adalah sebagai pemimpin bagi perempuan. Kepemimpinannya sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan as-sunah. Pastinya itu merupakan tanggungjawab yang sangat besar, karena suami harus bertanggung jawab pada keluarga bukan hanya di dunia tapi juga kelak di akhirat, Allah akan meminta pertanggung jawabannya.
Tanggung jawab yang paling utama adalah
Allah sampaikan dalam surat At-Tahrim ayat 6, yang artinya " Jagalah kalian dan keluarga kalian dari api neraka".
Untuk perempuan pun sama, perempuan adalah pemimpin dalam rumah suaminya, makanya disebut rabbatul bayt (ibu rumah tangga) yaitu memimpin anak-anaknya. Sebagaimana hadist Rasulullah saw., “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang perempuan memimpin rumah suaminya dan anak-anaknya. Ia akan ditanya tentang kepemimpinannya.“ (HR Bukhari).
Gelar robbatul bayt adalah gelar yang Allah berikan kepada kaum perempuan, karena dengan gelar tersebut Allah akan memberikan keutamaan dan kemuliaan, jika dilakukan sesuai syariat, pahala syurga yang akan didapat.
Namun sekarang peran laki-laki sebagai pemimpin dan perempuan sebagai rabbatul bayt telah dirusak oleh sistem kapitalis sekuler saat ini. Sistem yang jelas-jelas gagal total. Merusak tatanan keluarga, pergaulan suami istri dan sendi-sendi kehidupan. Menjadikan manusia berprilaku melebihi binatang.
Pergaulan bebas tanpa batas, tanpa aturan, semakin jauh dari agama. Sehingga sistem saat ini melahirkan generasi rusak dan cacat.Padahal kata Allah, manusia adalah kuntum Khoiru Ummah.
Seperti prilaku amoral yang telah dilakukan oleh pasangan suami istri tersebut, perilaku hina dan menjijikan dilakukan asal mendapatkan cuan, tak peduli halal haram yang penting tentram.
Dari situ harusnya kaum muslim sadar, bahwa kasus sosial yang kerap terjadi adalah karena penerapan sistem yang bathil. Perilaku amoral tak bisa dihentikan hanya dengan do'a dan ceramah. Namun harus lebih dari itu, yaitu penerapan syariat Islam secara keseluruhan.
Wallahu 'alam bishowab.
COMMENTS