sekulersime pergaulan bebas
Sekulerisme: Pemicu Pergaulan Yang Semakin Liberal
Oleh: Julia Ummu Adiva Farras
Mendengar kabar pergaulan saat ini sungguh membuat mengelus dada sembari beristighfar, bagaimana tidak? Hal keji semacam ini datang dari seorang guru agama dengan berinisial ST, 35, yang berani melakukan tindakan asusila kepada anak muridnya, seperti dikutip dari Radarsolo, jawapos 9/01/2025, hubungan ini berjalan kurang lebih dua tahun, bahkan sudah melakukannya hingga 10 kali, Nauzubillah.
Hal ini bermula dari curhatan sang siswa yang sering dimarahi kakeknya dirumah, karena orangtuanya bekerja di luar kota yakni di Kendal yang tidak selalu ada dan bisa memantaunya selama 24 jam, begitupun asuhan pendidikan yang didapat hanya dari sang kakek yang menjadikan dirinya mudah rapuh, hingga akhirnya sang guru menjadi penghibur hati sampai menawarkan untuk mengajari dirinya les private dan mengaji di kediaman rumahnya, sampai siswa tersebut diajak untuk tinggal bersamanya, bahkan ditawarkan untuk dicarikan kos dan akan dibayari. Untuk melancarkan aksi selanjutnya, sang guru mengeluarkan sogokan dengan memberikan baju dan uang, serta mengancam akan mendapatkan nilai jelek jika tidak menuruti kemauan nya.
Singkat cerita, kejadian ini alhasil terungkap ketika warga sekitar mulai mencium gelagat aneh lantaran mereka berdua masuk kedalam kamar mandi lewat belakang rumah, akhirnya warga melakukan penggrebekan dan membawanya kerumah kepala dusun dan akhirnya guru agama tersebut diberikan kepihak kepolisian sedangan anak tersebut mendapatkan pendampingan psikologis dan memilih untuk melanjutkan pendidikan dipondok pesantren.
Baru-baru ini juga, kasus hot yang datangnya dari pasangan suami-isteri berinisial IG (39) dan KS (39) yang menggelar 10 kali pesta seks swinger atau bertukar pasangan di Jakarta hingga Bali. Ternyata pasangan suami-isteri tersebut mengelola website yang memiliki belasan ribu member. Saat ini pasangan tersebut sudah ditangkap dan ditahan polisi. Dilansir dari detik.com, 13/01/2025.
Mengungkap kasus penyelenggaraan ajakan pesta seks dengan bertukar pasangan yang diundangnya lewat laman website tanpa dipungut biaya sepeserpun, rupanya banyak pasangan yang terjerat dan tergiur untuk melakukan hal tersebut, namun dibalik tanpa tarif ternyata tersangka merekam, menyebarkan dan menjual video saat mereka melakukan kegiatan pesta seks dan bertukar pasangan, lagi lagi untuk cuan.
Dalam Islam bertukar pasangan hukumnya haram, karena termasuk zina. Saat ini zina sungguh luar biasa bentuk dan wasilahnya, bahkan menjadi euforia dan lumrah di tengah masyarakat. Padahal Rasullulah mengingatkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Amr:
عن عبدالله بن عمرو قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا تقوم الساعة حتى يتسافدوا في الطريق تسافد الحمير. قلت: إن ذلك لكائن؟! قال : نعم ليكونن
Dari Abdullah bin Amr berkata, “Rasulullah Saw bersabda, “Tidak akan datang hari kiamat hingga mereka melakukan zina di jalan seperti keledai.” Aku bertanya, ‘Apakah ini sungguh akan terjadi?’ Rasulullah menjawab, ‘Iya, sungguh ini akan terjadi.” (HR. Ibnu Hibban, al-Bazzar dan al-Tabarani, hadits ini sahih).
Melihat problematika umat saat ini sungguh kompleks di berbagai lini kehidupan, bagaimana tidak? Semua itu ulah dari sistem sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan yang menjadikan setiap individu jauh dari agamanya, bahkan saat ini bukan hanya usia muda saja, justru semua kalangan usia di rusak oleh pergaulan yang kian masif bebasnya tanpa aturan yang mengikat, mereka merasa bebas tanpa aturan yang mengatur kehidupannya dengan selalu memuaskan hawa nafsunya dan keinginannya tanpa melihat dan menabrak syariat, apakah perbuatan yang ia lakukan mengundang murka atau ridhiNya Allah.
Efek yang dihasilkan pun sungguh siginifikan membuat kerusakan moral di tengah-tengah masyarakat. Alih-alih orang tua, masyarakat yang seharusnya menjadi benteng utama dalam mewujudkan generasi emas, justru negara dengan sistem kapitalis sekuler yang menjadi pembuka jalan melahirkan degradasi moral anak bangsa.
Negara saat ini justru memfasilitasi liberalisasi pergaulan misalnya dengan dikeluarkan nya PP no 28 yang mengatur alat kontrasepsi untuk pelajar dan pendidikan kespro yang berasaskan peradaban Barat. Belum lagi feminisme, kesetaraan gender dan semua turunan yang berkiblat ke barat. Itu semua musuh bagi kaum muslim yang terkesan seakan-akan baik, tapi ternyata fasad.
Padahal Islam menjaga kemuliaan manusia, dan memerintahkan negara untuk menjaga nasab dengan berbagai mekanisme, seperti menerapkan sistem pergaulan Islam, sistem pendidikan berbasis aqidah Islam, sampai sanksi yang tegas dan menjerakan.
Negara sangat berperan penting menutup celah yang dapat mengantarkan hal-hal yang dapat merusak, baik ide-ide, media-media yang masuk. Negara menjadi garda terdepan dalam menjaga moral anak bangsa untuk melahirkan generasi peradaban yang gemilang dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah di setiap aspek kehidupan.
Wallahu-a'lam bish-shawab[].
Referensi:
- Radarsolo, Jawapos. "Guru Agama di Solo Lakukan Asusila terhadap Muridnya Selama 2 Tahun." 9 Januari 2025.
- Detik.com. "Pasutri Gelar Pesta Seks Swinger hingga Bali, Ternyata untuk Cuan." 13 Januari 2025.
- Hadis dari Abdullah bin Amr, diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, al-Bazzar, dan al-Tabarani.
- Pemerintah Indonesia. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pengendalian Alat Kontrasepsi.
COMMENTS