KASUS HIV/AIDS DI SULTRA MAKIN MELUAS, DAMPAK TERTINGGI DARI PERGAULAN BEBAS

HIV AIDS pergaulan bebas

KASUS HIV/AIDS DI SULTRA MAKIN MELUAS, DAMPAK TERTINGGI DARI PERGAULAN BEBAS

KASUS HIV/AIDS DI SULTRA MAKIN MELUAS, DAMPAK TERTINGGI DARI PERGAULAN BEBAS

Oleh: Drg Endartini Kusumastuti (Praktisi Kesehatan Kota Kendari)

Kasus penyakit HIV/AIDS di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) sepanjang tahun 2024 terbilang cukup banyak yaitu mencapai 567 kasus. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra, dr Muhammad Ridwan menyebutkan, jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2023 yang tercatat sebanyak 637 kasus. (sultratop.com, 9/01/2025)

Ratusan warga Kota Kendari terkonfirmasi positif Human Imunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS). Masih menurut dr. Muhammad Ridwan, menyatakan faktor urbanisasi, mobilitas penduduk yang tinggi, serta gaya hidup berisiko diduga menjadi penyebab utama tingginya angka penularan di ibu kota Provinsi Sultra itu.

Selama ini kebijakan dan strategi penanganan HIV/AIDS, baik di Indonesia maupun secara global menggunakan paradigma sekuler liberal. Telah jelas bahwa penanggulangan HIV/AIDS melalui kondomisasi, subsitusi metadon, dan pembagian jarum suntik steril dan kebijakan terbaru yang sedang diujicobakan saat ini yaitu Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) semuanya adalah kebijakan yang tidak realistis dan rasional.

Menjadi pekerja seksual, bergonta-ganti pasangan seksual, homoseksual, dan penyalagunaan NAPZA telah menjadi kesepakatan bersama dan menyebutnya sebagai “penyimpangan perilaku”. Kondisi ini semestinya juga harus menunjukkan kesepakatan bahwa sebuah penyimpangan adalah kesalahan yang harus diluruskan dan dikembalikan ke jalan yang benar. Pembenaran terhadap sebuah penyimpangan perilaku/kesalahan meniscayakan munculnya kerusakan, sehingga seharusnya upaya yang kita lakukan adalah all out dalam mengupayakan pelurusan terhadap penyimpangan yang terjadi, sekaligus menutup celah ’muncul dan terpeliharanya’ penyimpangan perilaku tadi di tengah-tengah masyarakat, sembari melakukan penanganan yang tepat kepada mereka yang sudah terlanjur terinfeksi agar tidak menularkan kepada yang lain.

Sayangnya ketegasan semacam ini adalah hal yang tidak akan mampu dilakukan oleh kebijakan berbasis paradigma sekuler liberal. Masyarakat sekuler memandang pria ataupun wanita hanya sebatas hubungan seksual semata. Oleh karena itu, mereka dengan sengaja menciptakan fakta-fakta yang terindera dan pikiran-pikiran yang mengundang hasrat seksual di hadapan pria dan wanita dalam rangka membangkitkan naluri seksual, semata-mata mencari pemuasan. Mereka menganggap tiadanya pemuasan naluri ini akan mengakibatkan bahaya pada manusia, baik secara fisik, psikis, maupun akalnya.

Terlebih, fenomena L687Q, kohabitasi, friend with benefit, seks dengan consent/persetujuan, termasuk swinger sex atau saling bertukar pasangan suami/istri dengan orang lain atas dasar suka sama suka (baca: sepakat dan saling menyetujui untuk berselingkuh dengan bertukar pasangan dengan orang lain) adalah sesuatu yang dipandang “baik-baik” saja oleh sistem ini.

Sekularisme merupakan akar masalah kerusakan moral, sehingga pergaulan menjadi makin liberal sebagai akibat makin jauh dari tuntunan agama. Bahkan semua usia menjadi rusak karena pergaulan yang makin bebas tanpa aturan dan bebas memuaskan hawa nafsunya sehingga membuat kerusakan moral di tengah-tengah masyarakat. Alih-alih negara mewujudkan generasi emas, negara dengan sistem kapitalisme sekuler justru melahirkan aturan yang melemahkan moral generasi. Negara hari ini justru memfasilitasi liberalisasi pergaulan, misalnya adanya aturan kontrasepsi untuk pelajar dan pendidikan kespro yang berasaskan peradaban Barat. Juga kebijakan kesetaraan gender dan semua turunannya yang berkiblat pada barat, seperti hak reproduksi dan bodily autonomy.

Sebagai bangsa yang relijius dan mayoritas muslim, sudah selayaknya jika kita menetapkan strategi penanganan HIV AIDS ini dengan merujuk pada tuntunan Islam, baik kebijakan promotif, preventif, kuratif hingga rehabilitatif. Dalam Islam, dibolehkan mengambil kebijakan teknis sesuai perkembangan ilmu dan sainstek terbaru terkait HIV/AIDS ini yang tidak bertentangan dengan batasan yang diberikan Islam. Ini karena kita meyakini tidak ada kebaikan dalam sesuatu yang diharamkan Islam. Sebaliknya, kita meyakini penerapan Islam secara menyeluruh itulah yang akan memunculkan kebaikan dan mencegah kerusakan.

Untuk kebijakan promotif yaitu dengan melakukan edukasi dan meng-install pemahaman hingga membentuk pola perilaku yang benar sesuai tuntunan Islam, baik disampaikan melalui pendidikan di rumah, sebagai satu kesatuan dengan kurikulum sistem pendidikan formal yang ada, maupun melalui sistem media yang dimiliki negara. Pemahaman yang benar ini akan menjadi pencegah jatuhnya seseorang pada perilaku menyimpang dan beresiko tertular dan menularkan HIV/AIDS.

Pemberlakuan hukuman dalam Islam bertujuan untuk menjadikan manusia selayaknya manusia dan menjaga kelestarian masyarakat. Syariat Islam telah menetapkan tujuan-tujuan luhur yang dilekatkan pada hukum-hukumnya. Dalam rangka memelihara keturunan manusia dan nasabnya, Islam telah mengharamkan zina, gay, lesbian dan penyimpangan seks lainnya serta Islam mengharuskan dijatuhkannya sanksi bagi pelakunya. Hal ini bertujuan untuk menjaga lestarinya kesucian dari sebuah keturunan. Berkaitan dengan hukuman bagi para pelaku freesex, beberapa ulama sepakat dengan ketentuan hukuman rajam bagi yang telah menikah dan hukuman cambuk bagi yang belum menikah.

Islam menjaga kemuliaan manusia, dan memerintahkan negara menjaga nasab, dengan berbagai mekanisme, seperti menerapkan sistem pergaulan Islam, sistem pendidikan berbasis akidah Islam, sistem sanksi yang tegas dan menjerakan. Negara juga akan menutup semua celah masuknya ide-ide liberal, media-media sekuler dan memberi sanksi tegas terhadap tindak maksiat yang dapat merusak moral generasi. Olehnya, tidak ada jalan lain, jika menginginkan angka HIV/AIDS menurun, tentu dengan menyingkirkan kebebasan berperilaku yang menjadi hasil dari sistem sekulerisme liberal. Dan hanya Islam yang mampu memutus mata rantai peningkatan penularan HIV/AIDS. Wallahua'lam.

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,52,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,2,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Dunia Islam,2,Editorial,4,Ekonomi,197,fikrah,7,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,11,gerakan,5,Hukum,93,ibroh,17,Ideologi,71,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,52,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,86,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,291,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,51,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,90,Nafsiyah,9,Naratif Reflektif,1,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3610,opini islam,88,Opini Netizen,2,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,5,Pemberdayaan,1,pemikiran,20,Pendidikan,115,Peradaban,1,Peristiwa,15,pertahanan,1,pertanian,2,politik,325,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,14,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,Sistem Islam,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,68,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,47,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,8,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: KASUS HIV/AIDS DI SULTRA MAKIN MELUAS, DAMPAK TERTINGGI DARI PERGAULAN BEBAS
KASUS HIV/AIDS DI SULTRA MAKIN MELUAS, DAMPAK TERTINGGI DARI PERGAULAN BEBAS
HIV AIDS pergaulan bebas
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKwugEs4wBKrq9xMa6LhFieY7d4PQW7Z6jixCK-oY5VbPzjUmq-VWBI0s0mb_6GLfI9dKrOdAjJNBZerivjLGELXe1w4gNBWb5IbCvIQOXVWBPAcUt-7s0C972NyBI-Ev_LV5-d4aONAAt3WhoRlyOIr4BM_n6CuVfqkyA8uX1HPzPAb15UfONCvLILIU/s16000/hiv%20aids.jpeg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKwugEs4wBKrq9xMa6LhFieY7d4PQW7Z6jixCK-oY5VbPzjUmq-VWBI0s0mb_6GLfI9dKrOdAjJNBZerivjLGELXe1w4gNBWb5IbCvIQOXVWBPAcUt-7s0C972NyBI-Ev_LV5-d4aONAAt3WhoRlyOIr4BM_n6CuVfqkyA8uX1HPzPAb15UfONCvLILIU/s72-c/hiv%20aids.jpeg
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2025/01/kasus-hivaids-di-sultra-makin-meluas.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2025/01/kasus-hivaids-di-sultra-makin-meluas.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy