buzzer pagar laut
Jakarta, 22 Januari 2025 – Polemik perampasan tanah rakyat oleh proyek strategis nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk 2 (PIK-2) terus memanas. Ahmad Khozinudin, seorang advokat dan aktivis yang vokal melawan oligarki, menjadi sasaran narasi negatif di media sosial. Dalam podcast terbaru di Realita TV bersama Mayjen TNI (Purn) Soenarko dan Marwan Batubara, Ahmad menyinggung kampanye di platform X yang menyerukan "Tangkap Ahmad Khozinudin".
Ahmad menyebut tren tersebut sebagai upaya melemahkan perjuangannya melawan taipan besar, Aguan dan Anthoni Salim, yang menurutnya terlibat dalam perampasan tanah di Banten. “Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba muncul narasi itu. Jelas ini kerjaan buzzer,” ujarnya.
Kronologi Perjuangan Melawan Perampasan Tanah
Ahmad menjelaskan, dirinya gencar melakukan advokasi terhadap korban perampasan tanah di berbagai wilayah di Banten, termasuk Kronjo, Pontang, Pakuhaji, dan Kosambi. Perjuangannya mencakup pengumpulan bukti dan keterangan saksi untuk mendukung perkara nomor 754/Pdt.G/2024/PN JKT.PST, yang diajukan melawan Aguan, Anthoni Salim, dan bahkan Presiden Joko Widodo.
“Ini bukan sekadar perjuangan hukum. Saya juga bersilaturahmi dengan tokoh, ulama, dan sesepuh Banten, termasuk KH TB Fathul Adzim dan Sultan Banten, untuk memperjuangkan hak rakyat,” tegasnya.
Tudingan Terhadap Kampanye Negatif
Ahmad menduga narasi "Tangkap Ahmad Khozinudin" didalangi oleh buzzer yang disewa pihak-pihak tertentu untuk menyerang pribadinya. “Mereka tidak bisa membantah argumentasi hukum saya, jadi mereka menyerang pribadi. Saya yakin ini permainan Aguan dan Anthoni Salim,” ungkapnya.
Namun, Ahmad menegaskan, serangan ini tidak akan melemahkan perjuangannya. “Kalian salah kalau mengira tekanan seperti ini bisa menjatuhkan mental saya. Saya telah berikrar untuk membela rakyat dan melawan keserakahan oligarki,” katanya.
Seruan Penangkapan Oligarki
Ahmad menutup pernyataannya dengan seruan agar perhatian diarahkan kepada aktor-aktor yang menurutnya merusak negara. “Kalau mau mengedarkan narasi tangkap, seharusnya tangkap Aguan dan Anthoni Salim. Mereka inilah yang mengubah NKRI menjadi NKRA—Negara Kesatuan Republik Aguan/Anthoni.”
Ahmad Khozinudin menegaskan komitmennya untuk melawan segala bentuk perampasan hak rakyat, baik di darat maupun di laut. “Kami tidak akan pernah gentar menghadapi siapa pun yang berusaha menghalangi perjuangan untuk keadilan,” pungkasnya.
Kejadian ini mengingatkan kembali pada masa-masa lalu, dimana begitu masifnya para buzzer dalam membela Oligarki, Pertanyaannya, apakah buzzer saat ini sama dengan buzzer masa lalu?[]
COMMENTS