Pertemuan al Julani amerika inggris
AL-JULANI DAN DINAMIKA POLITIK SURIAH: ANTARA DIPLOMASI BARAT DAN PENERAPAN SYARIAH
Pertemuan antara Abu Mohammad al-Julani, pemimpin Hay'at Tahrir al-Sham (HTS), dengan delegasi Amerika Serikat dan Inggris di Damaskus baru-baru ini menarik perhatian dunia internasional. Pembicaraan yang berlangsung meliputi berbagai isu, termasuk transisi politik, pemulihan ekonomi, dan hubungan diplomatik. Namun, di tengah upaya diplomatik ini, al-Julani menghadapi tantangan besar terkait tuntutan penerapan syariah Islam serta desakan untuk membebaskan tawanan yang masih ditahan oleh kelompoknya.
Fakta Pertemuan dengan Amerika Serikat
-
Pencabutan Hadiah untuk Kepala Al-Julani
Salah satu keputusan penting dalam pertemuan antara delegasi Amerika Serikat yang dipimpin Barbara Leaf dan al-Julani adalah pencabutan hadiah senilai $10 juta untuk kepala al-Julani. Langkah ini menandakan perubahan kebijakan yang cukup signifikan terhadap HTS, meskipun status HTS sebagai organisasi teroris tetap tidak berubah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Amerika Serikat membuka saluran diplomatik, mereka masih menggunakan status teroris HTS sebagai tekanan. -
Diskusi Transisi Politik dan Ekonomi
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak juga membahas pentingnya pembentukan pemerintahan inklusif di Suriah yang dapat menghormati hak-hak minoritas dan perempuan, serta penghapusan senjata kimia. Fokus utama dari diskusi ini adalah pemulihan ekonomi Suriah yang telah hancur akibat perang saudara. Delegasi AS menyatakan bahwa pencabutan sebagian sanksi terhadap Suriah mungkin terjadi, tergantung pada bagaimana proses transisi tersebut berkembang.
(Sumber: Liputan6)
Fakta Pertemuan dengan Inggris
Menyusul langkah Amerika Serikat, Inggris juga mulai menjalin kontak diplomatik dengan HTS:
-
Dukungan untuk Transisi Damai
Pemerintah Inggris, melalui Menteri Luar Negeri David Lammy, menyatakan bahwa Inggris mendukung upaya transisi damai di Suriah, termasuk dengan kelompok-kelompok pemberontak seperti HTS. Inggris juga menyarankan bahwa peran HTS dalam masa depan Suriah perlu diakui jika mereka dapat berkomitmen pada proses damai dan pemerintahan yang inklusif. -
Keinginan Membangun Hubungan Regional
Inggris mendukung inisiatif HTS untuk membangun hubungan diplomatik dan strategis dengan negara-negara tetangga Suriah, terutama Turki. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat stabilitas kawasan dan mengatasi ancaman dari kelompok ekstremis lainnya.
(Sumber: Tempo)
Fakta tentang Tawanan dan Demonstrasi
-
Demonstrasi Istri Tawanan
Di wilayah Idlib, istri dari tawanan yang ditahan oleh HTS menggelar demonstrasi besar-besaran, menuntut pembebasan suami mereka. Mereka menuduh HTS tidak lagi mempertahankan prinsip-prinsip dasar perjuangan Islam, dengan menahan individu yang mendukung penerapan syariah. Demonstrasi ini mencerminkan ketidakpuasan sebagian kalangan terhadap kebijakan HTS yang dinilai telah melenceng dari prinsip awal perjuangan. -
Sikap HTS terhadap Tawanan
Al-Julani membela tindakan HTS dengan alasan bahwa penahanan tawanan bertujuan untuk menjaga stabilitas dan keamanan di wilayah yang dikuasai mereka. Namun, langkah ini juga dianggap oleh sebagian pihak sebagai bukti pragmatisme HTS yang mulai menjauh dari agenda ideologis mereka demi mencapai kestabilan politik dan mendukung transisi damai.
(Sumber: Middle East Eye)
Tuntutan Syariah dari Mujahidin dan Rakyat Suriah
-
Tekanan dari Mujahidin dan Ulama Lokal
Banyak kelompok mujahidin dan ulama di Suriah menyerukan agar HTS kembali menegakkan syariah sebagai dasar pemerintahan. Mereka menganggap penerapan syariah sebagai langkah yang tepat untuk mengatasi krisis moral dan sosial yang melanda Suriah pasca-perang. Meski demikian, HTS menyatakan bahwa penerapan syariah secara penuh akan dilakukan secara bertahap, dengan mempertimbangkan situasi politik yang kompleks di Suriah saat ini. -
Harapan Rakyat
Sebagian besar rakyat Suriah yang tinggal di wilayah yang dikuasai HTS menginginkan penerapan syariah sebagai solusi untuk memperbaiki situasi negara mereka. Namun, mereka juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa penerapan syariah secara mendalam bisa menyebabkan isolasi internasional yang akan memperburuk krisis ekonomi yang sedang terjadi.
(Sumber: Al Jazeera)
Kesimpulan: Arah Pemerintahan yang Dibentuk Al-Julani
Berdasarkan pertemuan dengan Amerika Serikat, Inggris, serta tuntutan dari rakyat dan mujahidin, dapat disimpulkan bahwa pemerintahan yang dipimpin oleh al-Julani kemungkinan besar akan memiliki karakteristik sebagai berikut:
-
Moderasi dalam Penerapan Syariah
Meskipun syariah tetap menjadi dasar hukum, HTS cenderung menerapkannya secara bertahap, dengan menyesuaikan situasi politik domestik dan internasional. Hal ini menunjukkan bahwa al-Julani lebih pragmatis dalam menyikapi tantangan politik dan ekonomi yang dihadapi Suriah saat ini. -
Pemerintahan Inklusif
HTS berusaha membangun pemerintahan yang inklusif dan menghormati hak-hak minoritas dan perempuan, untuk memenuhi syarat-syarat yang diminta oleh negara-negara Barat, seperti Amerika dan Inggris. Ini mengindikasikan bahwa meskipun mereka berpegang pada prinsip Islam, HTS cenderung mencari cara untuk menjaga hubungan internasional dan stabilitas politik. -
Fokus pada Pemulihan Ekonomi
Pemulihan ekonomi Suriah, termasuk pencabutan sanksi internasional, menjadi salah satu prioritas utama al-Julani. Dalam hal ini, HTS berharap untuk mendapatkan dukungan dari Barat agar bisa membangun kembali negara yang hancur akibat perang saudara. -
Pragmatisme Politik
Secara keseluruhan, sikap al-Julani menunjukkan pendekatan pragmatis. Mereka lebih mengutamakan stabilitas domestik dan hubungan internasional, mengesampingkan ideologi tertentu demi mencapai tujuan jangka panjang yang lebih realistis.
Keberhasilan al-Julani dalam menavigasi tuntutan internasional dan domestik akan sangat memengaruhi bagaimana Suriah akan berkembang dalam beberapa tahun mendatang. Apakah Suriah akan dapat membangun negara yang stabil yang mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam dengan dinamika politik modern, hanya waktu yang akan menjawab.
Sumber berita yang digunakan untuk artikel ini antara lain:
COMMENTS