Fatwa Haram Golput
Sebelumnya, kita mesti mengerti bhw dalam batas pandangan kebanyakan orang, baik awam maupun terpelajar, tatanan dunia yang saat ini ada, dengan berbagai ragam opsi yang ditampilkannya, merupakan semesta kemungkinan yang lengkap, tak menyisakan alternatif lain di luarnya. Mereka tidak melihat wajah dunia yang sekarang sebagai suatu corak unik. Tak terpikirkan oleh mereka bahwa dunia dapat ditata dan dibentuk dengan corak yang sama sekali berbeda.
Hanya kaum "revolusioner", baik berhaluan "kiri" maupun "kanan", yang dapat melihat kenyataan dari "atas" kemudian terbebas dari "pagar-pagar" yang -sadar/tidak- telah ditegakkan oleh status quo sebagai batas-batas kemungkinan yang mustahil ditembus.
Meski agak terlalu menyederhanakan, namun contoh kecil ini mungkin dapat sedikit membantu : di zaman orde baru, rakyat hanya memiliki 3 pilihan dlm pemilu: PPP, Golkar dan PDI. Itu pun, para pegawai negeri -dgn bangga- merasa wajib untuk memilih Golkar.
Sementara kaum yang sadar dapat memahami bahwa semua pilihan tersebut hanyalah mekanisme jadi-jadian untuk memperpanjang umur orde baru dan menolak untuk menikmati isapan jempol, kebanyakan orang justru melihatnya sebagai kemestian, mereka tak melihat alternatif lain untuk berpartisipasi dalam politik kecuali memilih satu dari tiga alternatif yang disediakan. "Siapa yang tidak memilih maka dia termasuk orang yang pasif, tak berperan", begitu yang tertanam di benak kebanyakan orang.
Maka dari itu, ketahuilah, bahwa "bertengkar" soal "pilihan mencoblos" dengan kebanyakan saudara kita yang terkena "genjutsu" itu akan sia-sia, sebelum kita mampu menunjukkan dan menyepakati bahwa tatanan dunia yang ada bukanlah kemestian, bahkan malah menyelisihi tatanan yang seharusnya ditegakkan oleh umat Islam.
Kemudian menyepakati bahwa seharusnya kita segera lepas dari itu semua, kemudian menuju tatanan dunia yang sama sekali berbeda, yaitu tatanan kehidupan yang 100% berpijak kepada akidah Islam (meski kesempurnaan hanya milik Allah), dan segala urusan dijalankan di atas rel Islam (meski tak ada manusia yang ma'shum selain para nabi), dalam suatu sistem yang sengaja ditegakkan untuk menerapkan, melindungi dan menyebarkan Islam.
By Ramane Ranu
COMMENTS