Film Dirty Vote
Oleh : Ahmad Khozinudin | Sastrawan Politik
Penulis tidak tahu, alasan apakah yang melatari film Dirty Vote ditayangkan 11 Februari 2024, tepat hari pertama masa tenang Pemilu, sampai 13 Februari 2023 jelang pencoblosan (14/2). Secara analisis media, bisa saja opininya akan masif dan videonya akan viral, karena tidak akan bercampur atau benturan dengan jadwal Kampanye Paslon.
Kalau film ini tayang pada 10 Februari, pastilah penontonya sedikit. Karena tanggal 10, konsentrasi penonton terbelah ke Gelora Bung Karno dan JIS, tempat kampanye Paslon 03 dan 01.
Terbukti, penonton video Dirty Vote ini luar biasa tinggi. Baru 21 jam tayang, film ini telah ditonton 3,3 juta penonton, 254 ribu like dan 35 ribu komentar. Akun Dirty Vote yang baru dibuat, langsung melejit memiliki 75,8 ribu Subscriber. Dan ini belum akan berhenti, jumlah penontonya diprediksi akan terus naik.
Namun, justru yang penulis fikirkan bukan terkait analisis medianya. Bukan analisis tentang potensi tingginya penonton saat tayang di hari tenang.
Meski hari tenang, karena tayangan film Dirty Vote, banyak yang merasa tidak tenang. Suasananya malah mencekam. Yang curang, dan yang diuntungkan dengan kecurangan, mulai gelisah karena kecurangannya telah terendus, bahkan ketangkap basah.
Mereka mulai berusaha untuk menutupi kecurangan. Membuat konferensi pers, tuduh film Dirty Vote menyebar fitnah, hanya asumsi, tidak intelek, dll.
Tapi, yang lebih gelisah adalah kita semua segenap rakyat Indonesia. Kita semua merasa gelisah, dengan masa depan Indonesia pasca Pemilu.
Kita semua gelisah, karena proses Pemilu yang kotor mustahil mendapatkan hasil yang bersih. Kalau kita mendapati kecurangan dalam Prosesnya, bagaimana mungkin kita mendapati keadilan dari hasilnya?
Kalau prosesnya kotor, apa mungkin tujuannya hanya sekedar itu? Tujuan curang itu menang. Tak mungkin, hanya curang dalam proses, tetapi akan jujur dalam penghitungan dan pengumuman pemenang.
Sudah terbayang, pasca Pemilu akan terjadi banyak protes karena Pemilu curang. Sudah terbayang, pembelahan anak bangsa berlanjut pasca Pemilu.
Kita semua patut khawatir, suasana mencekam pasca Pemilu 2019 akan terulang. Banyak KPPS yang meninggal, demo tang direpresi aparat, korban yang dirawat RS hingga meninggal dunia, juga yang berujung penjara.
Hari tenang ini, rasanya malah jadi hari yang mencekam. Kita semua menjadi galau akan masa depan bangsa ini, hanya karena ulah kerakusan kekuasaan, ambisi elit dan para politisi. Lalu, kapan rakyat akan sejahtera? [].
COMMENTS