Kenakalan remaja sistemik
Oleh : Mita Nur Annisa (Pemerhati Sosial)
Makin beragam kekerasan yang terjadi dalam dunia remaja. Kekerasan seolah menjadi solusi dari setiap persoalan bagi anak muda, adu ketangkasan, persoalan kecil namun gigih dalam bertindak anarkis. Jiwa anak muda terus tergerogoti oleh kehidupan sekuler yang membuat minim akhlak dan perilaku.
Dilansir dari detiknews.com (24/03/2023), polisi menangkap tiga ABG diduga pelaku yang membacok siswa SMP berinisial ARSS (14) hingga tewas di Sukabumi, Jawa Barat. Tiga anak tersebut berhadapan dengan hukum ialah DA (14), RA alias N (14), dan AAB alias U (14).
Peristiwa pembacokan ini membuat geger karena korban merupakan target kedua kali dan pembacokannya ditayangkan secara langsung via Instagram. "Dalam waktu singkat, kami mengamankan tiga orang anak. Kami mengharapkan kejadian ini kejadian terakhir, di mana ada seorang anak yang karena perbuatannya itu kemudian harus berhadapan dengan hukum," ujar Kapolres Sukabumi Kota AKBP SY Zainal Abidin.
adanya Tawuran berkedok perang sarung nyaris terjadi di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu dini hari (25/3/2023). Tiga titik menjadi lokasi rencana aksi ini yakni Lapang Sekarwangi, Desa Karangtengah, dan Kampung Gaya Ika (Kelurahan Cibadak).
Ketua Karang Taruna Cibadak Teguh Pramudya (38 tahun) mengatakan dirinya menerima laporan dari warga soal adanya dugaan rencana tawuran berkedok perang sarung itu pada Sabtu sekira pukul 00.00 WIB. Namun, Teguh menyebut tawuran ini cenderung menggunakan senjata tajam. Sukabumi.update com (25/03/2023)
Ini sebagian dari banyaknya rententan bukti rusaknya kondisi generasi saat ini. Hidup yang jauh dari aturan semakin membuat mereka tidak terkendali dalam mengekspresikan diri. Sehingga mudah terjerumus kepada hal-hal buruk dan sadis. Lantas harusnya menjadi pertanyaan mengapa kekerasan pada generasi makin marak terjadi? Tentu harus mencari solusi yang menyelesaikan tidak hanya di permukaan namun sampai pada akar permasalahan.
Paham sekularisme sumber kerusakan , paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Perintah dan larangan agama hanya difungsikan untuk kehidupan pribadi. Dalam berkehidupan secara menyeluruh standar aturan yang digunakan berasal dari akal manusia yang terbatas. Paham liberal menjadikan kehidupan yang bebas tanpa arahan membuat tidak terkendali. Parahnya mereka melakukan dengan sadar tanpa rasa takut dan dosa. Pola pikir dan sikap yang tidak islami, semakin menjauhkan manusia dari tujuan utama yakni beribadah kepada Allah Swt.
Dalam dunia pendidikan berbasis sekularisme, tidak lagi untuk menimba ilmu melainkan bagaimana mempersiapkan tenaga kerja bagi kebutuhan industri dan para penguasa kapitalis. Karena sekularisme juga membuat minimnya waktu dan pembelajaran agama di dunia pendidikan. Agama hanya dijadikan urusan pribadi. Alhasil kurikulum yang diterapkan terpisah dari akidah Islam. Pembahasan materi ajaran Islam yang sempit tidak membahas secara menyeluruh. Hal ini menjadikan anak didik menjadi buta pemahaman tentang agama sehingga sering melakukan tindakan moral dalam penyelesaian setiap permasalahan dan bebas dalam berperilaku.
Begitu pun sekularisme telah mengoyak tatanan keluarga. Ada orang tua yang membiarkan anaknya bebas tanpa bekal pemahaman agama. Kerap kali memanjakan anak dengan kebutuhan materi serta keinginan yang terus dipenuhi. Ditambah dengan kondisi generasi hidup dalam Kungkungan yang berasaskan sekuler.
Islam memberikan solusi terbaik dalam menghentikan kekerasan remaja. Islam mencetak generasi emas yang cemerlang. Sebab sistem Islam menjadikan akidah Islam sebagai dasar dalam menentukan segala hal dalam kehidupan. Kurikulum Islam juga mampu mencetak generasi yang berkepribadian Islam sehingga mempunyai tameng dalam menjauhkan diri dari perbuatan anarkis, penganiayaan, pelecehan dan lainya bahkan anak disibukkan untuk fokus dalam belajar.
Dalam Islam, peran masyarakat juga penting dalam hal beramar makruf nahi mungkar. Dengan begitu lingkungan menjadi baik untuk anak-anak karena mereka melihat langsung praktik dan penerapan aturan agama. Selain itu daulah Islam juga mengatur media. Media memiliki fungsi yang strategis sebagai sarana edukasi masyarakat agar mereka semakin paham syariat.
Dan hukum-hukum Islam yang diterapkan juga berlaku kepada mereka yang telah mencapai usia balig. Jadi jika ada yang melakukan pelanggaran syariat Islam dan pelakunya telah balig imaka uqubat wajib dikenakan kepada mereka.
Hukum yang di berikan tersebut agar terdapat rasa jera pada para pelaku dan masyarakat sehingga dari sinilah masalah kenakalan remaja mampu diselesaikan dengan Islam. Maka hal ini akan tercapai apabila aturan Islam secara Kaffah diterapkan dalam kehidupan.
Wallahu a’lam bishawab
COMMENTS