Nasib srilanka indonesia
Oleh; Naimatul-jannah | Aktivis Muslimah Asal Ledokombo-Jember
Sri Lanka kini mengalami krisis ekonomi terburuk sejak merdeka pada 1948. Bahkan Sri Lanka telah menyatakan gagal bayar utang luar negeri senilai 51 miliar dollar AS atau sekitar Rp755 triliun. Oleh karena itu, Sri Lanka secara resmi meminta bantuan keuangan darurat dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Sehingga menyebabkan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyatakan mundur dari jabatannya Senin (11/7/2022). Pengumuman ini disampaikan Juru Bicara Kantor Perdana Menteri negara tersebut. Rajapaksa disebut-sebut akan menyerahkan surat resmi pengunduran dirinya kepada parlemen, Rabu (13/7/2022), sebagai syarat sah seperti disebutkan konstitusi Sri Lanka. Sebelumnya, keputusan mundur ini terjadi setelah ribuan pengunjuk rasa mengambil alih istana kepresidenan dan menduduki kediaman perdana menteri. Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebelumnya juga pernah menyatakan akan mundur dari jabatannya.
Lantas apa penyebab Sri Lanka jatuh ke dalam krisis ekonomi?
Salah Urus Perekonomian Negara
Sri Lanka memilih fokus menyediakan barang untuk pasar domestik daripada mencoba masuk ke luar negeri. Hal itu menjadikan pendapatan dari ekspor rendah, sementara tagihan impor terus bertambah
Proyek Mewah yang Terbengkalai
Sri Lanka menghabiskan banyak uang untuk proyek infrastruktur dari pinjaman China, yang menambah utang negara
Efek Pandemi
Sektor pariwisata adalah penghasil mata uang asing terbesar di Sri Lanka. Namun pandemi Covid-19 memengaruhi pariwisata dan kedatangan turis yang biasanya berkunjung ke Sri Lanka
Larangan Impor Pupuk
Pemerintah Sri Lanka melarang impor pupuk kimia dan meminta petani menggunakan pupuk organik produk lokal. Akibatnya, para petani gagal panen dan pemerintah harus menambah stok makanannya dari luar negeri sehingga membuat kondisi kekurangan mata uang asing semakin parah
Akankah Indonesia Bernasib Sama Seperti Sri Lanka?
Menurut Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, menyebut, peristiwa di Sri Lanka bisa saja juga dialami Indonesia. Alasannya, Indonesia disebutnya juga mengalami gejala yang sama dengan Sri Lanka. Sebab ia menilai, pemerintah Indonesia juga terkesan gagal urus negara, utang menumpuk, dan tidak sedikit proyek pemerintah memberatkan keuangan negara.
"Jokowi bisa saja bernasib seperti Rajapaksa di Sri Lanka jika dia juga gagal urus negara. Apalagi jika utang terus menumpuk dan negara bangkrut," ujarnya kepada RMOL, Minggu (10/7/2022). Muslim pun mengingatkan utang Indonsia yang saat ini sudah mencapai Rp7 ribu triliun lebih. Di sisi lain, pemerintah terus membangun proyek yang mahal dan tidak sedikit proyek yang sudah jadi dijual untuk membayar utang. "Ini adalah tanda-tanda kebangkrutan negara," tegasnya.
Muslim juga menyebut Jokowi harus berhati-hati karena peristiwa di Sri Lanka bisa saja terjadi di Indonesia. "Tidak dapat dielakkan jika negara bangkrut dan gagal bayar utang karena gagal urus negara, Jokowi bisa bernasib seperti Rajapaksa Sri Lanka," kata Muslim. Seharusnya, sambung Koordinator Indonesia Bersatu ini, kasus di Sri Lanka dijadikan pembelajaran oleh Jokowi bahwa adanya kegagalan kepemimpinan dan mengurus negara.,
Bagaimana solusi Islam mencegah krisis ekonomi?
Islam memiliki solusi yang bersifat sistemik untuk menghadapi krisis, yang kita kenal dengan sistem ekonomi Islam. Tidak hanya parsial. Dalam Sistem Ekonomi Islam, telah ditunjukkan bahwa dalam mengatur ekonomi itu harus diawali dengan menata pembagian kepemilikan ekonomi secara benar. Pembagian kepemilikan dalam ekonomi Islam itu ada tiga, yaitu: kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara.
Pembagian kepemilikan ini sangat penting agar tidak terjadi hegemoni ekonomi, yaitu hegemoni dari pihak yang kuat, menindas pihak yang lemah. Hegemoni itu dapat terjadi, di antaranya adalah disebabkan oleh terjadinya pencaplokan sektor kepemilikan umum (misalnya), oleh pihak yang tidak semestinya. Seperti pencaplokan kepemilikan umum oleh pihak swasta, baik swasta dalam negeri maupun luar negeri. Contohnya, seperti pencaplokan sektor tambang, gas, minyak bumi, kehutanan, sumberdaya air, jalan umum, pelabuhan laut, bandara dan sebagainya oleh pihak swasta, sehingga ekonomi mereka menjadi kuat, menggurita dan selanjutnya akan menghegemoni.
Selanjutnya, jika pembagian kepemilikan ini sudah tegas dan benar, Sistem Ekonomi Islam akan mengatur bagaimana pembangunan dan pengembangan ekonomi yang benar, yaitu harus bertumpu pada pembangunan sektor ekonomi riil dan bukan sektor ekonomi non riil. Dengan itu insya Allah krisis demi krisis ekonomi tidak akan terjadi lagi.
Pilar terakhir dari ekonomi Islam adalah distribusi harta kekayaan oleh individu, masyarakat, maupun negara. Adanya pilar ekonomi ini, insya Allah ekonomi Islam akan menjamin bahwa seluruh rakyat Indonesia akan terpenuhi semua kebutuhan asasinya (primer). Sistem Ekonomi Islam juga menjamin bagi seluruh rakyatnya untuk dapat meraih pemenuhan kebutuhan sekunder, maupun tersiernya. Paling tidak itulah gambaran globalnya.
WalLahu a’lam. []
COMMENTS