Rusia VS Ukraina
Oleh : Waryati (Pemerhati Kebijakan Publik)
Belakangan ramai diperbincangkan menyikapi invasi Rusia terhadap Ukraina. Mengatakan di mana suara umat muslim berada. Perkara menyatakan keberpihakan memang bukanlah perkara sulit. Cukup menyebut A atau B sudah menjadi penentu posisi suara.
Namun, sebagai umat yang meyakini bahwa setiap pilihan dan keberpihakan kan dipintai pertanggungjawaban, harus hati-hati dalam menyatakan pendapat. Umat Islam adalah umat terbaik. Umat besar pemain peradaban yang tak terkalahkan. Pada masanya telah membuktikan kedigjayaan dan kecemerlangan dalam berfikir dan bertindak. Dengan demikian, harus ada kehati-hatian dalam menyikapi, menyatakan dan menentukan keberpihakan.
Perlakuan negara barat kepada umat muslim selama ini, harusnya menjadi tolok ukur dalam menyatakan sikap kita kepada mereka. Tak satu pun negara Eropa menyatakan keberpihakan terhadap umat muslim, sekalipun berjuta umat di seluruh belahan dunia mengalami penghinaan, penyiksaan, dan pembunuhan tanpa haq.
Rusia adalah salah satu negara yang memerangi muslim sejak eranya masih bernama Uni Soviet. Atas nama kerja sama dengan China, Rusia yang termasuk mendiamkan China atas perlakuannya menyiksa muslim Uyghur di Xinjiang. Rusia pun melakukan kontrol di negara-negara pecahan Soviet untuk membungkam dakwah Islam dan menangkapi aktivis muslim untuk dipenjarakan di penjara yang tidak manusiawi di bawah payung SCO (Shanghai Cooperation).
Tak berbeda jauh dengan Rusia. Selama ini, Negara Ukraina telah menjadi sekutu negara-negara yang selalu memusuhi muslim. Diantara negara sekutunya ialah Amerika Serikat, Jepang, Polandia, Perancis dan Kanada. Terutama Amerika dan Perancis adalah negara yang nyata melakukan permusuhan dan perlawanan kepada umat muslim.
Adapun keberadaan tentara Chechnya pendukung Rusia tak lebih sebagai dukungan keliru dan salah tempat. Justru dukungan terhadap Rusia menampakkan siapa mereka sesungguhnya. Kadyrov adalah Presiden Chechnya yang dilantik atas penunjukan Presiden Vladimir Putin. Dengan tangan besinya pasukan Kadyrov telah melakukan penyiksaan dan pembunuhan di luar proses hukum terhadap kelompok muslim Chechnya sebagaimana dituduhkan kelompok HAM Internasional.
Jadi antara Rusia dan Ukraina bukanlah pilihan untuk umat menyatakan suara keberpihakan. Sekalipun tentara muslim Chechnya diturunkan untuk membela Rusia. Apalah arti kekuatan tentara muslim jika tidak diperuntukkan membela saudaranya yang tertindas. Ke mana mereka saat Suriah di bombardir Amerika. Di mana mereka ketika Afganistan mengalami penyerangan berpuluh tahun dan menyebabkan kehancuran.
Fokus muslim saat ini harus tentang bagaimana melakukan perubahan untuk dirinya dan untuk umat dengan menyampaikan dakwah ke tengah masyarakat. Terlalu berharga suara umat jika hanya dipakai tuk menghitung seberapa banyak keberpihakan terhadap ke dua negara yang sedang berkonflik. Ada hal lebih penting yang harus umat lakukan, yaitu bersetrategi memahamkan umat tentang pentingnya menegakkan Daulah Islam.
Fokus pada tujuan utama sehingga tak mudah dimanfaatkan pihak mana pun, itulah yang harus umat muslim lakukan. Umat terbaik di masanya, akan terwujud menjadi umat terbaik pula dikala persatuan muslim di dunia dapat diwujudkan saat ini. Alhasil, segala macam upaya yang dilakukan negara-negara barat dan sekutunya tuk menghancurkan negeri-negeri Islam dapat dilawan dengan adanya kekuatan dahsyat pelindung umat, yaitu Daulah Islamiyah.
Wallahua'lam.
COMMENTS