diskriminasi muslim india
Oleh : Ana fatih
Lioness! Brave! Ungkapan yang berbentuk dukungan dan kekaguman mengalir dari nitizen bahkan seluruh dunia kini sedang membicarakannya. Muskan Khan. Sosok mahasiswi di Karnataka, negara bagian Uttar Pradesh yang viral di sosial media karena aksi heroiknya menghadapi sekelompok preman Hindu sayap kanan yang memperolok-olok hijabnya bahkan ingin menghampirinya. Ia seorang diri menghadapi ramainya para preman tersebut dengan pekikan takbir yang menyita perhatian dunia khususnya umat Islam.(bbc.com)
Parahnya, setelah peristiwa tersebut terjadi, bukan membuat kelompok Hindu sayap kanan atau ektremis India meriang dengan kecaman dunia. Bahkan, beberapa hari terakhir, banyak video yang menunjukkan aksi penolakan hijab di India semakin menggila. Beberapa video yang menunjukkan para guru dan siswa berhijab dan jilbab dari rumah, sesampai di gerbang sekolah harus dibuka dan memakai pakaian sari melilit ala khas wanita hindu India.
Padahal, aksi protes dengan menaikkan tagar yang jadi trending topik untuk seruan pemecatan terhadap kepala sekolah tinggi wanita Karnataka, karena melarang mahasiswi berhijab masuk kelas juga telah dilakukan. Demontrasi oleh mahasiswa Universitas Aligarh juga terjadi. Namun kelihatannya, justru aksi kebencian dan kekejaman kian marak dan berani menyerang Muslimah. Ada juga sekelompok Hindu terekam menyiram mahasiswi Muslimah yang memakai hijab dan burka.
Konflik kekerasan dan kekejaman yang dilakukan oleh kelompok Hindu ekstrem di India terhadap umat Islam bukanlah kali pertama terjadi. Juga bukan karena kebencian individu semata. Namun menurut salah satu pakar Liguistik terkenal dunia, Noam Chosmsky, bahwa kekejaman yang menimpa umat Islam di India dilakukan sebenarnya secara sistemik. Artinya, direstui oleh rezim yang berkuasa di India. Meskipun terlihat pelakunya selalu sekelompok Hindu ekstremis, namun diamnya pemerintah India membuktikan hal tersebut mendapat dukungan penuh.
Insiden pelarangan hijab yang kini sedang menjadi issu hangat di India berawal dari kota Karnataka, Uttar Pardesh. Uttar Pradesh yang didomoniasi oleh mayoritas kelompok Hindu sayap kanan ekstremis sangat sering mengangu masyarakat minoritas (baca: kaum Muslim) yang ada di sana.
Biasanya, jargon yang mereka paksakan dan pekik saat menganggu umat Islam adalah “Jai Shri Ram”. Mereka mengejar dan mengolok-olok kaum Muslim dengan slogan tersebut bahkan juga mengatakan “pergilah ke negaramu" (Pakistan). Seolah-olah, warga Muslim yang ada di India adalah pengungsi atau imigran atau penumpang gelap dari negara Pakistan.
Sudah tidak terhitung lagi, korban persekusi, pemukulan, bahkan pembunuhan terhadap individu Muslim di India di bebebapa negara bagiannya khususnya Uttar Pradesh. Bahkan, bulan lalu adanya seruan genosida terhadap umat Islam di sana mencerminkan dengan jelas bahwa penyakit islamofobia di sana kini sedang dalam stadium empat yang mematikan.
Setiap hari, kaum Muslim hidup dengan ketakutan di bawah rezim BJP, Narendra Modi. Rezim yang dunia kini saksikan sangat brutal dan kejam. Belum lagi kondisi Kashmir yang terus ditekan dan dijajah baik secara fisik maupun politik. Konflik dalam negara India yang sudah tercatat sejarah tanpa solusi hingga kini. Derita umat Islam di Kahsmir dan wilayah negara bagiannya, sangat wajar jika menimbulkan ketakutan.
Ketakutan akan perlakuan kelompok ekstremis yang kasar dan barbar, tentu bukanlah perkara yang salah dan memalukan. Siapapun, pasti punya rasa takut jika hidup di bawah tekanan politik dan senjata yang dilakukan secara sistemik oleh negara tempat ia tinggal dan hidup.
Insiden yang menimpa Muskan Khan juga tidak jauh dari kata “takut”. Saat sekelompok massa Hindu ekstremis mendekatinya dan mengolok-olok dengan beramai-ramai, tentu ia sangat ketakutan diserang seorang diri tanpa ada yang peduli. Muskan Khan mengakui hal tersebut dalam sebuah wawancara exclusive bersamanya, yang dilansir oleh BBC Urdu.
Saat ditanya, kenapa ia meneriakkan takbir dengan lantang dan begitu beraninya sendiri melewati sekelompok masssa yang terlihat ingin menerkam, Muskan Khan mengatakan bahwa teriakan itu muncul dari rasa ketakutan dirinya dan memekik takbir sebagai cara untuk membangkitkan keberaniannya. Ia yakin bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong.
Peluang Kebangkitan Umat Islam di India
Pasca peristiwa dukungan terhadap mahasiswi Muslimah di Karnataka yang dilarang berhijab, persekusi semakin marak kini terjadi terhadap umat Islam khususnya Muslimah. Namun apa yang terjadi? Apakah umat Islam takut dengan persekusi dan pelarangan hijab tersebut?
Ternyata tidak. Beberapa video yang beredar menunjukkan semakin massifnya aksi turun ke jalan menyatakan dukungan terhadap pemakaian hijab. Bahkan sebuah video kini juga sedang viral saat seorang ayah membawa anaknya kembali dari sekolah daripada harus membuka hijabnya. Bagi mereka hijab lebih utama daripada pergi ke sekolah yang melarang kewajiban berhijab. Artinya, perlawanan justru semakin kuat.
Bukan hanya itu, diskusi politik di kalangan elit partai dan pejabat negara India pun membincangkan situasi yang memanas ini. Isu Islamofobia diangkat sebagai fakta bahwa itulah yang sedang melanda secara sistemik di bawah partai berkuasa BJP, Narendra Modi.
Meskipun sebagian terlihat ingin menggiring opini islamfobia atau peristiwa pelarangan hijab ke dalam isu pemilu negara bagian yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, namun yang terpenting adalah, kini seluruh masyarakat India baik Muslim dan non-Muslim sedang berbicara tentang hijab sebagai ajaran Islam juga hak asasi yang secara hukum juga telah dilegalkan oleh rezim India. Sehingga dukungan terus mengalir terhadap umat Islam di India. Baik dari wialayah India sendiri juga dunia.
Kecaman demi kecaman sedang membanjiri rezim India dari banyak negara. Karena kejahatan yang dilakukan sudah diambang batas. Sejak peristiwa pelarangan hijab dan aksi heroik Muskan Khan, India telah membangunkan singa-singa yang selama ini pingsan. Singa-singa yang merupakan keturuman sang penakhluk dan pemimpin tangguh seperti Muhammad bin Qashim, Aungrangzeb, dan Syah Jehan.
Dunia mungkin sedang lupa bahwa India adalah tanah kaum Muslim yang dirampas kelompok Hindu pasca perang dunia kedua setelah Inggris meninggalkannya. Kelompok Hindu merasa berkuasa dengan Hindustan lalu membaginya bersama para politisi pengkhianat dengan membaginya menjadi Pakistan juga Bangladesh. Walhasil, kaum Muslim selalu jadi korban.
Sungguh, peluang yang begitu besar di India untuk lahirnya kebangkitan dari peristiwa tersebut. Datangnya puncak ujian dan perjuangan menandakan dekatnya pertolongan Allah SWT. Tanpa adanya klimaks perjuangan, maka bagaimana kemenangan itu semakin terasa mendekat?
Bisa dibayangkan jika suara umat Islam di India saja yang berjumlah tidak kurang 250 juta meneriakkan takbir dan bersama-sama menuntut India kembali ke pangkuan syariat Islam seperti kejayaannya di bawah sistem pemerintahan Islam? Lalu disambut oleh tetangganya Pakistan hingga Bangladesh, juga Afganistan? Bayangkan, betapa luas dan luar biasanya potensi India dan negara tetangganya menjadi adidaya peradaban Islam di masa depan.
Semoga peristiwa pelarangan hijab, teriakan takbir Muskan Khan, dan protes umat Islam di India menjadi salah satu lahirnya peluang kebangkitan Islam di sana dan juga disambut oleh umat Islam lainnya di seluruh belahan dunia. Apalagi, karakter dasar penduduk India subkontinen adalah pemberani, tegas, dan lantang, merupakan modal yang bisa memperkaya potensi perjuangan mereka di sana. Wallahu a’lam bishshawab. []
COMMENTS