Fenomena Crazy Rich
By : Fathimah A S (Aktivis Dakwah Kampus)
Kemudahan teknologi tak hanya membawa pengaruh positif kepada kehidupan manusia, namun juga berefek negatif. Para pelaku kejahatan semakin kreatif membuat berbagai skema untuk melancarkan aksinya. Salah satunya adalah kasus penipuan berkedok investasi atau investasi bodong yang sedang ramai dibicarakan publik. Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi mencatat, total kerugian masyarakat akibat investasi bodong mencapai Rp 117,5 triliun dalam kurun waktu 10 tahun atau sejak 2011 hingga awal tahun ini (katadata.co.id, 21/02/2022).
Terkait kasus ini, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menengarai telah terjadi pencucian uang dalam kasus investasi bodong yang menyeret nama influencer yang kerap disebut ‘Crazy Rich’ (nasional.tempo.co, 06/03/2022). Salah satunya adalah kasus afiliator aplikasi binary option Binomo, Indra Kenz, atau yang kerap disebut crazy Rich Medan. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengategorikan Binomo termasuk golongan judi online yang berkedok trading (finance.detik.com, 18/02/2022). Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 8 korban, polisi menduga total kerugian yang dialami korban mencapai Rp 3,8 miliar (news.detik.com, 11/02/2022). Mengkritisi hal ini, ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing mengungkapkan bahwa masyarakat masih mudah tergiur dengan penawaran dan janji keuntungan yang tidak wajar dalam waktu cepat oleh para pelaku investasi bodong tersebut (katadata.co.id, 21/02/2022).
Investasi bodong dan perjudian yang telah berhasil membius publik merupakan bukti nyata atas kondisi rakyat dalam sistem kapitalisme hari ini. Mental generasi semakin rusak karena menjamurnya orang-orang yang berorientasi untuk menjadi crazy rich dengan cara instan. Padahal aktivitas tersebut erat dengan kerugian yang besar, tidak hanya berupa terkuras habisnya dana, tetapi juga waktu, tenaga, dan pikiran yang terbuang sia-sia. Akan tetapi, demi mendapatkan kekayaan yang berlipat ganda, mereka tidak akan berpikir panjang untuk melakukannya.
Fenomena ini tentu tidak boleh dibiarkan, karena merupakan sebuah masalah yang cukup merisaukan. Apabila ingin menyelesaikan masalah ini, negara tak cukup hanya dengan memblokir atau menindak pelaku investasi bodong dan judi online. Berkaca pada kasus-kasus sebelumnya, cara ini terbukti tak mampu membawa hasil yang berarti. Karena problem utama terkait hal ini adalah rusaknya orientasi di tengah-tengah masyakarat.
Rakyat hari ini banyak yang tak memahami batasan agama, sehingga mindset yang berkembang di masyarakat adalah melakukan segala upaya untuk meraup kekayaan sebanyak-banyaknya. Apabila terdapat jalan pintas untuk meraihnya, pasti akan dilakukan, tidak peduli lagi apakah aktivitas tersebut dapat merugikan atau membahayakan orang lain. Orientasi inilah yang harus diperbaiki di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat harus dicerdaskan terkait tujuan hidup mereka, bahwa ada keterkaitan antara hidup hari ini dengan kehidupan sebelum dan sesudah kehidupan dunia. Apabila telah hadir pemahaman yang benar, maka mereka akan berhati-hati dalam memilih cara untuk mendapatkan dan mengembangkan harta.
Rusaknya orientasi hidup tersebut disebabkan oleh sistem ekonomi kapitalisme yang sedang diterapkan hari ini. Prinsip ekonomi kapitalis adalah modal sekecil-kecilnya untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya, tanpa peduli bagaimna caranya. Ditambah lagi negara hari ini cenderung berperan sebagai regulator saja, dan melepaskan perannya sebagai pengelola urusan umat. Negara abai terhadap rusaknya mental generasi hari ini. Dalam kegiatan ekonomi juga begitu, negara berlepas tangan dan menyerahkannya pada mekanisme pasar bebas.
Walhasil, negara justru memfasilitasi bisnis ekonomi non riil seperti investasi dan trading semakin merajalela. Dengan demikian tidak mungkin masalah investasi bodong dan judi online karena ingin cepat kaya ini dapat terselesaikan dalam sistem kapitalisme. Satu-satunya solusi untuk mengatasinya adalah dengan penerapan sistem ekonomi yang berlandaskan akidah Islam, yang diterapkan bersama sistem-sistem lain yang juga berlandaskan akidah Islam. Penerapan sistem Islam yang menyeluruh ini hanya dapat terwujud dengan khilafah.
Khilafah akan menerapkan aturan-aturan yang berlandaskan akidah Islam. Nuansa ketakwaan akan selalu ditanamkan pada benak rakyatnya. Dengan sistem ekonomi islam, semua pintu lahirnya beragam bisnis rusak ala kapitalis, termasuk trading dan investasi non riil, ditutup rapat. Sebab berkembangnya sektor non riil menyebabkan roda ekonomi riil tidak bisa berjalan optimal. Sektor non riil ini juga diharamkan karena mengandung unsur riba dan spekulatif (judi).
Hal ini senada dengan firman Allah SWT:
Khilafah juga menerapkan sistem sanksi bagi yang melanggar. Sanksi ini memiliki dua fungsi, yaitu sebagai zawajir (pencegah) agar kejahatan tidak merajalela dan jawabir (penebus) siksa akhirat. Ini akan mampu meminimalisir munculnya kemaksiatan.
Tidak hanya itu, kebutuhan pokok seluruh rakyat berupa pendidikan, kesehatan, dan keamanan, dijamin pemenuhannya. Kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, dan papan dipenuhi dengan jalan menciptakan kondisi yang dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan tersebut, seperti menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menyediakan lapangan kerja yang melimpah. Di sisi lain sektor ekonomi riil bagi masyarakat yaitu pertanian, perdagangan, industri, dan jasa, akan dioptimalkan.
Dengan konsep Islam yang holistik ini, tercipta kesejahteraan bagi rakyat akan dapat diwujudkan, bukan hanya sekedar mimpi. Dengan penerapan Islam kaffah, tidak hanya masalah investasi bodong dan perjudian yang secara tuntas diatasi, tetapi masalah yang lain juga akan dapat diselesaikan. Maka, wajar jika kita merindukan tegaknya Islam kaffah. Dan sebagai seorang muslim sudah saatnya kita mendekat pada agama kita, yaitu dengan mengkaji Islam kaffah dan mendakwahkannya.
Wallahu A'lam Bi Shawwab
COMMENTS