ikn proyek oligarki
Oleh : Sutiani, A. Md (Aktivis Dakwah Muslimah)
Maraknya kebijakan yang tidak menguntungkan bagi rakyat terus saja terjadi hingga detik ini. Berbagai kezaliman yang terjadi saat ini menandakan bahwa penguasa di negeri ini sebenarnya memang tak pernah memiliki kemampuan untuk mengurusi rakyatnya. Belum usai masalah yang satu, kini rakyat harus dipusingkan dengan masalah yang lain. Penguasa di negeri ini pun sejatinya memang tidak pernah benar-benar serius dalam menyelesaikan permasalahan yang menimpa rakyatnya.
Seperti yang terjadi baru-baru ini, rakyat dihebohkan dengan keputusan pemindahan ibu kota negara di tengah bertaburan PHK dan kebutuhan pangan yang sulit. Namun sayangnya hal ini tidak membuat pemerintah prihatin lantaran dana yang seharusnya bisa dikucurkan untuk penanganan Covid-19 seperti bansos dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) malah diberikan kepada pemindahan ibu kota negara. (kompas.com, 19/01/2022).
Alih-alih ingin memberikan kesejahteraan bagi rakyat, pemindahan ibu kota baru akan menambah daftar panjang penderitaan bagi seluruh rakyat di negeri ini. Karena sejatinya pemindahan ibu kota negara adalah sebuah rancangan yang nantinya akan memberikan kekecewaan pada masyarakat, kini wabah pandemi Covid-19 yang belum usai dan virus varian baru Omicron mulai bertamu di negeri ini. Keputusan pemindahan ibu kota negara tentu tidak lain atas dasar kepentingan para pihak pemodal kapitalisme liberalisme. Dikucurkan dana ratusan triliun hanya demi kepentingan asing aseng semata.
Ibu kota negara baru yang kabarnya akan berada di Kalimantan sebelumnya adalah hutan yang sejuk dan merupakan paru-paru dunia karena memiliki oksigen yang berlimpah namun sekarang disulap menjadi ibu kota negara, kawasan industri dan ditanami berbagai tanaman kelapa sawit. Pihak penguasa kapitalisme tanpa peduli akibat yang akan ditimbulkan yaitu terjadi penggundulan hutan tepatnya di Kalimantan yang nantinya akan dapat mengalami banjir besar karena tidak mampu menyerap air yang lagi-lagi rakyat menjadi korban.
Ibu kota yang baru nantinya menjadi strategi penguasa kapitalisme liberalisme untuk melancarkan berbagai kebijakan sehingga rakyat tidak bisa beraksi protes karena faktor yang jauh dan membutuhkan dana yang besar. Ini jelas kepicikan mereka yang menjadi cikal bakal penderitaan baru bagi rakyat.
Belum lagi utang yang kian membengkak, tetapi pemerintah hari ini terus-menerus terjerat ribawi yang tak kunjung usai. Bagaimana keberkahan di dalam suatu negeri hadir jika masih banyak melakukan pelanggaran hukum Allah Swt.? Sumber daya alam yang melimpah namun sekedar nama sedangkan fungsi dan keuntungan sudah dialihkan kepada para pihak pemodal kapitalisme liberalisme. Padahal hutan termasuk salah satu tumbuhan pohon dari Sang Khalik yang tiap detik bertasbih memuji Allah Swt. sudah seharusnya kita menjaga dan merawatnya bukan malah memusnahkan sehingga terjadi berbagai macam bencana yang dikabarkan pada firman-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (TQS. Ar-Rum 30: 41).
Dari sini sangat jelas jika berbagai kerusakan dan bencana yang datang ke negeri ini adalah ulah dari penduduk di negeri ini sendiri. Namun sayangnya, banyak dari kita masih tak sadar bahwa kita adalah tersangka utama atas kerusakan yang terus terjadi. Belum lagi penguasa negeri ini yang masih enggan menerapkan Islam secara sempurna dalam institusi sebuah negara.
Maka, tak inginkah kita hidup aman dan damai tanpa adanya kerusakan yang begitu mengerikan seperti hari ini? Jika memang ingin maka, bersegeralah menyongsong peradaban gemilang dengan berjuang menerapkan kembali sistem Islam secara keseluruhan dalam bingkai Khilafah.
Wallahualam bissawab.
COMMENTS