Konflik Pasutri, Dilaporkan Atau Ditutupi?

keluarga islami

islam solusi keluarga

Oleh: Ummu Rufaida ALB (Pegiat Literasi dan Sahabat Visi Muslim Media)

Viralnya video ceramah Oki Setiana Dewi di Twitter tentang kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), menuai kritikan dari beberapa kalangan. Mulai Komnas perempuan, Kemenag, MUI, hingga tokoh-tokoh masyarakat pun ikut bersuara. Mereka menganggap seolah OSD menormalkan KDRT dengan dalih menutup aib suami. Meski pada akhirnya beliau meminta maaf serta mengakui kekeliruan atas ucapannya.

Dalam potongan videonya tiga tahun lalu, OSD bercerita tentang pasangan suami isteri di Jeddah yang sedang bertengkar hingga sang suami tega memukul isterinya. Sang isteri menangis namun tak berselang lama, orang tuanya bertamu. Masih dengan menangis dan mata sembab, sang ibu bertanya namun sang isteri menutupi perilaku suaminya.

Tindakan memukul isteri inilah yang dituding oleh aktivis gender sebagai bentuk menormalkan tindak KDRT. Padahal, OSD mengakui itu merupakan kekeliruannya dalam menyampaikan dakwah. Namun opini yang digulirkan seolah, Islam menyetujui tindak KDRT dengan dalih menutupi aib pasangan.

Opini juga diperkeruh oleh kaum perempuan yang memiliki pemahaman tidak utuh, sehingga salah merespons. Menganggap bahwa opini yang dibawa aktivis gender adalah benar sesuai fakta yang ada. Mereka beranggapan bahwa kekerasan terhadap perempuan salah satu pemicunya adalah pemahaman agama (Islam) yang keliru. Yakni membenarkan adanya tindak fisik/pukulan sebagai bentuk pendidikan suami terhadap isteri.

Inilah gambaran tidak utuhnya pemahaman umat terhadap syariat Islam. Mereka mempelajari Islam setengah-setengah sehingga salah memahami syariat akibatnya mereka dengan mudah mengambil pemahaman dari luar Islam.

Maka para aktivis gender mulai menyudutkan syariat Islam atas nama HAM dan kesetaraan, menistakan ajaran Islam dibalik topeng moderasi dan liberalisasi, serta selalu menuding radikal terhadap muslim yang taat syariat. Mereka selalu mengatakan, ada konstruksi seksualitas di masyarakat patriarki yang mewajarkan laki-laki bersikap agresif terhadap perempuan sehingga terjadinya KDRT merupakan akibat dari ketimpangan relasi gender laki-laki dan perempuan.

Nahasnya, justru arus liberalisasi ini semakin mulus akibat adanya regulasi yang mendukung. Maka seharusnya umat muslim tidak bersikap defensive apologetic, melainkan menyerang balik pihaknya yang menunggangi isu ini demi kepentingan kelompoknya.

Jika ditelisik lebih dalam, terjadinya KDRT kebanyakan karena faktor ekonomi, adanya orang ketiga, pengasuhan anak dan lain-lain. Bisa jadi kekerasan terjadi akibat sifat temperamen suami, bukan karena pembangkangan isteri. Bisa juga akibat beban kerja dan tekanan hidup yang kapitalistik sehingga membuat stres. Diperparah dengan minimnya ilmu bagi pasutri sehingga tidak mampu menjaga hak dan kewajiban masing-masing.

Dengan demikian, yang menjadi akar masalah bukanlah ketimpangan relasi gender. Melainkan karena diterapkannya sistem hidup sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Imbasnya, hubungan suami-isteri tidak lagi (mau) diatur dengan syariat Islam.

Dalam Islam, suami berkewajiban mendidik isteri dengan makruf. Sebab relasi keduanya seperti sahabat yang saling menolong. Maka saat isteri melakukan pembangkangan, suami harus penuh kelembutan dan kasih sayang saat menasehati. Jika hendak mendisiplinkannya pun, Islam sudah memberikan aturan dan tuntunan.

Pertama adalah menasehati isteri dengan lembut agar kembali taat. Kedua, mendiamkan isteri di tempat tidurnya. Jika isteri masih juga membangkang, maka jalan terakhir yang bisa dilakukan adalah yang ketiga yaitu boleh memukul isteri. Dengan syarat, memukul bukan pada tempat yang dilarang seperti wajah, memukul tidak pada tempat yang membahayakan seperti pelipis, perut dan organ vital lainnya, memukul dengan tidak menyakitkan seperti tidak menimbulkan bekas luka atau bahkan mematikan.

Jika ketiga syarat ini dilanggar, maka suami bukan lagi mendisiplinkan isteri, melainkan sudah melakukan tindak KDRT. Tentu hal ini sangat tidak diperbolehkan dalam Islam. Korban dipersilakan melaporkan perilaku suaminya kepada pihak yang berwenang dan tentu Negara akan menindak tegas pelakunya dengan hukuman setimpal.

Dengan demikian, jelas berbeda antara tindakan mendisiplinkan isteri dan tindakan KDRT. Tentu yang dinormalisasi adalah pendisiplinannya bukan KDRT.

Maka, saat sistem sekularisme terbukti tidak mampu menyelesaikan masalah rumah tangga, mengapa tidak mengambil Islam kafah saja? Wallahu A'lam []

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,52,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,2,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Dunia Islam,2,Editorial,4,Ekonomi,190,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,10,gerakan,5,Hukum,91,ibroh,17,Ideologi,69,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,52,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,84,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,290,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,50,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,89,Nafsiyah,9,Naratif Reflektif,1,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3583,opini islam,88,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,5,Pemberdayaan,1,pemikiran,20,Pendidikan,114,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,324,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,14,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,67,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,7,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: Konflik Pasutri, Dilaporkan Atau Ditutupi?
Konflik Pasutri, Dilaporkan Atau Ditutupi?
keluarga islami
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj7toZGRLTzWtFTTHsGbBf-ETpwcbrS0jT_76VjST2yoUbB1LK11wHjwiM1GOGIpclYJIxEIKFcG1xz_TgKPLfEb-cJgR81YH15NZQVdBM1Mbt16ULR8PSDqbZPnJ_fO9Yiek6U512bvYXW623R206XKbkmu904mlqaGgFxWsWiNwC_xmg_KofD1KSf=s16000
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj7toZGRLTzWtFTTHsGbBf-ETpwcbrS0jT_76VjST2yoUbB1LK11wHjwiM1GOGIpclYJIxEIKFcG1xz_TgKPLfEb-cJgR81YH15NZQVdBM1Mbt16ULR8PSDqbZPnJ_fO9Yiek6U512bvYXW623R206XKbkmu904mlqaGgFxWsWiNwC_xmg_KofD1KSf=s72-c
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2022/02/konflik-pasutri-dilaporkan-atau-ditutupi.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2022/02/konflik-pasutri-dilaporkan-atau-ditutupi.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy