robot pns
Oleh Verawati
Kiamat PNS, begitu beberapa judul berita yang memuat kabar tentang rencana penggunaan robot untuk menggantikan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Rencana ini telah lama digulirkan oleh Presiden Jokowi., Secara langsung Jokowi telah menyatakan bahwa ke depan pegawai negeri sipil (PNS) akan digantikan oleh robot AI (Artificial Intelegence). "Ini bukan barang yang sulit. Barang yang mudah dan memudahkan kita untuk memutuskan sebagai pimpinan di daerah maupun nasional," ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) di depan seluruh kementerian/lembaga saat memberikan pengarahan dalam pembukaan Musrenbangnas RPJMN 2020-2024 pada Desember 2019 lalu.
Adapun alasan Jokowi mengganti PNS dengan robot yaitu mengikuti perkembangan zaman, terutama dalam penggunaan teknologi dan digitalisasi layanan publik. Selain itu menurutnya beberapa negara sudah melakukannya dan Indonesian tidak boleh ketinggalan (cnbcindonesia.com,28/11/21).
Inilah salah satu rencana dari pemerintahan Jokowi. Jika hal ini benar-benar terwujud, pasti ada dampak positif dan negatifnya. Dampak positif, proses birokrasi bisa lebih cepat, efisien waktu dan tenaga juga dana. Robot tidak perlu digaji hanya butuh perawatan. Namun sisi lainnya adalah dampak negatif. Yaitu persoalan manusia yang pasti jauh lebih kompleks. Negara akan mengurangi PNS, berdampak pada bertambahnya jumlah pengangguran. Bila saat ini saja dari tahun ke tahun jumlah PNS terus berkurang. "Jumlah PNS berstatus aktif per 30 Juni 2021 adalah 4.081.824 atau mengalami penurunan 3,33 % dibandingkan dengan 31 Desember 2020. Jumlah PNS terus mengalami penurunan sejak tahun 2016," tulis buku tersebut. (detik.com,28/11/21). Apalagi jika sudah diganti dengan robot, tentu akan jauh lebih ramping.
Pemerintah seharusnya mengkaji lagi dari dampak-dampak penggunaan robot ini. Terutama masalah ekonomi dan sosial. Sulitnya pekerjaan memungkinkan banyaknya tindak kejahatan. Akibatnya bukannya memudahkan manusia malah sebaliknya jadi menyusahkan masyarakat.
Hal ini tentu sangatlah di sayangkan, dikala kondisi lapangan pekerjaan kian sulit didapatkan dan jumlah pengangguran begitu banyak. Seharusnya pemerintah mengutamakan kesejahteraan rakyat dahulu bukan mengikuti trand dunia saat ini. Pemerintah seharusnya mengkaji lagi dari dampak-dampak penggunaan robot ini. Terutama masalah ekonomi dan sosial. Sulitnya pekerjaan memungkinkan banyaknya tindak kejahatan. Akibatnya bukannya memudahkan manusia malah sebaliknya jadi menyusahkan masyarakat.
Ilusi kesejahteraan dalam Kapitalisme
Bangsa yang maju tentu adalah bangsa yang mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Memenuhi setiap kebutuhan rakyatnya, baik sandang, pangan maupun papan serta kebutuhan layanan umum secara gratis. Seperti pendidikan, kesehatan dan juga keamanan. Bukan distandarkan pada kemajuan fisik, teknologi dan digitalisasi pelayanan publik.
Jelas, penggunaan robot untuk menggantikan posisi PNS akan menimbulkan masalah baru. Terutama adalah minimnya lapangan pekerjaan. Jadi kesejahteraan dalam alam kapitalis menjadi sebuah ilusi. Nyata, kian hari rakyat dibuat susah dan jauh dari kesejahteraan.
Pemerintah juga beralasan penggunaan robot untuk mengurangi pengeluaran negara. Dikatakan saat ini gaji PNS setara dengan membayar utang. Padahal nyatanya pemerintah mengeluarkan banyak uang untuk kepentingan para elit politik yakni para DPR. Dengan segala fasilitas dan kemewahan yang diberikan jelas membuat pengeluaran negara tambah banyak.
Hal ini juga semakin mempertegas bahwa kapitalisme hanya mementingkan sebagian kecil orang. Terutama para pejabat dan konglomerat. Sedangkan rakyatnya cukup dengan seadanya bahkan tidak ada. Untuk membayar PNS.
Islam memberikan kesejahteraan yang nyata
Dalam sistem Islam. Negara adalah pelayan. Maka wajib bagi untuk memberikan setiap kebutuhan rakyatnya. Kesejahteraan dalam Islam distandarkan pada terpenuhinya kebutuhan pokok dan layanan publik secara gratis. Negara akan menyediakan kebutuhan pokok dengan harga yang bisa dijangkau oleh masyarakat dan juga berkualitas. Adapun untuk layanan kesehatan, pendidikan dan keamanan akan diberikan secara gratis. Tidak memandang apakah kaya atau miskin, muslim atau non muslim. Semuanya mendapatkan pelayanan yang terbaik, cepat dan memuaskan serta menentramkan.
Dalam sistem ekonomi Islam terdapat lembaga Baitul Mal (rumah uang). Fungsinya adalah untuk menjalankan dan mengatur ekonomis negara. Bagi mereka yang masih kuat bekerja, akan didorong untuk bekerja dan jika ada kesulitan dalam usaha akan diberikan modal dan juga alat-alatnya oleh Baitul Mal. Sedangkan bagi yang miskin dan juga terkendala secara fisik dalam bekerja maka mereka akan dicukupi kebutuhannya oleh Baitul Mal.
Demikian sistem Islam yang sudah terbukti memberi kesejahteraan yang nyata bagi manusia umumnya dan khususnya umat Islam. Tidakkah kita merindukannya?
Wallahu'alam bish-showab
COMMENTS