stunting di indonesia
Oleh : Septiana Kharisma
Anak adalah harta yang paling berharga bagi orang tua. Anak pula yang akan mengisi peradaban ke depan. Maka asupan pemenuhan gizi sejak seorang ibu mengandung perlu untuk mendapatkan perhatian. Kurangnya asupan protein, nutrisi yang buruk pada anak dalam 1000 hari pertama kehidupan nya memicu malnutrisi. Kondisi malnutrisi ini tidak dapat disepelehkan. Pasalnya jika kondisi ini di sepelehkan berlarut larut, pada anak akan menjadi masalah serius, yaitu stunting (pendek), underweight (kurus), dan wasting (gizi kurang).
Kondisi pandemi selama hampir 2 tahun ini memperparah peningkatan stunting. Di Kabupaten Jember tingkat stunting merangkak ke angka 37,08%. Menduduki peringkat kedua di Jawa Timur setelah Probolinggo. Hal ini disampaikan oleh bupati Jember, Ir H Hendy Siswanto, dalam musyawarah yang menghadirkan peserta sebanyak 800 orang dari tenaga kesehatan, akademisi, bidan posyandu, penggerak PKK, camat, kades secara daring dan luring di Pendopo Wahyawibawagraha, Rabu (22/09/2021).
Permasalahan gizi buruk ini tentu erat dengan tingkat kemiskinan yang terjadi di Jember. Diprediksi saat pandemi Covid 19 jumlah kasus wasting dan stunting merangkak meningkat. Penyebab utamanya diantaranya adalah fasilitas kesehatan yang terganggu dan turunnya daya beli masyarakat karena goncangan ekonomi saat pandemi sehingga akses pangan dan asupan gizi menjadi memburuk. Banyaknya orang tua yg terkena PHK dan kehilangan pendapatan menjadikan ketidakmampuan membeli makanan yang bergizi untuk anak. Padahal terpenuhinya gizi secara optimal berperan penting untuk perkembangan fisik, kecerdasan anak dan pertumbuhan normal. Terpenuhinya gizi optimal diharapkan anak mempunyai tubuh sehat dan tidak mudah terkena infeksi.
Kasus stunting sebenarnya adalah indikasi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang memburuk. Pemerintah harus memahami latar belakang penyebab masalah stunting ini dan memberikan solusi tuntas hingga ke akarnya. Karena masalah stunting adalah masalah turunan dari problem ideologis. Pencegahan stunting adalah investasi pembangunan sumber daya manusia dalam jangka panjang.
Jika mau ditelaah problem stunting adalah dampak dari penerapan ideologi demokrasi kapitalisme yang diterapkan di Indonesia. Karena penerapan ini muncul problem kemiskinan struktural dan krisis layanan publik. Plus sistem politik demokrasi menjadikan penguasa yang ada sebatas lip service, pencintraan belaka saat mengurusi kepentingan rakyat.
Di dalam Islam, negara memberikan jaminan kesejahteraan bagi seluruh rakyat hingga mampu mencegah stunting pada balita dan tingginya AKI pada ibu hamil. Jaminan kesejahteraan ini adalah terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan rakyatnya.
Negara Islam menggariskan bahwa Khalifah (Kepala Negara) adalah pelayan dan penanggung jawab urusan rakyat secara penuh dengan penerapan syariah secara kaffah.
Negara akan mengelola segenap potensi kekayaan SDA yang Allah titipkan untuk umat. Dengan pengelolaan secara mandiri akan membuka lapangan kerja seluas luasnya bagi masyarakat di semua sektor, mulai tenaga ahli, teknisi dan tenaga terampil sehingga dipastikan semua rakyat bisa bekerja dan mencukupi kebutuhan keluarga nya.
Maka penyelesaian stunting dan tingginya AKI butuh langkah ideologis dengan mengubah sistem demokrasi Kapitalisme buatan manusia berganti menjadi sistem Islam yang bersumber dari Wahyu Allah merupakan konsekuensi alamiah dari keimanan seorang muslim.
Wa'allahu alam bi showab.
COMMENTS