doa covid mendes pdtt
Oleh Verawati S.Pd (Pegiat Opini Islam)
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengirimkan surat resmi kepada kepala desa, pendamping desa dan warga desa untuk menggelar doa bersama. Dalam surat resmi tersebut, Halim mengimbau agar seluruh pihak melakukan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Adapun doa ini dilakukan guna menyikapi kondisi melonjaknya angka COVID-19 di Indonesia (detiknews, 3/7/2021).
Himbauan Mendes di atas, adalah himbauan yang sangat baik. Mengingat kondisi saat negara saat ini sedang dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Ratusan bahkan ribuan orang setiap harinya terkonfirmasi positif Corona dan ratusan lainnya meninggal dunia. Bahkan untuk saat ini Indonesia menduduki rangking kedua di dunia dalam kenaikan penambahan positif Corona. Dilansir oleh Databoks (6/7/2021), Berdasarkan data Worldometers, penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia merupakan yang tertinggi kedua di dunia setelah India pada Selasa, 6 Juli 2021 pukul 01.21 GMT. Tercatat, penambahan kasus baru Indonesia sebanyak 29.745 kasus. Secara total, kasus positif di Indonesia menjadi 2,31 juta kasus.
Doa adalah salah satu bentuk ibadah. Yakni penghambaan seseorang kepada Tuhannya. Maka ketika berdoa akan mendapatkan pahala. Selain itu, bagi umat Islam doa memiliki kekuatan tersendiri, bahkan dikatakan sebagai senjatanya umat Islam. Maka betul, dalam kondisi apa pun terlebih kondisi wabah Corona yang terus merebak ini kaum muslim tidak boleh putus dari doa. Mengharapkan pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT.
Doa juga dikatakan sebagai sumsumnya Ibadah. Sebab segala aktifitas dalam beribadah, terutama ibadah sholat semuanya berisikan doa-doa. Maka patutlah bagi umat umat muslim untuk senantiasa berdoa dan bagi yang enggan berdoa bisa dikatakan sombong. Sebab tidak merasa butuh dan perlu kepada Allah. Padahal Allah memerintahkan untuk kita berdoa dan meyakinkan doa kita akan dikabulkan-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqoroh ayat 186.
”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (TQS. Al-Baqoroh : 168).
Namun, dalam berdoa terkandung adab-adab dan tata cara yang harus diperhatikan supaya doa kita dikabulkan. Para ulama terdahulu menuturkan adab-adab berdoa sebagaimana tertuang dalam sebuah kitab. “Salah satu adabnya adalah menggunakan waktu-waktu yang utama, yaitu berdoa saat sujud, berdoa saat jeda antara azan dan iqamah. Salah satu adabnya lagi adalah bersuci terlebih dahulu, shalat, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan ke arah langit, bertobat terlebih dahulu, pengakuan dosa terlebih dahulu, ikhlas dalam berdoa, membuka doa dengan tahmid dan shalawat nabi, mengakhiri doa dengan shalawat nabi, dan juga membaca shalawat nabi di tengah doa," (Lihat Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 92).
Betapa pentingnya berdoa. Maka kiranya tidak cukup berdoa hanya dilakukan oleh keluarga saja. Melainkan harus juga dilakukan oleh seluruh komponen bangsa terutama para penguasa umat muslim di negeri ini dan juga dunia. Sebab, jika kita melihat salah satu adab dalam berdoa adalah mengakui dosa-dosa. Saat ini tidak dipungkiri betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang telah dilakukan. Tentu tidak hanya dilakukan oleh individu masyarakat, melainkan juga oleh para penguasa. Seperti penguasa mengharamkan yang halal dan sebaliknya menghalalkan yang haram, menolak dan mengkriminalisasi hukum-hukum Islam serta memusuhi ulama dan para pengemban dakwah.
Oleh karena itu, sepatutnya kita semua menyadari dan bertobat dengan tobat nasuha. Meminta ampun kepada Allah dan Kembali kepada-Nya dengan menjalankan hukum-hukumnya secara menyeluruh dan sempurna menerapkan hukum-hukumnya. Sebab, sistem Kapitalis yang tengah diterapkan saat ini, tidak mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di dunia termasuk wabah Corona. Maka satu-satunya solusi yang benar hanya dari Islam. Yaitu dengan menerapkan aturan Islam dalam sebuah bingkai negara Islam.
Cukup ayat Allah SWT menjadi pengingat kita, "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan". (Terjemah QS. Al-A’raf : 96)”
Wallahu a’lam Bish-shoab
COMMENTS