Pengecaman memang seharusnya kita lakukan sebagai bentuk peduli kita pada Palestina dan melaknat tindakan kekerasan berdarah yang dilakukan Israel
Oleh : Opa Anggraena
Lagi dan lagi dengan brutalnya Israel menyerang Al Aqsa dan mengganggu ibadah Ramadan warga Palestina. Semua orang mengecam keras kejadian ini, termasuk Komisi VIII DPR. Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily mengatakan Perserikatan Bangsa-bangsa dan negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mesti turun tangan (detikNews.com 9/5/2021).
Pengecaman memang seharusnya kita lakukan sebagai bentuk peduli kita pada Palestina dan melaknat tindakan kekerasan berdarah yang dilakukan Israel. Namun, pengecaman saja tidak cukup. Faktanya, meski beberapa negara muslim turut mengecam tindakan keji yang di lakukan Israel tapi tak menyurutkan tentara Israel untuk melakukan tindakan kekerasan pada saudara kita di Palestina. Kekerasan berdarah ini terus terjadi dan berulang. Parahnya,, peristiwa ini terjadi di saat bulan Ramadan di mana umat Islam Palestina seharusnya dapat menjalankan ibadah puasa dan serangkaian ibadah lainnya dengan tenang dan khusyu, bukan malah mendapat serangan kekerasan dari tentara Israel.
Tidak hanya orang dewasa, anak kecil dan kaum hawanya pun turut menjadi korban keji tindakan kekerasan. Tentara Israel memang tidak punya hati dan malu, kaum perempuan pun mereka serang dan diperlakukan semena-mena.
Seperti tidak ada solusi yang tepat untuk menolong suadara kita di Palestina dari cengkraman Israel. Meski pengecaman terus dilakukan oleh beberapa negara muslim termasuk Indonesia. Namun, hanya ini yang bisa kita lakukan, karena sekat nasionalisme negara kita pun hanya bisa turut mengecam tanpa turut serta membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Padahal Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang artinya :
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat (TQS Al-Hujarat:10)
Diriwayatkan dalam hadist :
“Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim).
Sesama muslim adalah bagaikan satu tubuh, satu bagian sakit maka bagian yang lain juga akan merasakan sakit. Maka bukan hanya kecaman, saudara kita di Palestina butuh solusi tuntas agar terlepas dari cengkraman tentara Israel. Namun jika dilihat pada kondisi saat ini sangat sulit. Selain tersekat nasionalisme juga umat muslim tidak punya perisai tidak punya junnah yaitu khilafah. Karena hanya khilafah yang mampu menuntaskan permasalahan yang terjadi di Palestina. Khilafah yang mampu menjaga nyawa kaum muslimin.
Dikisahkan dahulu pada ke khilafahan Abbasiyah yang dipimpin khalifah Al Mu’tashim dimana seorang wanita berseru memanggil sang Khalifah. Peristiwa itu tercatat dalam kisah Penaklukan Kota Ammuriah di tahun 223 Hijriah.
Di tahun 837 Masehi, seorang budak muslimah dilecehkan orang Romawi. Dia adalah keturunan Bani Hasyim, yang saat itu sedang berbelanja di pasar. Bagian bawah pakaiannya dikaitkan ke paku, sehingga tersingkap dan sebagian auratnya terlihat ketika ia berdiri.
Dia lalu berteriak-teriak, “Waa Mu’tashimaah!”, yang artinya “Di mana engkau wahai Mu’tashim (Tolonglah aku)”.
Berita ini sampai kepada Khalifah. Dikisahkan saat itu ia sedang memegang gelas, ketika didengarnya kabar tentang seorang wanita yang dilecehkan dan meminta tolong dengan menyebut namanya. Beliau segera menerjunkan pasukannya. Tidak tanggung-tanggung, ia menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu Ammuriah (yang berada di wilayah Turki saat ini).
Jumlah pasukan yang diterjunkan sangat banyak. Bahkan ada yang meriwayatkan bahwa tentara berbaris dengan sangat panjang. Barisan ini tidak putus dari gerbang istana khalifah di Baghdad hingga Ammuriah (Turki). Mereka kemudian mengepung Ammuriah selama lima bulan. Dan Kota Ammuriah dan akhirnya takluk di tangan sang khalifah dan berhasil membebaskan kota Ammuriah dari kuasa Romawi. Tiga puluh ribu tentara Romawi pun terbunuh, sementara tiga puluh ribu lainnya ditawan.
MaasyaaAllah, begitu pedulinya sang pemimpin kepada rakyatnya, walau hanya seorang. Pemimpin seperti ini hanya akan lahir dalam sistem Islam yang kaffah. Pemimpin yang adil, peduli, dan berakhlak mulia. Yang begitu mementingkan jiwa rakyatnya karena iman dalam dada. Pemimpin seperti inilah yang saudara kita butuhkan tidak hanya di Palestina, tapi Rohingya dan seluruh kaum muslim yang tertindas di seluruh dunia. Umat butuh satu komando dari sang pemimpin untuk menaklukan para penindas kaum muslimin. Allahu Akbar!
Wallohua'lam Bishawab
COMMENTS