Rencana pemerintah untuk menggenjot pariwisata yang berdampak covid-19 dengan program Work From Bali (kerja dari Bali) dinilai banyak pihak
Oleh. Tya Arietya, S.Pd (Praktisi Pendidikan)
Rencana pemerintah untuk menggenjot pariwisata yang berdampak covid-19 dengan program Work From Bali (kerja dari Bali) dinilai banyak pihak sangat merugikan negara.
Yang pertama adalah semakin meningkatkan jumlah penderita covid-19 saat ini. Jika dibuka seluas-luasnya kran pariwisata khususnya wisatawan mancanegara, bukanlah tidak mungkin semakin menambah jumlah penderita covid-19. Apalagi ditambah adanya varian baru covid-19 dari india yang sangat ganas.
Kerugian yang kedua, kebijakan memberangkatkan ASN ini menggunakan uang negara mengabaikan beban defisit APBN. Walaupun berdalih untuk bekerja dan tidak diperbolehkan membawa keluarganya, tapi selama ini fakta menunjukkan tidak demikian. Besarnya alokasi perjalanan dinas di lingkungan pemerintahan, baik pemerintah pusat ataupun daerah menjadi sorotan tajam karena menggunakan uang rakyat. Lagipula, pekerjaan yang mereka lakukan tidak pernah benar-benar untuk rakyat melainkan untuk para pengusaha alias para pemilik modal.
Kebijakan pemerintah Work from Bali di saat pandemi adalah hal menyakitkan bagi rakyat setelah mereka mengeluarkan kebijakan melarang mudik saat hari raya Idul fitri dengan alasan mengurangi penyebaran virus covid-19. Padahal tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menguatkan kepercayaan wisata asing bahwa Bali adalah destinasi wisata yang aman dikunjungi.
Sungguh miris, kebijakan yang dikeluarkan sangat bertolak belakang ketika berhubungan dengan ibadah umat islam. Rakyat dihimbau untuk tidak melaksanakan sholat hari raya idul fitri dan menerapkan social distancing dalam sholat. Jika dicermati dengan seksama, sebenarnya kebijakan pemerintah ini hanya ingin menguntungkan pihak swasta saja atau para penguasa. Demi uang mereka sanggup mengorbankan rakyatnya sendiri.Inilah akibat diterapkannya sistem demokrasi kapitalime yang hanya menguntungkan para pemilik modal saja. Rakyat hanya dijadikan sebagai alat untuk mengumpulkan suara ketika pemilu tiba. Jadi masihkah kita berharap pada sistem yang bobrok ini?
COMMENTS