gelombang kasus Covid-19 di India yang akhir-akhir ini kembali meningkat, bahkan angka kasus baru di negara tersebut per hari di tanggal 28 april 2021
Oleh : Gita Agustiana ( Akitivis Muslimah )
Dunia dikagetkan dengan berita duka yang terjadi di india yakni gelombang kasus Covid-19 di India yang akhir-akhir ini kembali meningkat, bahkan angka kasus baru di negara tersebut per hari di tanggal 28 april 2021 mencapai 360.927 kasus infeksi baru. Sementara itu, kematian akibat Covid-19 di negara berpenduduk lebih dari 1,3 miliar jiwa itu, data per 28 April 2021 sekitar 3.645 orang meninggal dalam sehari.
Akibatnya banyak pasien yang tidak bisa ditangani dengan baik karena fasilitas kesehatan yang terbatas. Bahkan masyarakat disana menebang pepohonan di tengah kota untuk dijadikan kayu bakar untuk mengkremasi anggota keluarga mereka yang telah meninggal dunia akibat infeksi Covid-19. Bahkan, tenaga medis dan tenaga kesehatan setempat sempat mengirimkan SOS atau sinyal permintaan tolong kepada sejumlah pihak lain yang berwenang di negara tersebut, untuk membantu mereka menyelamatkan masyarakat dan juga diri mereka. Hingga akhirnya, pasukan militer juga dikerahkan untuk membantu mengatasi situasi tsunami Covid-19 di India yang semakin tidak terkendali.
Adapun yang menjadi penyabab adanya tsunami covid india salah satunya karena adanya varian baru virus corona B.1.617. Menurut Dr Cora Constantinescu dari Rumah Sakit Anak Alberta di Calgary, mengatakan B.1.617 tersebut tampaknya lebih dapat ditularkan setidaknya sekitar 20 persen dari jenis virus corona biasa.
Selain itu Dr Zain Chagla, seorang ahli penyakit menular dari McMaster University di Hamilton, Ontario, mengatakan kepada The Canadian Press faktor lainnya adalah kepadatan penduduk dan rumah multi generasi dengan ruangan berventilasi buruk yang banyak di India.
Adanya tsunami covid di india, indonesia harusnya mengambil pelajaran agar tidak meremehkan covid 19 ini. Pelaksanaan protokol kesehatan 3M saja tidak cukup, pemerintah yang memiliki peran penting harusnya melakukan upaya yang total untuk menuntaskan covid 19 ini, bukan dengan setengah - setengah. Alih-alih demi pemulihan ekonomi, tetapi masalah ekonomi tidak kunjung selesai dan covid 19 pun tidak tuntas.
Kebijakan yang dilakukan juga tidak sesuai dengan pelaksanaaanya bahkan tumpah tindih. Lihat saja kebijakan pemerintah baru-baru ini yang melarang rakyatnya mudik akan tetapi tempat pariwisata dibuka. Adapula kebijakan larangan mudik akan tetapi TKA dibiarkan masuk ke indonesia. Lalu, bagaimana mungkin covid 19 ini akan hilang jika setiap kebijakan yang dikeluarkan tidak tegas dan tidak sesuai dengan pelaksanaanya ?
Beginilah aturan sistem kapitalis. Setiap aturan yang diambil bukanlah untuk kemaslahatan rakyat tetapi akan selalu dilandaskan untung rugi dan kepentingan. Negara dan rakyat ibarat tuan dan budaknya. Dimana rakyat hanya mengikuti kepentingan pemimpin negaranya. Tentu ini berbeda sekali dengan sistem islam dimana pemimpin wajib untuk meriayah umat.
Ia bertanggung jawab untuk memenuhi segala kebutuhan umatnya tanpa pandang untung dan rugi karena yang ia harapkan hanyalah ridho Allah semata.
“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)
Referensi :
https://www.kompas.com/global/read/2021/04/24/113651770/apakah-yang-jadi-penyebab-lonjakan-kasus-covid-19-di-india
https://amp.kompas.com/sains/read/2021/04/30/133000523/tsunami-covid-19-india-sebabkan-3.645-kematian-sehari-apa-yang-bisa
COMMENTS