tragedi umat islam
Oleh: Titin Hanggasari (Muslimah penggiat sejarah peradaban Islam)
Sebuah tragedi yang amat mengerikan, bencana besar bagi kaum muslim. 180 derajat kehidupan dunianya terbalik. Setelah diruntuhkannya peradaban Islam, Khilafah. Pada tanggal 3 Maret 1924.
100 tahun sudah, umat muslim tak ada jaminan hidupnya. Kehidupannya jauh dari rasa adil yang menyejahterakan. Adil merata di seluruh negeri. Hilang sudah. Kebersamaan hidup dalam naungan kemuliaan Islam dan bebasnya diri dari penderitaan dan penindasan. Jalinan persatuan yang tanpa putus. Kini pupus, dengan diruntuhkannya institusi Khilafah. Peradaban Islam nan Agung.
Jaminan penyatuan dunia ini diakui oleh Will Durant, pengakuannya terhadap kebesaran peradaban Islam tampak di beberapa hal, seperti jaminan atas keamanan dunia; menyatukan umat manusia; menciptakan kemajuan ekonomi ; serta menjamin kesehatan masyarakat.
Pengakuan ini sangat erat hubungannya akan keberhasilan kepemimpinan seorang Khalifah. Yaitu umat yang terbiasa dikomandokan oleh Seorang pemimpin yang dipilih dari golongan tubuhnya sendiri. Yakni: pemimpin yang taat, shaleh, dan takut kepada Allah. Khalifah yang di pilih untuk bertindak atas nama menjalankan syariah. Maka kebaikan hidup dan kemakmuran hidup dapat diraih karena di terapkannya syariat dan aturan-aturan Allah. Inilah satu-satunya institusi yang memudahkan muslim untuk menerapkan hukum-hukum Allah dan menaati sunnah RasulNya.
Namun ketika diruntuhkannya Khilafah, sistem kepemerintahan diambil alih oleh musuh dengan kepemimpinan hasil cetakannya. Cetakannya adalah kepemimpinan yang sebenarnya dari antek-anteknya untuk menyesatkan muslim jauh dari cahaya Allah. Mereka gempur sampai lemah tak berdaya. Kehormatannya dilanggar, tanah-tanahnya dirampas, darahnya tumpah di mana-mana. Huru hara ini diciptakan sehingga kaum muslim disibukkan perselisihan berabad-abad lamanya. Tragedi besar ini berlangsung hingga kini. Kapankah umat sadar, untuk berjuang mengembalikan kehidupan mulia, bangkit dari kemunduran yang semakin parah.
Kemunduran yang berakibat di mana-mana terjadi penderitaan dan nestapa yang tak berkesudahan. Umat muslim mengalami kemunduran yang sangat tajam dan dahsyat. Karena ditiadakannya kepemimpinan yang global dan kuat. Sehingga umat kehilangan otoritasnya. Mereka, Barat sebagai motor penggerak menggencarkan nafsunya untuk merampas kekuasaan dari pedoman yang menjadi juru langkah kehidupan umat. Dengan mengalungkan ke leher umat, melalui agen kuasa Ruwaibidhanya.
Kemunduran umat di mulai. Sejak runtuhnya Khilafah tidak ada lagi kedaulatan di tangan syara’. Umat di atur oleh hukum Inggris, perancis dan negara kafir lainnya. Sampai di sini penguasa negeri muslim menjadi antek penjajah.
Beberapa tragedi tahun demi tahun runtuhnya Khilafah diantaranya ialah:
- Maret 2013 invansi dan pendudukan As-Inggris atas Irak.
- 13 Mei 2005 pembantaian Andijan Uzbekistan.
- November 2010 penyiksaan dan pembunuhan brutal terhadap para pekerja migran perempuan di Arab Saudi
- Desember 2010 dimulainya Arab Spring
- 15 Maret 2011 terjadi perang Suriah
- 12 Maret 2012 Turki menjadi negara pertama yang meratifikasi Konvensi Istanbul terhadap masalah kekerasan perempuan
- 2013 genosida muslim di Republik Afrika Tengah
- 14 Agustus 2013 adanya pembantaian Al-Nahda Square Mesir
- 2014 meningkatnya penganiayaan muslim Sri Lanka
- 2014 dimulainya konflik Yaman
- 2015 puncak terjadinya krisis eropa
- 2016 rezim Saudi menggumumkan visi 2020 untuk melakukan liberalisasi ekonomi dan sosial budaya
- 2017 genosida terhadap muslim Rohingya di Myanmar
- 2017 genosida agama terhadap muslim uighur di Turkistan
- 2020 Kegagalan sistem ekonomi dan kesehatan di seluruh dunia karena akibat covit 19.
Tersebut adalah sebagian tragedi ketiadaan Khilafah, tercatat di 7 tahun saja. Ada 93 tahun lagi tragedi-tragedi lain yang menimpa muslim di seluruh dunia. Dari negara-negara yang terpecah menjadi entitas yang masing-masing di rusak rezim kufur dan penguasa antek Barat yang telah mengobarkan api perselisihan di antara entitas.
Sudah cukuplah, rentang waktu 100 tahun untuk mengakhiri derita nestapa yang berkepanjangan. Sekarang saatnya umat harus berjuang meraih kembalinya peradaban Islam yang sudah terbukti menyejahterakan seisi dunia. Di bawah aturan Islam, dengan menerapkan hukum syara’ dalam kehidupan yang majemuk. Tragedi buruk selama kurun waktu 100 tahun ini hanya lahir pada sistem peradaban yang buruk, peradaban material yang sekular kapitaltistik. Satu-satunya cara umat harus merestart kondisi buruk ini untuk segera kembali ke peradaban Islam dengan tegaknya Khilafah ala minhaj nubuwah.
Wallahu a’lam
COMMENTS