Mengapa Dalam Demokrasi Banyak Pejabat Korupsi Dan Merusak Islam?

demokrasi merusak islam

Hukum selalu saja tumpul ke atas meski terus diasah dan tajam ke bawah mengiris rakyat kecil. Publik jenuh menghitung kasus korupsi setelah masa kemerdekaan hingga reformasi.

Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)

Korupsi lagi korupsi lagi. Dalam dua pekan ada tiga kader parpol sekuler yang diciduk KPK. Setelah 300an Kepala Daerah yang dipenjarakan akibat memakan uang negara.

Seorang menteri bahkan membeli barang mewah seperti jam tangan rolex, tas dan baju yang seharga Rp. 700 juta dari uang hasil korupsi. Koruptor ini malah tidak mengambil pelajaran dari banyaknya kasus korupsi yang terjadi di tanah air.

Koruptor ini seolah-olah menganggap remeh sistem hukum demokrasi. Vonis penjara memang telah diberikan kepada para tikus berdasi tetapi tidak mampu menurunkan jumlah kriminalitas korupsi.

Belum tuntas kasus lobster, muncul korupsi bansos. Ditambah dugaan anak Pak Lurah menyerap uang rakyat dengan cara penggelembungan harga tas yang diluar kewajaran. Publik muak anak penguasa diistimewakan dan tak bisa disentuh hukum.

Hukum selalu saja tumpul ke atas meski terus diasah dan tajam ke bawah mengiris rakyat kecil. Publik jenuh menghitung kasus korupsi setelah masa kemerdekaan hingga reformasi.

Dalam demokrasi, adanya kebebasan kepemilikan melahirkan kelompok kapitalis besar. Kelompok yang menguasai 90% kekayaan negara.

Kelompok ini kaya karena memiliki modal besar dan memonopoli perdagangan. Mereka mampu membiayai dana kampanye banyak oknum pejabat. Hasilnya, pejabat balas jasa dengan memberikan proyek dan kemudahan melalui UU.

Sebagian keuntungan proyek diberikan kepada para oknum pejabat ini. Ini lah korupsi mutualisme. Maka tak heran jika banyak yang terciduk lembaga antirasuah.

Belum hilang luka di hati rakyat akibat korupsi muncul lagi tindakan yang anti Islam dan merendahkan ajaran mulia ini. Dalam demokrasi ada asas bebas bicara! Bicara bebas!

Ada oknum pejabat yang menista Al Qur'an sekarang diangkat jadi pejabat negara. Ada juga yang sering mempersekusi umat Islam dan dakwah malah dijadikan menteri.

Publik kecewa lagi. Menuntut agar pejabat yang bermasalah diganti saja. Namun, seperti biasa penguasa tak peduli.

Penguasa hanya ingin mengamankan kekuasaannya agar tidak runtuh. Caranya dengan bagi-bagi kekuasaan meski harus mengorbankan kepentingan rakyat.

Penguasa tak peduli jika anak buahnya mengakui Ahmadiyah dan Syiah. Penguasa yang lahir dari sistem demokrasi tak peduli jika akidah rakyat dirusak.

Sebab penguasa yang terbentuk dari sistem demokrasi adalah penguasa yang lemah iman dan akidahnya. Bukan seseorang yang paham agama apalagi menjadi seorang mujtahid.

Sistemnya membuat para pemimpinnya menjadi orang-orang yang awam agama. Yang tak bisa memimpin dengan ideologi Islam.

Beda dengan Daulah Islam, dimana Rasulullah SAW seorang Nabi dan juga pemimpin Negara. Mampu menyatukan jazirah Arab ke dalam Ideologi Islam dan mengalahkan imperium Romawi.

Para Khalifah setelahnya seperti Abu Bakar As-Shiddiq ra dan Umar bin Khattab ra adalah pemimpin yang kuat agamanya dan hebat kepemimpinannya. Khalifah Umar bahkan mampu memberantas dan mencegah korupsi.

Tanpa memerlukan lembaga anti korupsi seperti KPK dan lain-lain. Ini lah prestasi yang tak pernah dimiliki pemimpin dan peradaban kapitalisme. Demokrasi dirancang untuk menyuburkan korupsi dan merusak Islam.

Islam sekarang telah menjadi ancaman bagi Kapitalisme dan turunannya demokrasi. Jika khilafah kembali tegak, maka sekularisme akan dihilangkan.

Korupsi dan pelecehan terhadap agama bisa dicegah dan dihilangkan. Mari kembali kepada sistem warisan Rasulullah SAW yang merupakan rahmat bagi alam semesta. []

Bumi Allah SWT, 26 Desember 2020

#DenganPenaMembelahDunia

#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,52,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,2,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Dunia Islam,1,Editorial,4,Ekonomi,189,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,9,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,69,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,52,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,84,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,50,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,89,Nafsiyah,9,Naratif Reflektif,1,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3579,opini islam,88,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,5,Pemberdayaan,1,pemikiran,20,Pendidikan,114,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,324,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,14,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,67,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,7,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: Mengapa Dalam Demokrasi Banyak Pejabat Korupsi Dan Merusak Islam?
Mengapa Dalam Demokrasi Banyak Pejabat Korupsi Dan Merusak Islam?
demokrasi merusak islam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDdYuE_XjKe13cVB2koiZDCPF9jtv6ngMU7hZX-Z8eAGchvrHXforDJezGgBqoCqSGudVBgo280GjUDoj7BCAMmhDDOKqNFL-gCVfq7xH3txkBtnHYq5XyQOovmGNkKulBZked2Ko16MA/w640-h640/PicsArt_12-26-11.25.37_compress20.webp
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDdYuE_XjKe13cVB2koiZDCPF9jtv6ngMU7hZX-Z8eAGchvrHXforDJezGgBqoCqSGudVBgo280GjUDoj7BCAMmhDDOKqNFL-gCVfq7xH3txkBtnHYq5XyQOovmGNkKulBZked2Ko16MA/s72-w640-c-h640/PicsArt_12-26-11.25.37_compress20.webp
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2020/12/mengapa-dalam-demokrasi-banyak-pejabat.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2020/12/mengapa-dalam-demokrasi-banyak-pejabat.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy