komnas ham fpi
Oleh : Ahmad Khozinudin | Sastrawan Politik
Sejak awal, saya mendorong upaya dibentuknya TGPF agar didapatkan hasil penyelidikan yang otoritatif dan legitimate. Sejak awal, saya menyuarakan proses penyelidikan yang independen, profesional, transparan, imparsial dan berorientasi pada keadilan.
Saya tidak percaya tim penyelidikan bentukan Polri, karena penembakan itu dilakukan oleh anggota Polri. Saya juga tidak percaya dalam prosesnya, karena ternyata narasinya hanya untuk membenarkan peristiwa kejadian versi Polda Metro Jaya.
Saya bukan tak percaya pada Komnas HAM, karena se-profesional apapun pekerjaan Komnas HAM hanya menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi. Jika penegak hukum tidak menindaklanjuti rekomendasi Komnas, maka hasil penyelidikan Komnas HAM hanya akan menjadi sampah kertas.
Terbukti, pada kasus Siyono temuan penyelidikan Komnas HAM hanya mampu membantah kronologi versi densus 88. Namun tak mampu menyeret pelaku pembunuh Siyono ke Meja Pengadilan HAM.
Hari ini anda dan sejumlah pihak mulai meragukan kinerja Komnas HAM, saya sejak awal meyakini keraguan itu. Hari ini anda dan sejumlah pihak mulai ragu apakah istilah 'pelanggaran HAM itu ada' atau tak terdefinisikan secara jelas sebagaimana penjelasan Menkopolhukam pada suatu tayangan TV Nasional.
Ketika saya berwacana tentang pembentukan TGPF, bukan berarti presiden akan melakukan itu. Saya sudah berkeyakinan, Presiden akan buang badan dan menolak pembentukan TGPF dan mengkanalisasi kasus matinya 6 anggota FPI via Komnas HAM.
Lantas, anda dan sebagian orang bertanya tanya, untuk apa saya menulis ? Untuk apa saya bicara tentang TGPF ?
Jawabnya, adalah untuk membongkar kezaliman rezim. Jawabnya, untuk mengingatkan umat ini tak perlu percaya pada narasi barat baik demokrasi maupun ide HAM.
Ide demokrasi, kebebasan, HAM, gender, feminisme, pluralisme, liberalisme, sekulerisme, itu semua produk pemikiran barat yang diekspor kepada umat Islam. Ide ini tidak akan menolong umat Islam, kecuali justru akan mengubur semua mimpi perubahan yang diinginkan oleh umat Islam.
Sekarang bagaimana ? Kembalilah kepada Islam. Kembalilah kepada Allah SWT. Kembalilah meneladani perjuangan Rasulullah Muhammad Saw. Kembalilah, pada perjuangan yang sesungguhnya.
Tinggalkan demokrasi dan seluruh pemikiran warisan barat. Kembalilah kepada Islam dan seluruh warisan kekayaan intelektual pemikiran Islam. Kaji Siroh an Nabawiyah, konsep ulang peta perjuangan, jangan hanya menjadi objek penderita yang dibodoh bodohi oleh demokrasi.
Lupakan, semua mimpi Pilpres, Pemilu dan Pilkada. Fokuslah dalam dakwah, dakwah dalam rangka menegakkan syariat Islam secara kaffah. Dakwah, untuk menyongsong tegaknya Khilafah ala minhajin nubuwah. [].
COMMENTS