Artis Reza Artamevia dikabarkan kembali ditangkap polisi karena kasus penyalahgunaan narkoba
Oleh: Rut Sri Wahyuningsih | Institut Literasi dan PeradabanMeskipun tawaran manggung online sudah jarang, namun masyarakat belum sepenuhnya melupakan sosok Reza Artamevia, penyanyi bersuara serak-serak basah sekaligus istri dari almarhum Adjie Massaid, anggota dewan yang berangkat dari dunia artis.Artis Reza Artamevia dikabarkan kembali ditangkap polisi karena kasus penyalahgunaan narkoba. Kabar penangkapan bakal calon legislatif dari Partai Persatuan Indonesia ( Perindo) dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus."Iya benar, kami amankan yang bersangkutan karena narkoba,” ujar Yusri. "Saat ini masih dalam pendalaman penyidik ya, tunggu saja,” imbuh Yusri.Dan Ini bukan pertama kali bagi Reza Artamavia berurusan dengan polisi terkait kasus narkoba. Pada 28 Agustus 2016, dia ditangkap karena kedapatan memakai narkoba bersama Gatot Brajamusti alias Aa Gatot di kamar 1100, Hotel Golden Tulip, Selaparang, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Dari hasil tes urine pada saat itu, diketahui Reza positif mengonsumsi narkoba, begitu pula dengan Aa Gatot dan istrinya.Pupus sudah harapan Reza yang mengaku ingin berbuat sesuatu untuk negara. Padahal inilah saatnya ia maju mewujudkan keingannya, yaitu dengan masuk melalui partai politik. CLBK nya kepada narkoba pasti bukan sekedar nostalgia masa lalu, namun sebuah tekanan sistem pengaturan masyarakatnya. "Saya nggak mau jadi politikus, saya mau jadi negarawan, saya ingin berbuat sesuatu di umur saya yang sudah segini," ucap Reza. Diakui ibu dua anak ini, dirinya sudah acapkali menolak untuk terjun ke dunia politik, bahkan sejak almarhum mantan suaminya Adjie Massaid masih hidup (JPNN.com, 5/9/2020).Sangat disayangkan memang, ketika seseorang hendak berbuat suatu kebaikan ada saja ganjalan. Yang menyakitkan ganjalan kali ini adalah Cinta Lama Bersemi Kembali ( CLBK) nya dengan narkoba. Barang haram yang meskipun sudah diberantas namun peredarannya kian deras. Tentu ini menjadi tanda tanya, mengapa perkataan tak sesuai dengan perbuatan? Jika memang ingin berbuat kebaikan mengapa masih saja berbuat keburukan hingga Allah buka aibnya dengan kembali tertangkap dalam kasus yang sama.Masalahnya, orang baik yang hidup dalam sistem hari ini memang susah-susah gampang. Pertama karena standar baik buruk bukan halal haram. Ironi memang, di negeri dengan penduduk mayoritas Muslim ini nyatanya tak satupun hukum yang menggunakan standar syariat.Otomatis keburukan dan kebaikan tergantung dari siapa yang menafsirkan. Kembali tertangkapnya Reza sama persis dengan deretan artis sebelumnya yang juga tertangkap dengan kasus yang sama. Karena narkoba adalah gaya hidup para artis ini, laku tidak laku, sering online atau sudah offline artis tetap menjadi sasaran empuk bagi para pengedar dan bandar narkoba. Selain karena mereka memiliki uang banyak juga para artis ini memiliki pangsa pasar atau jaringan yang luas bagi dagangan mereka.Kedua, Lemahnya hukum yang diterapkan negara, hal ini sudah pasti, sebab asal dari tidak digunakannya syariat sebagai standar perbuatan, maka hukum mengikuti dengan tidak diambil dari sumber yang seharusnya yaitu syariat pula. Sebagai gantinya hukum manusia yang berlaku. Dan negara kita belum move on dari KUHP, hukum buatan negara Belanda, meskipun sudah juncto berkali-kali karena sudah tidak kompatible dengan perkembangan zaman. Ketiga, peran negara yang lemah dalam menjamin akal setiap individu masyarakat sehingga tak serius dengan penanganan peredaran benda-benda yang mengantar kepada kemudharatan. Beberapa waktu lalu saja Mentan menjadikan pertanian ganja sebagai komoditas, tak adakah jalan lain guna mendongkrak pendapatan negara selain membudidayakan tanaman ganja hingga menjadikannya komoditas.
Keempat, harus ada upaya serius yang bisa mewujudkan sebuah sistem yang menjamin seseorang bisa mengekspresikan keinginannya mengadakan perubahan atau perbaikan, yaitu hanya Islam yang telah terbukti memiliki sistem hukum, ekonomi dan sebagainya yang berasal dari Wahyu Allah swt. Wallahu a' lam bish showab.
Keempat, harus ada upaya serius yang bisa mewujudkan sebuah sistem yang menjamin seseorang bisa mengekspresikan keinginannya mengadakan perubahan atau perbaikan, yaitu hanya Islam yang telah terbukti memiliki sistem hukum, ekonomi dan sebagainya yang berasal dari Wahyu Allah swt. Wallahu a' lam bish showab.
COMMENTS