Kaum Sodom
Masih ingat Reinhard Sinaga? Iya betul, dia adalah laki2 yang divonis penjara seumur hidup dengan waktu minimal 30 tahun oleh Pengadilan Manchestr, Inggris, Senin 6 Januari 2020 lalu karena terbukti melakukan 159 pelanggaran termasuk 136 pemerkosaan terhadap sesama jenis yang terekam. Belum hilang rasa ‘ketar-ketir’ akibat sadisnya seorang Reinhard Sinaga yang cukup mewakili gaya kehidupan sorang gay, kini terkuak lagi sebuah ajang penyebaran ‘wabah gila’ penyimpangan seks yang menjijikkan ini.
“Kumpul Pemuda-Pemuda” itulah tajuk acara yang digelar oleh kaum jeruk makan jeruk. Mereka melakukan pesta dibalik acara yang dikemas seolah rayakan hari kemerdekaan RI ke 75. Ada 56 pria yang tertangkap basah sedang ikut pesta gay di apartemen The Kuningan Suits di Setiabudi, Kuningan, Sabtu dinihari 29 Agustus 2020 lalu.
Tak hanya di kesempatan ini, pesta telah digelar sebanyak 6 kali. Dan di kali keenam inilah polisi baru berhasil lakukan penggrebekan. Berbagai barang bukti disita diantaranya 150 gelang para peserta, kondom berbagai merk, 56 kupon permainan, 8 botol obat perangsang, tisu magic, hard disk berisi 83 film porno homoseksual, dan kartu undangan.
Penyelenggara menjaring peserta dari grup wa dan instagram yang masing-masing telah beranggotakan 150 dan 80 orang. Mengerikan…, mengapa kehidupan menyimpang ini semakin semarak dan bagaimana Islam memandangnnya ?
Liberalisme Lahan Subur Para Gay
Kebebasan bertingkah laku, inilah biangkerok merajalelanya kehidupan yang menyimpang. Penyimpangan seks dianggap wajar dan sebagai hak yang harus dilindungi. Anggapan seperti ini telah menjadi pemahaman yang mengakar, hingga bagi pelaku penyimpangan merasa bebas berekspresi dan semangat menggait konco baru, sedangkan bagi para ‘pemirsa’ merasa ini bukan urusannya.
Liberalisme juga telah menyeret kehidupan keluarga menjadi bermasalah, tidak harmonis dan kehilangan fungsinya. Didikan agama minim hingga tak ada bekal membentengi pengaruh pergaulan rusak di tengah kehidupan. Disharmoni keluarga membuat diantara anggotanya mencari pelarian, menjadi penyuka sesama jenis salah satunya.
Wabah gay akan terus menyebar, jika tidak dituntaskan secara benar. Meski WHO telah menghapus LGBT dari daftar penyakit mental namun tidak serta merta mampu menghentikan penularan. Mereka terus menyebarkan kebiasaan buruk ini kepada korban dan mempengaruhi orang lain untuk mengikuti gaya hidup mereka.
Hukuman Allah bagi Para Gay
Islam memandang gay (liwath) sebagai penamaan yang dinisbatkan kepada kaum Luth As, Allah menamakan perbuatan ini dengan perbuatan yang keji (fahisy) dan melampaui batas (musrifun). Allah telah berfirman yang artinya : “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka : “Mengapa kau mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (TQS, Al-A’raf : 80-81)
Allah menurunkan hukuman bagi mereka sebagaimana firmanNya :”Maka kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.” (TQS. Al-Hijr : 74). Naudzubillah…,tidakkah mereka takut akan ancaman Allah ?
Wallahu a’lam bish-shawab.
“Kumpul Pemuda-Pemuda” itulah tajuk acara yang digelar oleh kaum jeruk makan jeruk. Mereka melakukan pesta dibalik acara yang dikemas seolah rayakan hari kemerdekaan RI ke 75. Ada 56 pria yang tertangkap basah sedang ikut pesta gay di apartemen The Kuningan Suits di Setiabudi, Kuningan, Sabtu dinihari 29 Agustus 2020 lalu.
Tak hanya di kesempatan ini, pesta telah digelar sebanyak 6 kali. Dan di kali keenam inilah polisi baru berhasil lakukan penggrebekan. Berbagai barang bukti disita diantaranya 150 gelang para peserta, kondom berbagai merk, 56 kupon permainan, 8 botol obat perangsang, tisu magic, hard disk berisi 83 film porno homoseksual, dan kartu undangan.
Penyelenggara menjaring peserta dari grup wa dan instagram yang masing-masing telah beranggotakan 150 dan 80 orang. Mengerikan…, mengapa kehidupan menyimpang ini semakin semarak dan bagaimana Islam memandangnnya ?
Liberalisme Lahan Subur Para Gay
Kebebasan bertingkah laku, inilah biangkerok merajalelanya kehidupan yang menyimpang. Penyimpangan seks dianggap wajar dan sebagai hak yang harus dilindungi. Anggapan seperti ini telah menjadi pemahaman yang mengakar, hingga bagi pelaku penyimpangan merasa bebas berekspresi dan semangat menggait konco baru, sedangkan bagi para ‘pemirsa’ merasa ini bukan urusannya.
Liberalisme juga telah menyeret kehidupan keluarga menjadi bermasalah, tidak harmonis dan kehilangan fungsinya. Didikan agama minim hingga tak ada bekal membentengi pengaruh pergaulan rusak di tengah kehidupan. Disharmoni keluarga membuat diantara anggotanya mencari pelarian, menjadi penyuka sesama jenis salah satunya.
Wabah gay akan terus menyebar, jika tidak dituntaskan secara benar. Meski WHO telah menghapus LGBT dari daftar penyakit mental namun tidak serta merta mampu menghentikan penularan. Mereka terus menyebarkan kebiasaan buruk ini kepada korban dan mempengaruhi orang lain untuk mengikuti gaya hidup mereka.
Hukuman Allah bagi Para Gay
Islam memandang gay (liwath) sebagai penamaan yang dinisbatkan kepada kaum Luth As, Allah menamakan perbuatan ini dengan perbuatan yang keji (fahisy) dan melampaui batas (musrifun). Allah telah berfirman yang artinya : “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka : “Mengapa kau mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (TQS, Al-A’raf : 80-81)
Allah menurunkan hukuman bagi mereka sebagaimana firmanNya :”Maka kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.” (TQS. Al-Hijr : 74). Naudzubillah…,tidakkah mereka takut akan ancaman Allah ?
Wallahu a’lam bish-shawab.
COMMENTS