Khilafah pernah berjasa kepada Kerajaan Belanda ketika Kerajaan ini memohon pertolongan kepada Khilafah Utsmani untuk memerangi Kerajaan Spanyol. Pemimpin perlawanan Belanda, Raja William I 'Oranye' mencari sokongan dana dan persenjataan dari Khalifah, yang akhirnya dikabulkan.
Oleh Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)
Khilafah pernah berjasa kepada Kerajaan Belanda ketika Kerajaan ini memohon pertolongan kepada Khilafah Utsmani untuk memerangi Kerajaan Spanyol. Pemimpin perlawanan Belanda, Raja William I 'Oranye' mencari sokongan dana dan persenjataan dari Khalifah, yang akhirnya dikabulkan.
Khalifah mendukung perlawanan Belanda bukan hanya dengan dana, angkatan lautnya pun dikerahkan menyerang armada kapal perang Spanyol di Laut Mediterania untuk melepas tekanan Spanyol terhadap Belanda (Tintasiyasi.com, 29/7/2020). Namun seperti diketahui dalam Sejarah, Belanda malah menjarah negeri-negeri Kaum Muslimin yang susah payah disatukan oleh Khilafah misalnya dengan menjajah Nusantara selama 350 tahun.
Pada awalnya, Belanda mengalami kepayahan yang luar biasa dalam memberantas perlawanan dari masyarakat Nusantara. Kemudian, di tengah kebuntuan dan depresi, penjajah Belanda mendapatkan seorang pemikir yang mumpuni. Prof. Snouck Hurgronje menjadi penasihat Kolonial yang merekomendasikan pemberantasan Politik Islam.
Dia berpura-pura menjadi Muallaf yang kemudian mampu mendekati jaringan ulama dan Kaum Muslimin. Hasil interaksinya dengan komponen Islam ini lah yang mengarahkan pada keputusan politik kolonial membendung Pan Islamisme di Nusantara.
Baginya Islam yang dilaksanakan dalam bidang spiritual atau ritual tidak akan membahayakan sistem kolonial Belanda. Tetapi jika Kaum Muslimin di Nusantara dibiarkan menjalankan Islam Politik, itulah ancaman yang paling menakutkan.
Sebab Islam Politik adalah menyatukan antara kehidupan dunia dengan peran Agama (baca: Islam). Rekomendasi Snouck Hurgronje dikabulkan oleh Pemerintahan Kolonial Belanda.
Dan menjadi strategi politik terbaik untuk melanggengkan Kolonial. Ketika ide Pan Islamisme dibawa oleh Jama'ah Haji ke Nusantara, Kolonial Belanda merasa cemas sebab ide ini akan membangkitkan pemberontakan seluruh warga Nusantara terhadap penjajah Belanda.
Bukan sekedar memberontak, Ide Pan Islamisme dianggap sebagai awal penyatuan agama dengan politik. Efek lanjutannya bisa mengarahkan kepada penyatuan Kaum Muslimin Nusantara dengan satu Kepemimpinan Islam Global yang kala itu dibawah kepemimpinan Khilafah Ustmani.
Kolonial Belanda, seperti Kolonial Eropa lainnya, tidak ingin negeri Kaum Muslimin yang strategis ini kembali menyatu dengan Khilafah. Sebab ini menyebabkan serangan kepada para penjajah menjadi ganda.
Pertama serangan dari internal Kaum Muslimin yang dijajah di Nusantara. Kedua Kolonial harus menghadapi serangan dari eksternal yakni Khilafah Islam.
Kolonial Belanda tahu bagaimana pengaruh yang luar besar dari Khilafah terhadap Nusantara. Kolonial mengetahui bahwa para Sultan dan Raja telah berbaiat kepada Khalifah di Istambul. Ini artinya awal gerakan politik yang mengancam.
Bahkan Kolonial melihat para Sultan yang memimpin perlawanan bersenjata diilhami oleh Khilafah Islam. Seperti dikutip dari Cinta Islam Media (8/8/2020):
Bahkan laskar Diponegoro pun dibentuk berdasarkan pola militer Utsmani, di antaranya Arkiyo, Bulkiyo dan Turkiyo. Tidak hanya itu, nama juang para komandan tempurnya seperti Sentot Prawirodirdjo pun memakai nama panglima perang Turki Utsmani, Muhammad Ali Pasha, yang dijawanisasi menjadi Alibasah. Diponegoro sendiri memakai nama juang, Sultan Ngabdulhamit sebagaimana nama khalifah Utsmani, yakni Sultan Abdul Hamid I.
Maka Kolonial pun menempuh strategi Anti Pan Islamisme (Anti Desekularisme) selain Politik Divide Et Impera (Politik Adu Domba). Politik ini dilakukan agar Nusantara bisa dikuasai selamanya.
Oleh karena itu jika sebuah negeri ingin lepas dari imperialisme Barat hendaknya melanjutkan Sistem Kepemiminan Islam yang ditakuti oleh para Penjajah. Penjajah Barat hanya takut ketika Politik Islam menjadi landasan bagi Kaum Muslimin untuk lepas dari Penjajahan Imperialisme dan Kapitalisme Barat. []
Bumi Allah SWT, 8 Agustus 2020
#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan
Pan IslamIsmenya Jamaludin Al Afghani kah..?
Reply Delete