Ketika negosiasi dan kompromi tak membuahkan hasil, maka satu-satunya jalan adalah menghadang dakwah. Membully, mempersekusi, hingga pembunuhan dilaku
سَیَقُولُ ٱلسُّفَهَاۤءُ مِنَ ٱلنَّاسِ مَا وَلَّاهُمۡ عَن قِبۡلَتِهِمُ ٱلَّتِی كَانُوا۟ عَلَیۡهَاۚ قُل لِّلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُۚ یَهۡدِی مَن یَشَاۤءُ إِلَىٰ صِرَ ٰطࣲ مُّسۡتَقِیمࣲ
Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata, “Apakah yang memalingkan mereka (Muslim) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya?” Katakanlah (Muhammad), “Milik Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus." [Q.s. Al-Baqarah 142]Begitulah, jalan dakwah. Tak pernah sepi dari bulliyan dan serangan orang-orang dungu. Kadang menyerang pribadi, kadang ajaran Islam yang diembannyaMenghadapi mereka harus sabar. Kadang harus dijawab, sebagaimana al-Qur'an menyerang isteri Abu Lahab, dan membungkam tuduhan orang Yahudi, tetapi kadang harus diam. Tidak perlu dilayaniImam Syafii memberikan resep menghadapi orang dungu, "Tinggalkanlah orang bodoh yang dungu, karena apa yang diomongkan itu semuanya menggambarkan dirinyaLaut Eufrat (Irak) tak akan berbahaya, jika suatu hari, sebagian anjing menceburkan diri di sana."Diam tidak melayani perdebatan orang dungu tak berarti kalah, tapi itulah cara terhormat untuk tidak menambah kedunguan, kata Imam Syafii, karena kayu gaharu akan semakin harum ketika terbakarKH. Hafidz Abdurrahman
COMMENTS