Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), nama koalisi cair yang baru saja dideklarasikan oleh sejumlah tokoh bangsa pada Hari Ahad (2 Agustus 2020).
Oleh : Erwin Permana
Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), nama koalisi cair yang baru saja dideklarasikan oleh sejumlah tokoh bangsa pada Hari Ahad (2 Agustus 2020).
Sejumlah tokoh hadir dalam pertemuan itu seperti, Din Syamsuddin, Said Didu, Rafly Harun, MS Ka’ban, Sri Bintang Pamungkas, Prof Anthony Kurniawan, Rocky Gerung, dll.
Maksud pertemuan tersebut, seperti diutarakan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia. Beliau tambahkan bahwa kapal besar Indonesia telah goyang dan hampir karam. Maka perlu anak-anak bangsa bangkit bersama untuk penyelamatan.
Berkumpulnya para tokoh tersebut tentu patut diapresiasi. Karena setidaknya mematahkan anggapan sebagian kalangan bahwa tokoh negeri ini sudah tidak peduli. Masyarakat terkesan dibiarkan sendiri.
Suara-suara kritis nyaris tak terdengar, dianggap semua sudah terbeli. Maka ada harapan besar dari masyarakat terhadap para tokoh yang berkumpul, untuk menyelamatkan Indonesia, sesuai tajuknya.
Seperti yang dikatakan Din Syamsuddin, kapal besar Indonesia telah goyah dan hampir karam. Memang faktanya begitu. Masalah dinegeri ini tidak perlu dicari karena memang ada disekeliling kita.
Korupsi, kemiskinan, penguasaan asing terhadap SDA, penegakkan hukum yang tidak adil, pendidikan yang tak jelas outputnya, hutang luar negeri, perzinaan, L98T, pengangguran, pendemik, dll.
Semangat besar para tokoh tidak boleh berhenti para tataran semangat saja. Sebab, semangat sangat mudah kendor. Ngumpul makan-makan enak di restoran, lakukan deklarasi, habis itu selesai dimeja negosiasi, para aktivispun satu per satu menepi. Semoga tidak begini akhir ceritanya nanti.
Betapa banyak deklarasi ke deklarasi dilakukan tapi diujung semuanya basi. Jangankan deklarasi, reformasi pernah kita lewati. Habis energi kita dari deklarasi ke deklarasi. Tanpa secuil masalahpun berkurang di negeri ini.
Maka dengan apa menyelamatkan Indonesia? Terlepas dari pengelolaan negara yang amatiran. Penyebab utama karamnya Indonesia adalah penerapan ideologi Kapitalisme-Demokrasi.
Melalui sistem ini kekayaan negeri dikuras; sistem ini yang menyebabkan malapeta diseluruh dimensi kehidupan. Sistem ini yang membuat Indonesia karam.
Selama sistem itu diterapkan, kapal besar Indonesia tidak akan pernah berlayar mengarungi samudera luas, menerjang ombak hingga tiba dipulau kemenangan, yakni Indonesia digdaya dunia. Pada titik inilah, dibutuhkan solusi mendasar dan ideologis.
Solusi mendasarnya adalah tinggalkan Kapitalis demokrasi, tegakkan Khilafah. Negara Khilafah sudah terbukti sepanjang sejarahnya mensejahterakan masyarakat dengan berbagai suku, bangsa dan agama.
Jika, para tokoh yang berkumpul menyerukan, "campakkah kapitalisme Demokrasi, Tegakkan Khilafah". Anda sudah membangunkan macan dari tidurnya. Umat Islam yang tidur lelap selama puluhan tahun akan kembali bangkit mengembalikan mahkotanya yang hilang. Yakni mahkota sebagai adidaya dunia.
Dengan seruan itu, anda bukan saja akan menyelamatkan negeri ini, tapi juga mengguncang dunia. Sebab, negara Khilafah memiliki karakter sebagai negara adidaya dunia, yang ketika muncul akan segera menjadi pesaing utama negara adidaya semacam AS, China, dll.
Jika tanpa solusi membuang kapitalis-demokrasi, dengan segala hormat kepada bapak-bapak yang kami cintai dan sayangi lebih baik pulang aja, ga usah dilanjutkan. Sekarang musim pandemik, usia bapak-bapak masuk dalam kategori orang beresiko tinggi tertulir Covid.
Jika tidak untuk suatu perubahan yang signifikan mau mencari apa bapak-bapak ngumpul dengan resiko tinggi? Jika hanya untuk perubahan remeh-temah, seperti diutarakan oleh pak Din Syamsuddin, mulut-mulut perlu dikasih makan, mending tidak usah.
Bukan kami tidak percaya dengan bapak-bapak. Bagi kami keselamatan para tokoh bangsa lebih penting. Kami rela perut kosong asal bapak-bapak berumur panjang dan suatu saat bisa berjuang untuk tegaknya Islam. Rasa-rasanya tidak sepadan resiko yang ditempuh dengan tujuan yang ingin disasar.
Maaf beribu maaf, kami sudah muak dengan janji terkait kesejahteraan. Saat ini yang kami inginkan penegakkan Islam secara kaffah, karena hanya dengan Islam semua urusan menjadi baik, rahmat turun dari langit keluar dari bumi. Ini janji Allah yang kami percaya. []
Solusi mendasarnya adalah tinggalkan Kapitalis demokrasi, tegakkan Khilafah. Negara Khilafah sudah terbukti sepanjang sejarahnya mensejahterakan masyarakat dengan berbagai suku, bangsa dan agama.
Jika, para tokoh yang berkumpul menyerukan, "campakkah kapitalisme Demokrasi, Tegakkan Khilafah". Anda sudah membangunkan macan dari tidurnya. Umat Islam yang tidur lelap selama puluhan tahun akan kembali bangkit mengembalikan mahkotanya yang hilang. Yakni mahkota sebagai adidaya dunia.
Dengan seruan itu, anda bukan saja akan menyelamatkan negeri ini, tapi juga mengguncang dunia. Sebab, negara Khilafah memiliki karakter sebagai negara adidaya dunia, yang ketika muncul akan segera menjadi pesaing utama negara adidaya semacam AS, China, dll.
Jika tanpa solusi membuang kapitalis-demokrasi, dengan segala hormat kepada bapak-bapak yang kami cintai dan sayangi lebih baik pulang aja, ga usah dilanjutkan. Sekarang musim pandemik, usia bapak-bapak masuk dalam kategori orang beresiko tinggi tertulir Covid.
Jika tidak untuk suatu perubahan yang signifikan mau mencari apa bapak-bapak ngumpul dengan resiko tinggi? Jika hanya untuk perubahan remeh-temah, seperti diutarakan oleh pak Din Syamsuddin, mulut-mulut perlu dikasih makan, mending tidak usah.
Bukan kami tidak percaya dengan bapak-bapak. Bagi kami keselamatan para tokoh bangsa lebih penting. Kami rela perut kosong asal bapak-bapak berumur panjang dan suatu saat bisa berjuang untuk tegaknya Islam. Rasa-rasanya tidak sepadan resiko yang ditempuh dengan tujuan yang ingin disasar.
Maaf beribu maaf, kami sudah muak dengan janji terkait kesejahteraan. Saat ini yang kami inginkan penegakkan Islam secara kaffah, karena hanya dengan Islam semua urusan menjadi baik, rahmat turun dari langit keluar dari bumi. Ini janji Allah yang kami percaya. []
COMMENTS