Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus 5,32 persen pada kuartal II tahun ini dipengaruhi oleh sektor pariwisata dan penerbangan yang terkontraksi cukup dalam.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus 5,32 persen pada kuartal II tahun ini dipengaruhi oleh sektor pariwisata dan penerbangan yang terkontraksi cukup dalam.
Begitu urai Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas (ratas) bertajuk "Penggabungan BUMN Sektor Aviasi dan Pariwisata", di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis pagi (6/8).
"Kemarin BPS merilis pertumbuhan ekonomi kita di kuartal yang kedua jatuh berada di angka minus 5,32 (persen). Dan saya melihat sektor yang terdampak, terkontrakasi sangat dalam di sektor pariwisata dan sektor penerbangan," ujarnya.
Berdasarkan data BPS yang dia terima di triwulan kedua 2020 tersebut, wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia hanya 482 ribu. Angka ini turun 81 persen jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 (quarter to quarter), dan bahkan turun 87 persen secara tahunan (year on year).
"Memang turunnya terkontraksi sangat dalam," tegas Jokowi.
Namun begitu, mantan Walikota Solo ini meyakini anjloknya dua sektor ini menjadi momentum untuk memperbaiki tata kelola di bidang pariwisata dan juga penerbangan, baik mengenai rute penerbangan, penetuan hub, penentuan super hub, termasuk penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata, sehingga arahnya menjadi semakin kelihatan.
"Sehingga next pandemik, pondasi ekonomi di sektor pariwisata dan transportasi akan semakin kokoh dan semakin baik, dan bisa berlari lebih cepat lagi," demikian Jokowi menambahkan.[rmol]
COMMENTS