Banser yang dulu beda dengan sekarang.
Oleh : Muhammadun Dimyathi
Banser yang dulu beda dengan sekarang.
Ini bukan masalah zaman yang berbeda, kalau dulu Banser diibaratkan seperti kuda makan besi karena takzimnya Banser dengan Kiai/ulama.Dalam urusan yang remeh temeh seperti ikut guyub bantu sukseskan acara sedekah bumi, laut atau lomba kupatan (tradisi di pantura) pun kudu sowan ke Kyai sebagai penasehat spiritual takut menyelisihi karena memasuki ranah akidah dan budaya sebagai bentuk kehati-hatian. Apalagi sampai ke hal sensitif mempersekusi Ulama/Ormas lain jelas tindakan tabu yang bisa menurunkan Marwah NU sebagai ibu kandung yang melahirkan.Ini berlangsung sejak awal dilahirkan dari rahim NU tahun 1937 di Malang hingga 2014.Barulah dibawah komando Nusron Wahid (tim sukses Jokowi RI-1). Banser mulai melirik politik praktis. S suksesor Jokowi sudah barang tentu deal-deal terjadi diatas meja makan, termasuk mengamankan posisi RI-1 dari rival politiknya, juga sebagai algojo predator HTI yang dianggap batu sandungan dikemudian hari.Di era penggantinya Gus Yaqut babak baru dimulai. Rekrutmen/pengkaderan besar-besaran tanpa ada proses seleksi ketat.Bila sekarang santer tercium bau amisnya bukan hal aneh, mengingat BANSER diera rezim Jokowi menikmati gula-gula kekuasaan terutama dilingkaran elitenya. Bagaimana dengan bawahannya?Bisa ditebak, mereka hanya menikmati sisa, itupun bila masih ada diatas meja makan.
Dan yang terbaru sikap vandalis Banser berupa hinaan,caci makian yang dialamatkan pada Ustadz Zainullah Muslim di Rembang Pasuruan, seorang Kiai/aktifis dakwah pengusung khilafah yang dibenci rezim saat ini.Sebagai sesama muslim, Saya ingin berbagi nasehat dengan teman-teman Banser yang belum terjangkiti penyakit hati stadium 3 janganlah benci HTI dengan membabi-buta,karena kelak akan sangat kesulitan mempertanggung jawabkan amal sayyi'ah ini. Karena beban paling berat untuk dibawa di akhirat tak lain adalah permusuhan.Perlu diingat bahwa HTI itu organisasi dakwah Islam. Memusuhi organisasi semacam HTI adalah tindakan bodoh.Kalau tidak berani bicara lantang didepan penguasa tentang pentingnya penegakan Syariah dan Khilafah, maka cukuplah menjadi muhibbin.Banser mungkin belum sadar, HTI itu seperti gaharu, harumnya akan semakin tercium bila disulut api. Lihatlah apa yang baru saja terjadi dengan Kiai Zainullah Muslim, bukannya tersiram hujan hujatan tapi pujian karena memang tidak ada yang salah dengan dakwah khilafahnya.Orang alim pasti tahu sejarah bahwa Abu Hurairah RA yang hidup dimasa Rasulullah Saw sendiri selama 5 tahun majelisnya diikuti oleh Ibnu Hizm tak pernah luput dari pembahasan Khilafah.Juga Ar Royah dan Al Liwa Panji Rasulullah Saw yg terakhir dikenalkan HTI,kini jama'ah haji di Madinah pun bisa melihat gunung yang diberi nama Jabal Ar Royah. Karena disitulah dulu Rasulullah SAW pernah menancapkan Panji Ar Royah saat penggalian Khondaq.Apakah dakwah yang jenis itu yang dibenci Banser?Terus sukanya dakwah apa ?, Dakwah sambil dangdutan atau dakwah diiringi nyanyian di gereja dan di pura...?. Biarkanlah elite Banser membenci HTI dan Simpatisan HTI.Tapi teman-teman jangan ikut-ikutan bodoh bila Ia bebal otaknya untuk diingatkan. Permusuhan Banser kelak dipikulnya sendiri ke hadapan Allah SWT.Sebagai penutup tulisan, Allah SWT mengingatkan kita semua dlm QS:Yasin ayat 12 :
Banser yang dulu beda dengan sekarang.
Ini bukan masalah zaman yang berbeda, kalau dulu Banser diibaratkan seperti kuda makan besi karena takzimnya Banser dengan Kiai/ulama.Dalam urusan yang remeh temeh seperti ikut guyub bantu sukseskan acara sedekah bumi, laut atau lomba kupatan (tradisi di pantura) pun kudu sowan ke Kyai sebagai penasehat spiritual takut menyelisihi karena memasuki ranah akidah dan budaya sebagai bentuk kehati-hatian. Apalagi sampai ke hal sensitif mempersekusi Ulama/Ormas lain jelas tindakan tabu yang bisa menurunkan Marwah NU sebagai ibu kandung yang melahirkan.Ini berlangsung sejak awal dilahirkan dari rahim NU tahun 1937 di Malang hingga 2014.Barulah dibawah komando Nusron Wahid (tim sukses Jokowi RI-1). Banser mulai melirik politik praktis. S suksesor Jokowi sudah barang tentu deal-deal terjadi diatas meja makan, termasuk mengamankan posisi RI-1 dari rival politiknya, juga sebagai algojo predator HTI yang dianggap batu sandungan dikemudian hari.Di era penggantinya Gus Yaqut babak baru dimulai. Rekrutmen/pengkaderan besar-besaran tanpa ada proses seleksi ketat.Bila sekarang santer tercium bau amisnya bukan hal aneh, mengingat BANSER diera rezim Jokowi menikmati gula-gula kekuasaan terutama dilingkaran elitenya. Bagaimana dengan bawahannya?Bisa ditebak, mereka hanya menikmati sisa, itupun bila masih ada diatas meja makan.
Dan yang terbaru sikap vandalis Banser berupa hinaan,caci makian yang dialamatkan pada Ustadz Zainullah Muslim di Rembang Pasuruan, seorang Kiai/aktifis dakwah pengusung khilafah yang dibenci rezim saat ini.Sebagai sesama muslim, Saya ingin berbagi nasehat dengan teman-teman Banser yang belum terjangkiti penyakit hati stadium 3 janganlah benci HTI dengan membabi-buta,karena kelak akan sangat kesulitan mempertanggung jawabkan amal sayyi'ah ini. Karena beban paling berat untuk dibawa di akhirat tak lain adalah permusuhan.Perlu diingat bahwa HTI itu organisasi dakwah Islam. Memusuhi organisasi semacam HTI adalah tindakan bodoh.Kalau tidak berani bicara lantang didepan penguasa tentang pentingnya penegakan Syariah dan Khilafah, maka cukuplah menjadi muhibbin.Banser mungkin belum sadar, HTI itu seperti gaharu, harumnya akan semakin tercium bila disulut api. Lihatlah apa yang baru saja terjadi dengan Kiai Zainullah Muslim, bukannya tersiram hujan hujatan tapi pujian karena memang tidak ada yang salah dengan dakwah khilafahnya.Orang alim pasti tahu sejarah bahwa Abu Hurairah RA yang hidup dimasa Rasulullah Saw sendiri selama 5 tahun majelisnya diikuti oleh Ibnu Hizm tak pernah luput dari pembahasan Khilafah.Juga Ar Royah dan Al Liwa Panji Rasulullah Saw yg terakhir dikenalkan HTI,kini jama'ah haji di Madinah pun bisa melihat gunung yang diberi nama Jabal Ar Royah. Karena disitulah dulu Rasulullah SAW pernah menancapkan Panji Ar Royah saat penggalian Khondaq.Apakah dakwah yang jenis itu yang dibenci Banser?Terus sukanya dakwah apa ?, Dakwah sambil dangdutan atau dakwah diiringi nyanyian di gereja dan di pura...?. Biarkanlah elite Banser membenci HTI dan Simpatisan HTI.Tapi teman-teman jangan ikut-ikutan bodoh bila Ia bebal otaknya untuk diingatkan. Permusuhan Banser kelak dipikulnya sendiri ke hadapan Allah SWT.Sebagai penutup tulisan, Allah SWT mengingatkan kita semua dlm QS:Yasin ayat 12 :
إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ
"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)".Wallahu A'lam
COMMENTS