Fatih Karim | Ahmad Dani | Baim Wong
Banyak dan sering pertanyaan diajukan ke saya. Dari mana @FatihKarim belajar Islam, lulusan mana dia?
Saya lulusan D3 Agribisnis Unpad & S1 Di Institut Pertanian Bogor Jurusan Agribisnis. Keluarga Kami bukan keluarga Ulama apalagi penghafal Qur'an.
Sejak 1997 saya dibina Secara intensif dan mendalam tentang Islam, di Hizbut Tahrir. Hingga saat ini berarti sekitar 21 Tahun saya bersama Hizbut Tahrir. Sejak Itulah saya jatuh cinta pada Islam dan Dakwah. Islam saya pahami sebagai Risalah yang mengatur segala. Tiada cacat cela. Sempurna!
Saya belajar dari perkara Aqidah, Akhlaq, dakwah, syariah. Bahkan lebih detail dari akar, daun, bunga hingga buahnya. Juga mengkaji 'Ulumul Quran, Hadits, Ushul Fiqh, Tafsir, Sirah Nabi, bahkan hingga Dustur Negara Khilafah.
Hizbut Tahrir bagi saya layaknya Ibu, dari rahimnya saya dilahirkan dibesarkan. Dari pembinaannya saya bertumbuh kembang & terus berjuang bersama mengembalikan kehidupan Islam.
Hizbut Tahrir tidak melulu mengajarkan Khilafah, namun seluruhnya adalah ajakan untuk hidup dalam Naungan Islam, berhukum hanya dengan Aturan yang Allah turunkan Alquran dan Assunnah.
Maka menolak sistem Khilafah adalah menolak ajaran Islam. Karena #khilafahajaranislam sama seperti Shalat, shaum, haji & lainnya. Apakah kita berani menolak aturan Allah?
Dakwah itu IlaAllah, perintah Allah kewajiban kita, bukan permintaan penguasa apalagi pesanan.
Hizbut Tahrir berdiri tahun 1953 di Al Aqsa Palestina oleh Al 'Alim Syaikh Taqiyuddin An Nabhani Rahimahullah. Kini tersebar di 52 Negara di Seluruh dunia. Tugasnya hanya 1: berdakwah.
Ada di Indonesia Sejak 1983 hingga kini terbukti tidak pernah merugikan Negara, korup, kriminal, terbukti melakukan kekerasan, apalagi Teror.
Bahkan sangat mencintai Indonesia dan seluruh dunia Islam, berusaha menjauhkannya dari cengkeraman Kapitalisme & semua ideologi merusak fitrah manusia.
Tiada yang mampu menghentikan Janji Allah kembalinya kehidupan Islami, lenyapnya sistem hidup jahili, & tegaknya kembali Khilafah di Akhir Zaman ini. Apakah kita menjadi pendukung, pejuang atau penghalangnya?
Ustadz @fatihkarim
Pantas dakwanya seperti itu, belajar agamanya ditempat yang salah (HTI)....... kayak tahu saja tentang khilafah, sama tuh orangnya seperti Felix Siau.
BalasHapusSemua orang punya landasan dalam pemikirannya. Dan saya yakin Ustadz Fatih Karim juga punya landasan. Kalaupun landasan yang diambil beliau adalah HTI, apa salahnya? Sejauh ini memang HTI tidak pernah merugikan negara. Yang dilakukan HTI hanya menyuarakan yang benar dan adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Ketika ada bencana, HTI membantu. Ketika ada yang korupsi, HTI menyuarakan kalau sistem memang harus segera diubah sebelum rakyat Indonesia makin tercekik dan miskin. HTI tidak pernah menyuarakan perang. HTI hanya berdakwah di tengah perang pemikiran antara yang HAQ dan BATHIL. Penguasa dan semua orang yang menolak HTI pasti punya "kepentingan lain". Bisa jadi agar hal atau kegiatan yang bertentangan dengan syariat bisa tetap dilaksanakan dengan nyaman, karena tidak ada yang akan menghukumnya.
HapusJelaslah sudah kenapa mereka menolak HTI tetap eksis di Indonesia bahkan Dunia.
Masyaallah, Mantap ust 👍
BalasHapusSangat realistis dan sesuai syariah
BalasHapus