Ahmad Khozinudin, S.H. | Aktivis, Advokat Pejuang Khilafah
Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H. | Aktivis, Advokat Pejuang Khilafah
Akhir-akhir ini, marak diskusi online anti Khilafah, dengan tema dan penyelenggara yang beragam. Terlebih, pasca gaduh RUU HIP, diskursus khilafah diruang publik kembali menyeruak dan hangat.
Faktor pemicunya tak hanya karena gigihnya pejuang Khilafah yang selalu mendakwahkan Khilafah, memasuki seluruh ruang diskursus politik dan keumatan dan konsisten menawarkan Khilafah sebagai solusi. Tetapi juga karena langkah keliru (blunder) dari elemen anti Khilafah menyikapi berbagai peristiwa politik.
Contoh saja peristiwa penolakan RUU HIP dan insiden pembakaran bendera berlogo PDIP. Respons PDIP terhadap hal ini, bukannya fokus menjelaskan substansi RUU HIP kenapa ditolak publik, sekaligus menuntut pelaku diproses secara hukum.
Yang terjadi justru poster poster aksi PDIP menyuarakan anti HTI dan Khilafah. Bahkan, ada video kader PDIP yang mengeluarkan ancaman dan kata-kata tak pantas. Padahal, apa hubungannya RUU HIP dan Khilafah ? Apa hubungannya pembakaran bendera berlogo PDIP dengan HTI ?
Kesalahan dalam menentukan kontra narasi ini, justru melambungkan opini Khilafah. Sebab, siapapun paham bahwa Khilafah tak ada sangkut pautnya dengan RUU HIP.
Yang mendemo RUU HIP itu yang membela Pancasila, yang didemo itu yang ingin memeras Pancasila. Lalu, apa salahnya HTI dan Khilafah ? HTI itu inginkan Khilafah, khilafah itu menerapkan Al Qur'an dan as Sunnah, bukan Pancasila.
Karena kesalahan dalam memilih kontra narasi inilah, PDIP justru melambungkan opini Khilafah dan secara tidak langsung justru makin membesarkan nama HTI. Sebab, katanya HTI sudah bubar, kenapa masih disebut-sebut ?
Boleh saja, narasi itu digunakan PDIP agar publik dapat diajak untuk menjadikan HTI dan Khilafah sebagai musuh bersama, dan melupakan isu perubahan Pancasila melalui RUU HIP. Tapi publik itu kan cerdas, bukan pasukan nasi bungkus yang demo hanya untuk beberapa lembar rupiah.
Sama kelirunya ketika pada masa Pandemi ini digelorakan diskusi anti Khilafah dengan berbagai varian tema. Yang terakhir, yang akan dilaksanakan hari ini, Senin (29/6), diskusi anti Khilafah yang mengambil tema "Mewaspadai Kebangkitan Ideologi Khilafah Ditengah Pandemi".
Diskusi semacam ini justru menjadi "Promo Gratis" atas isu Khilafah. Publik yang belum terlalu paham, tentu saja tak akan puas mengetahui ihwal Khilafah dari satu persepsi. Mereka, akan penasaran dan berusaha mencari "Persepsi Sahih" tentang apa itu Khilafah, Tentang sejarahnya, hukum Syara' nya, norma-norma yang berlaku, perjuangan, hingga potensi untuk menegakkannya kembali ditengah umat manusia.
Bagi pejuang Khilafah, keadaan ini justru menjadi lahan, proyek dakwah untuk menjelaskan kepada umat, tentang apa dan bagaimana itu Khilafah. Ini adalah proyek kebangkitan Islam yang agung.
Sementara, bagi penyelenggara kuat dugaan itu hanyalah diskusi proyek, untuk mencari pundi pundi rupiah. Jika tidak demikian, proyek semacam ini hanyalah proyek untuk menghalangi manusia dari jalan Allah SWT.
Yang jelas, ditengah Pandemi, disaat Pejuang Khilafah berlomba lomba berdakwah mencari ridlo dan pahala Allah SWT, para penentang ide khilafah justru berlomba-lomba menumpuk dosa. Padahal, mereka tidak lama didunia ini, mereka semua akan dipanggil Allah SWT dimana kelak proyek menghalangi Khilafah ini akan menjadi sesalan yang tiada berkesudahan. [].
COMMENTS