Prediksi Akhir Pandemi Covid-19
/ Penulis : Fathimah al-Fihri (Aktivis Dakwah) /
Di tengah pandemi yang kian merebak tak kunjung henti, muncul prediksi-prediksi berakhirnya pandemi, munculnya prediksi-prediksi akan semakin menimbulkan masalah baru ditengah masyarakat kini. Prediksi-prediksi tersebut diungkapkan oleh sejumlah pakar, ungkapan tersebut dilansir dari beberapa media online seperti dibawah ini:
Jakarta, CNN Indonesia (29/4) — Wabah virus corona di dunia atau 99 persen kasus corona akan selesai pada rentang Juli — September 2020, berdasarkan hasil riset dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang di publikasikan hari ini, Rabu (29/4). Untuk Indonesia, 99 persen kasus virus corona akan berakhir Juni 2020.
Jakarta, CNBC Indonesia (2/5) — Sebuah university di Singapura, Singapore University of Technology and Design (SUTD) melakukan penelitian mengenai kapan berakhirnya pandemic Covid-19 di Indonesia. Hasil penelitian ini memberikan harapan bahwa penyebaran virus ini akan berakhir sebelum akhir tahun ini. dalam penelitian tersebut, ilmuwan tersebut menyebutkan 97% kasus di Indonesia akan selesai pada 6 Juni 2020 nanti. Sedangkan 100% kasus diperkirakan akan selesai pada 1 September 2020.
Liputan6.com, Jakarta (2/5) — Epidemologi dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran (Unpad), Bony Wien Lestari menyanksikan pernyataan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Munardo soal prediksi pandemic Corona akan berakhir pada Juni — Juli nanti. Bony mempertanyakan atas dasar apa prediksi tersebut dikeluarkan. Meurutnya, hingga saat ini angka pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 masih terus melonjak.
Semakin merebaknya prediksi-prediksi yang dilakukan oleh para ahli, akan memunculkan masalah baru ditengah masyarakat. Masyarakat akan semakin meremehkan tingkat bahaya pandemi, tak heran jika nantinya akan semakin merebak pandemi ini. Sungguh miris apa yang terjadi saat ini, ditengah pandemi justru merebak prediksi-prediksi berakhirnya pandemi. Tak sepatutnya para ahli yang memiliki intelektual tinggi justru bisa membuat gaduh dunia ini.
Bagaimana akan berakhir jika hukum Allah saja tidak dipatuhi, Pemerintah yang seharusnya bertindak tegas ditengah pandemi, justru santai-santai seolah taka da apa-apa di negeri ini. apalagi dalam menyikapi rakyat yang terdampak pandemi, Pemerintah seolah tutup mata dan tutup telinga. Bisa saja sudah melihat namun tak mau bergerak, padahal aparat negara yang jumlahnya tidak diragukan lagi, mengapa tak akan tindakan sedikit pun untuk rakyat yang membutuhkan ini?
Wahai pemimpin negeri ini, dalam Islam pemimpin adalah pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas gembalannya (rakyat).
Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ : “Seorang imam adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya, dan ia akan dmintai pertanggung jawaban terhadap rakyatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan begitu, pemimpin dalam Islam tidak akan sewenang-wenang terhadap rakyatnya apalagi mengabaikannya. Seperti yang dilakukan oleh khalifah Umar saat terjadi wabah, beliau langsung bertindak tegas terhadap wabah sehingga tidak terjadi perluasan penyebaran wabah seperti yang terjadi saat ini.
Khalifah juga menjamin kebutuhan rakyatnya, terutama bidang pangan, beliau menyediakan ditempat yang bernama Darul ad-Daqiq. Sehingga rakyatnya tidak ada yang merasakan kelaparan. Khalifah Umar menyediakan bahan pangan untuk siapapun rakyatnya tanpa melihat statusnya, benar-benar tidak mampu atau mampu apalagi rakyat yang terkena dampak pandemi khalifah sangat memperhatikan kebutuhannya, tidak seperti yang terjadi di masa pemerintahan kali yang tidak meratakan bantuannya kepada semua rakyatnya, bahkan rakyat yang benar-benar membutuhkan saja tidak mendapatkan bantuan.
Sejarah mencacat bahwa kebijakan khalifah Umar ditengah adalah mengirimkan kebutuhan pokok kepada masyarakat yang terdampak, kemudian melakukan penarikan zakat peternakan. Memang benar adanya, ketika kepemimpinan disandarkan dari ketaqwaan kepada Allah, maka tak mungkin lagi pemimpin tersebut akan mengabaikan rakyatnya. Karena ia tau menjadi seorang pemimpin nantinya akan dimintai pertanggung jawaban terhadap pengurusan rakyatnya. Kepemimpinan tersebut hanya ada dalam negara Khilafah, sebagaimana khalifah Umar pada masanya. Wallahu alam
COMMENTS