Kontributor : @farruq_1453 Gen Saladin | @gen.saladin Mungkin banyak dari kita yang tidak tahu, peristiwa kelam dan sangat menyedihkan yang ...
Kontributor : @farruq_1453
Gen Saladin | @gen.saladin
Mungkin banyak dari kita yang tidak tahu, peristiwa kelam dan sangat menyedihkan yang terjadi 111 tahun lalu, kala itu Hari Senin 26 April 1909 M di tengah malam yang mendung dan sangat dingin di Kota Istanbul Kekhalifahan Utsmaniyah, dari kejauhan tampak berdiri sebuah istana tua yang kecil yang bernama Yıldız Sarayı (Istana Bintang).
Ketika kita mendekati Istana itu, tampak dari luar ada salah satu ruangan yang menyala, didalam ruangan itu ada seorang lelaki tua berusia 66 tahun bernama Abdülhamid II Bin Abdülmecid I yang sedang menulis catatan harian terakhirnya yang berisi, "Aku (Khalifah Islam Sultan Abdülhamid Han II) tidak menyalahkan siapapun atas (kemunduran Utsmani). Akan tetapi diriku mengetahui bahwa Inggris, Perancis dan Rusia hingga Jerman dan Swiss, serta negara-negara besar Eropa, memperoleh kepentingan mereka di negara kita yang suci ini dengan membagi-bagikan wilayah pemerintahan Utsmani dan mencerai-beraikannya.
"Mungkin ini adalah malam dan hari-hari terakhirku di dalam istana, aku tidak mengetahui apa yang terjadi pada diriku dan keluargaku di esok hari, tapi alam sudah menunjukkan tanda-tandanya, aku berserah diri kepada Allah jika aku dilengserkan esok hari. Khalifah Islam Sultan Abdülhamid Han II."
Malam tersebut memang sangat berbeda dengan malam malam lainnya, seolah alam menunjukkan tanda-tanda apa yang terjadi pada esok hari...
Keesokan harinya, Selasa 27 April 1909.
Mayoritas anggota dewan parlemen dan senat berkumpul di gedung dewan dan memutuskan untuk mencopot Sultan Abdülhamid II dari jabatan sultan dan khalifah, Sultan Abdülhamid II digulingkan dengan suara mutlak oleh parlemen Turki, yang telah berkumpul pada pukul 7 pagi di gedung dewan.
Namun, tidak ada satu suarapun yang bisa diambil oleh parlemen Turki sampai fatwa keluar dari Syaikhul Islam, lalu pada pukul 09.00 pagi anggota parlemen yang diketuai Said Paşa mendesak Mufti Besar Utsmani, Syaikhul Islam Muhammad Zhiyauddin untuk mengeluarkan fatwa pencopotan Sultan Abdülhamid II.
Tidak lama setelah itu, keluarlah fatwa dari Mufti Besar Utsmani. Syaikhul Islam Muhammad Zhiyauddin, menyatakan bahwa Sultan telah "menyia-nyiakan kekayaan negara", membakar buku-buku Syariah, dan "menumpahkan darah dan melakukan pembantaian". fatwa itu disampaikan pada pukul 10:10 pagi, dan lima menit kemudian, Sultan Abdülhamid II telah sah dicopot.
Pada pukul 10.50, Senat dan Dewan Perwakilan memilih untuk mengundang adik laki-laki Sultan Abdülhamid, Sehzade (Pangeran) Muhammad Reshad Effendi, untuk dilantik sebagai sultan baru, dan pada pukul 4 sore, Syaikhul Islam melaksanakan sumpah dan Sehzade (Pangeran) Muhammad Reshad dinyatakan sebagai Khalifah & Sultan baru Kekhalifahan Utsmaniyah (Sultan Mehmed Reshad V).
Dan pada hari rabu 28 April 1909, pukul 3 pagi dini hari waktu Istanbul, Sultan Abdühamid II penguasa mutlak terakhir Kekhalifahan Utsmaniyah meninggalkan Kota Istanbul, Sultan diasingkan ke Thessaloniki (Yunani). Sultan bersama 38 anggota keluarganya menaiki kereta dari Stasiun Istanbul menuju Thessaloniki.
Dan tidak lama setelah pencopotan Sultan Abdülhamid II, Kekhalifahan Utsmaniyah kembali masuk kedalam pertempuran besar, seperti perang Balkan I, II dan Perang Dunia I. Pertempuran demi pertempuran dilewati dan berakhir dengan kekalahan dipihak Utsmaniyah yang puncaknya adalah pembubaran Kesultanan Utsmaniyah pada 1922 M dan Penghapusan Institusi Khilafah pada 3 Maret 1924 M.
Al-Fatihah untuk bapak Pan-Islamisme dunia Sultan Abdülhamid Han II, Mekanın Cennet Olsun Dedem, Cennet Mekan Sultan Abdülhamid Han II.
Gen Saladin | @gen.saladin
Mungkin banyak dari kita yang tidak tahu, peristiwa kelam dan sangat menyedihkan yang terjadi 111 tahun lalu, kala itu Hari Senin 26 April 1909 M di tengah malam yang mendung dan sangat dingin di Kota Istanbul Kekhalifahan Utsmaniyah, dari kejauhan tampak berdiri sebuah istana tua yang kecil yang bernama Yıldız Sarayı (Istana Bintang).
Ketika kita mendekati Istana itu, tampak dari luar ada salah satu ruangan yang menyala, didalam ruangan itu ada seorang lelaki tua berusia 66 tahun bernama Abdülhamid II Bin Abdülmecid I yang sedang menulis catatan harian terakhirnya yang berisi, "Aku (Khalifah Islam Sultan Abdülhamid Han II) tidak menyalahkan siapapun atas (kemunduran Utsmani). Akan tetapi diriku mengetahui bahwa Inggris, Perancis dan Rusia hingga Jerman dan Swiss, serta negara-negara besar Eropa, memperoleh kepentingan mereka di negara kita yang suci ini dengan membagi-bagikan wilayah pemerintahan Utsmani dan mencerai-beraikannya.
"Mungkin ini adalah malam dan hari-hari terakhirku di dalam istana, aku tidak mengetahui apa yang terjadi pada diriku dan keluargaku di esok hari, tapi alam sudah menunjukkan tanda-tandanya, aku berserah diri kepada Allah jika aku dilengserkan esok hari. Khalifah Islam Sultan Abdülhamid Han II."
Malam tersebut memang sangat berbeda dengan malam malam lainnya, seolah alam menunjukkan tanda-tanda apa yang terjadi pada esok hari...
Keesokan harinya, Selasa 27 April 1909.
Mayoritas anggota dewan parlemen dan senat berkumpul di gedung dewan dan memutuskan untuk mencopot Sultan Abdülhamid II dari jabatan sultan dan khalifah, Sultan Abdülhamid II digulingkan dengan suara mutlak oleh parlemen Turki, yang telah berkumpul pada pukul 7 pagi di gedung dewan.
Namun, tidak ada satu suarapun yang bisa diambil oleh parlemen Turki sampai fatwa keluar dari Syaikhul Islam, lalu pada pukul 09.00 pagi anggota parlemen yang diketuai Said Paşa mendesak Mufti Besar Utsmani, Syaikhul Islam Muhammad Zhiyauddin untuk mengeluarkan fatwa pencopotan Sultan Abdülhamid II.
Tidak lama setelah itu, keluarlah fatwa dari Mufti Besar Utsmani. Syaikhul Islam Muhammad Zhiyauddin, menyatakan bahwa Sultan telah "menyia-nyiakan kekayaan negara", membakar buku-buku Syariah, dan "menumpahkan darah dan melakukan pembantaian". fatwa itu disampaikan pada pukul 10:10 pagi, dan lima menit kemudian, Sultan Abdülhamid II telah sah dicopot.
Pada pukul 10.50, Senat dan Dewan Perwakilan memilih untuk mengundang adik laki-laki Sultan Abdülhamid, Sehzade (Pangeran) Muhammad Reshad Effendi, untuk dilantik sebagai sultan baru, dan pada pukul 4 sore, Syaikhul Islam melaksanakan sumpah dan Sehzade (Pangeran) Muhammad Reshad dinyatakan sebagai Khalifah & Sultan baru Kekhalifahan Utsmaniyah (Sultan Mehmed Reshad V).
Dan pada hari rabu 28 April 1909, pukul 3 pagi dini hari waktu Istanbul, Sultan Abdühamid II penguasa mutlak terakhir Kekhalifahan Utsmaniyah meninggalkan Kota Istanbul, Sultan diasingkan ke Thessaloniki (Yunani). Sultan bersama 38 anggota keluarganya menaiki kereta dari Stasiun Istanbul menuju Thessaloniki.
Dan tidak lama setelah pencopotan Sultan Abdülhamid II, Kekhalifahan Utsmaniyah kembali masuk kedalam pertempuran besar, seperti perang Balkan I, II dan Perang Dunia I. Pertempuran demi pertempuran dilewati dan berakhir dengan kekalahan dipihak Utsmaniyah yang puncaknya adalah pembubaran Kesultanan Utsmaniyah pada 1922 M dan Penghapusan Institusi Khilafah pada 3 Maret 1924 M.
Al-Fatihah untuk bapak Pan-Islamisme dunia Sultan Abdülhamid Han II, Mekanın Cennet Olsun Dedem, Cennet Mekan Sultan Abdülhamid Han II.
COMMENTS