Syariah Khilafah
Oleh : Nasrudin Joha
Kita semua sudah menyaksikan betapa buruknya pelayanan penguasa, khususnya dalam menangani wabah virus Corona. Wabah ini, membuka topeng kedustaan penguasa, yang saat kampanye berkoar berjuang untuk dan atas nama rakyat, tetapi begitu rakyat butuh perlindungan, penguasa bungkam.
Penguasa ogah terapkan Lockdown, Karena merasa terbebani kalau harus memberi makan rakyat. Penguasa, lebih peduli urusan pariwisata, urusan Ibukota Negara, urusan rupiah, ketimbang urusan penyelamatan nyawa rakyat.
Untuk proyek IKN, pengusa tetap serius, tidak membatalkan kendati kondisi keuangan negara sedang jebol. Untuk urusan rupiah, Negara juga sigap menggelontorkan dana hingga Rp 300 triliun, meskipun hasilnya rupiah tetap terpuruk. Nilai rupiah anjlok diatas Rp 16.000/USD.
Untuk penanganan virus Corona ? Jangankan memberi makan rakyat, menyediakan APD dokter dan petugas medis saja tidak bisa. Kita bisa saksikan, dokter dan petugas medis berkreasi menyulap plastik kantung wadah sampah atau plastik jas hujan, sebagai pengganti APD.
Kalau sudah begini, apa kita mau mengulangi kesalahan ? Mengumbar narasi untuk merubah keadaan dengan Pemilu dan pilpres? Menunggu musibah ini makin parah hingga tahun 2024 ?
Pasti tidak ! Kita, umat ini wajib berjuang untuk merubah keadaan. Sebab, Allah SWT tidak akan pernah merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu melakukan perubahan sendiri.
Perubahan itu juga tak mungkin dinisbatkan pada janji manis demokrasi, melalui pemilu, Pilpes atau pilkada. Perubahan itu harus bernafaskan Islam, perubahan sistem kehidupan dari sistem yang menerapkan sekulerime menuju sistem yang menerapkan Islam.
Itulah sistem khilafah. Umat wajib berjuang untuk khilafah, bukan yang lain. Umat wajib menggerakkan perubahan Islam, bukan yang lain.
Karena itu, bagi anda yang berjuang di garis Islam, yang memperjuangkan khilafah, lipat gandakan lah perjuangan. Bagi anda, yang belum berada digaris perjuangan khilafah, merapatlah.
Umat ini butuh bersatu, dalam visi perjuangan khilafah. Umat ini tak boleh tertipu lagi, dengan khayalan dan Utopia demokrasi.
Cukup sudah umat ini di tipu dalam Pilpres 2019. Cukup sudah, nyawa umat ini melayang untuk membela ide dan sosok yang tidak jelas.
Saatnya, umat ini hanya berjuang untuk Islam, berkorban hanya untuk Islam.
Saatnya, umat ini mencampakkan demokrasi dan para pengembannya. Kembali pada perjuangan yang diridhai Allah, dengan mencontoh amalan Rasulullah SAW.
Tidak ada jalan lain, kecuali dengan dakwah. Dakwah dengan visi melanjutkan kehidupan Islam, yang dahulu pernah dirintis Rasullullah dan para sahabat, para Khalifah terdahulu, dengan mengembalikan daulah Islam, daulah khilafah. [].
COMMENTS