Oleh : Abu Ghazi Selepas pernyataan kontroversial dari Ketua BPIP Prof.Yudian Wahyudi, yang mengatakan bahwa musuh terbesar Pancas...
Oleh : Abu Ghazi
Selepas pernyataan kontroversial dari Ketua BPIP Prof.Yudian Wahyudi, yang mengatakan bahwa musuh terbesar Pancasila adalah Agama. Sontak publik dibuat geger dan kaget, semua elemen bereaksi ada yang membela ada yang bereaksi keras menuntut ketua BPIP di copot bahkan hingga pembubaran BPIP.
Akan tetapi terlepas dari pernyataan kontroversial ketua BPIP, kita tentu patut bertanya-tanya mengapa polemik tentang Pancasila ini tidak ada hentinya, mulai dari era Soekarno hingga rezim Jokowi? Padahal semua lembaga negara di negeri ini sepakat mengatakan "ideologi" Pancasila ini sudah Final, sebagaimana kesepakatan para pendiri bangsa dari berbagai tokoh agama dan para cendikawan.
Namun faktanya, Pancasila yang sudah dianggap Final itu terus menjadi debatable, seolah tak pernah ada ujung pangkalnya. Akan tetapi, jika pancasila dianggap final, maka perlu di uji serta dipertanyakan secara serius bagaimana aplikasi dari nilai yang terkandung dari setiap sila Pancasila dalam mengatur negara ini?
Siapa juga yang patut dijadikan contoh dari presiden pertama hingga hari ini yang paling bisa menerapkan Pancasila sesuai dengan falsafat sila-silanya? Kalau jawabannya tidak ada atau belum ada, kenapa rezim mudah berucap saya Pancasila dan menuduh orang anti Pancasila, kenapa ada tuduhan extrimis dan radikalis sebagai musuh pancasila, yang semua itu ditujukan jelas hanya mengarah kepada agama islam dan umat islam yang mendakwahkan syariah islam secara Kaffah?
Sudah 74 tahun Indonesia "merdeka", Apakah betul cara mengelola negeri ini juga sudah sesuai Pancasila dengan nilai keTuhananNya? Apakah betul keadilan dalam segi hukum, kepemilikan sudah terwujud? Apakah betul kesejahteraan sudah terwujud? Apakah betul musyawarah mufakat juga sudah terjadi? Apakah betul persatuan di negeri ini juga sudah terjaga?
Dengan pernyataan ketua BPIP agama musuh terbesar Pancasila, salahkah kalau akhirnya kalangan intektual,ulama dan publik mencurigai bahwa Pancasila sekarang terpapar paham komunisme? Atau benarlah firman Allah Swt dalam Al-Quran Surah An-Nisa' ayat 82 bahwa sesuatu yang tidak bersumber kepada Allah Swt akan pasti menimbulkan banyak pertentangan ?
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
Atau kita harus kembali mengutip pernyataan Sujiwo Tejo di forum ILC tanggal 5/11/19 terkait tentang ada gak sih pancasila itu sebenarnya? Di forum itu beliau mengatakan Pancasila itu yang ada hanya lambang burung garuda dan teks saja. Tetapi secara fakta nilai-nilai Pancasila tak pernah ada prakteknya oleh rakyat apalagi negara.
Lalu bagaimana mungkin ada tuduhan anti pancasila, padahal nilai-nilainya ternyata sampai detik ini tidak pernah ada penerapannya ?
COMMENTS