© Yuli S Ridwan, S.H. Orang yang beriman menjaga rasa khasyah, mengekspresikan rasa takut dan pengagungan terhadap Allah Swt, lant...
© Yuli S Ridwan, S.H.
Orang yang beriman menjaga rasa khasyah, mengekspresikan rasa takut dan pengagungan terhadap Allah Swt, lantaran bersemi taqwa pada dirinya. Bahkan mereka siap mati dalam fii sabilillah.
Merekalah orang berciri ulama, meskipun penampilannya lazim biasa-biasa saja, tapi keberpihakkannya terhadap dinullah Islam, sangat luar biasa.
Allah Maha Pencipta menegaskan dalam
(QS. Fāţir):28 -
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Sementara, mereka yang tidak pakai iman terhadap dinullah, kematian dianggap sebagai khatamnya keadaan terhadap dirinya. Urusan mati seolah-olah tidak ada makna ukhrowiyyah.
Padahal masih ada episode setelah dunia, yaitu akhirat. Dimana kelak manusia akan berhadapan dengan Sang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah Allah Swt, Sang Pemilik kerajaan, yang menyediakan dua tempat kembali bagi hamba-Nya. Ada surga, ada neraka. Kita pilih tempat yang mana? Dan, sudah pasti kita berharap surga-Nya.
Sayangnya, belum semua orang mau membaca seraya menelaah apa yang terdapat dalam kitab yang dinyatakan-Nya, sebagai petunjuk bagi seluruh manusia. Al Qur'an kalamullah, merupakan surat cinta dari Allah Swt bagi hamba-Nya, agar selamat dunia akhirat.
Dan, tidak sedikit oknum yang masih menjadikan dunia sebagai zona permainan. Sampai-sampai, dalil syara' pun diperolok-oloknya.
Pantas saja, negeri yang tidak peduli dinullah dalam kepengurusannya, akan merasakan kesempitan hidup, meskipun di dalam negerinya terkandung harta berlimpah ruah.
Allah Swt menegaskan: QS. Ţāhā:124 -
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
Saat ini, kejahiliyyahan malah difasilitasi. Memberantas kemaksiatan dianggap pelaku berlabel kaum intoleransi.
Anehnya, sang oknum menggiring negeri masuk lubang biawak berkali-kali, tapi masih ada banyak "penonton" yang belum sadar diri. Beginikah oknum manusia yang sudah menjadi jenazah sebelum mati.
Innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun.
Cukuplah kita mewaspadai diri berpegang kepada tali agama Allah, meskipun diejek setiap hari oleh rezim yang akal sehatnya sudah mati.
Bukankah, ejekan oknum manusia tidak akan mampu menghadang kemuliaan yang sudah Allah Swt janjikan bagi hamba-Nya yang senantiasa butuh belas kasih dan sayang dari-Nya. []
Darussalam, Banda Aceh.
19 Februari 2020 | 09:56 WIB.
#KepribadianIslam
#MelanjutkanKehidupanIslam
#IslamRahmatanLilAlamin #IslamSolusiNegeri
#WeNeedKhilah
t.me/YuliSRidwan_Channel
COMMENTS