Virus corona
Beberapa waktu yang lalu, Presiden China Xi Jinping dalam perayaan HUT China ke-70, menegaskan bahwa tak ada kekuatan yang bisa menggoyahkan China. Berdiri di mimbar Tiananmen, tempat pendiri Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat China pada 1 Oktober 1949, Xi menegaskan kembali "impian China".
"Tidak ada kekuatan yang bia menggoyang dasar dari bangsa yang hebat ini," begitu, ucap Presiden China yang berumur 66 tahun, mengenakan "pakaian Mao".
Namun tragedi virus Corona nampaknya telah menjungkalkan kesombongan pemimpin komunis China ini. Langkah isolasi tanpa Renstra jelas atas penanganan orang terdampak virus, termasuk antisipasi terhadap warga China (khususnya kota Wuhan), yang telah terlanjur berpelancong ke luar negeri, mengkonfirmasi kegalauan dan ketidaksiapan China melawan virus Corona.
Belakangan, di sosial media beredar viral rekaman video seorang pemuda warga kota Wuhan yang menggambarkan betapa dahsyatnya tragedi akibat serangan virus Corona. Selain menggambarkan dampak mengerikan, pemuda Wuhan ini juga mengkritik ketidakmampuan dan tak ada langkah kongkrit yang ditempuh pemerintah China dan penguasa lokal di Wuhan (partai komunis dan walikota Wuhan), dalam menangani wabah Corona.
Warga kota Wuhan dipaksa mendiami kota dan menyaksikan secara langsung satu persatu warga kota Wuhan tumbang. Pada saat yang sama, mereka tak memiliki akses yang memungkinkan untuk berobat, sarana transportasi umum diputus, BBM langka, pergi ke rumah sakit tidak mendapatkan layanan layak, mereka seperti dikurung di kota Wuhan sambil menunggu takdir kematian akibat virus Corona.
Selain tak ada jaminan mutlak tentang proses penularan virus dan gejalanya, terakhir virus dikabarkan bisa ditularkan hanya melalui kontak mata dan orang terjangkit virus tak selalu terlihat gejala batuk atau demam. Ini artinya, semua warga kota Wuhan saling berpraduga, saling curiga, tentang kondisi warga lainnya.
Isolasi kota Wuhan juga bukan dalam rangka pengobatan, tetapi hanya mengisolasi dampak agar tak semakin meluas. Belum ditemukan obat atau anti virus untuk melumpuhkan virus Corona, sejumlah penelitian baru sampai pada bahasan penelaahan terhadap fakta virus Corona.
Situasinya menjadi makin genting karena tidak ada kejelasan kapan proses isolasi ini akan berakhir. Orang yang terkena virus ini juga akan merasa berada pada penjara kiamat, karena tak mungkin mendapatkan senyum keramahan dari petugas medis, selain menghadapi orang dengan topeng dan seragam anti radiasi virus yang menambah seram suasana.
Melihat situasi semakin sulit, Presiden Di Jinping akhirnya angkat bicara soal virus corona yang menginfeksi ribuan orang dan telah menyebabkan setidaknya 42 orang meninggal duni ini. Bahkan, versi tak resmi jauh lebih besar dari angka ini.
Xi Jin Ping mengakui sekaligus memperingatkan bahwa situasinya serius, gawat dan mengkhawatirkan. Namun ditengah kegentingan itu, dia masih mencoba meyakinkan negaranya mampu melawan penyebaran virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.
“Selama kita memiliki keyakinan yang teguh, bekerja bersama, (bergantung pada) pencegahan dan penyembuhan ilmiah, dan kebijakan yang tepat, kita pasti akan mampu memenangkan pertempuran,” kata Xi dalam pertemuan politbiro akhir pekan ini (Sabtu, 25/1).
Menurut pengakuan seorang pemuda di Wuhan (videonya viral), Jutaan penduduk kota Wuhan telah berpencar meninggalkan kota Wuhan untuk merayakan tahun baru China, sebelum pengumuman isolasi. Sejumlah negara telah mengumumkan larangan pergi ke China sekaligus menghalau penerbangan dari China.
Tidak ada jaminan apakah virus itu benar-benar akan terisolasi di Kota Wuhan atau telah dan akan terus menyebar ke seluruh dunia. Ditengah kita, diantara kita, dari satu GWA ke GWA lainnya, muncul doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW agar terhindar dari wabah virus Corona.
Kita semua saat ini merasa tak berdaya, merasa kecil dihadapan Allah Subhanahu wa ta'ala. kita berpasrah terhadap keselamatan dalam diri, keluarga dan masyarakat kita kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Pemimpin partai komunis China, presiden China pun akhirnya juga tak berdaya setelah sebelumnya sesumbar China tidak akan ada yang bisa mengalahkan. Tidak ada kekuatan yang akan mampu menggoyang China. ternyata kesombongan Rezim Komunis China itu rontok hanya oleh serangan virus Corona.
Lantas jika kita memang tak berdaya menghadapi semua itu kenapa kita masih sombong tak mau taat kepada Allah ? kenapa kita masih menolak berhukum kepada hukumnya Allah, sementara alam semesta, manusia dan kehidupan ini adalah ciptaan Allah Subhanahu wa ta'ala ?
Seharusnya virus Corona ini mengingatkan kepada kita, bahwa kita, manusia adalah makhluk yang lemah. Kita, manusia butuh Allah subhanahu wa ta'ala untuk menyelamatkan diri kita. Karena itu agar kita selamat dunia akhirat, sudah saatnya kita taat, tunduk dan patuh kepada hukum Allah Subhanahu wa ta'ala.
Sudah saatnya kita kembali menuju ketaatan yang paripurna, dengan menerapkan syariat Allah secara kaffah. Insya Allah dengan menerapkan hukum Allah, kita semua akan mendapatkan ridho dan naungan Nya, kita akan mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat. [].
COMMENTS