Khilafah Menguasai Dunia
Oleh : Zakariya al-Bantany
Pada Selasa pagi, 20 Jumadil Ula 857 H yang bertepatan pada tanggal 29 Mei 1453 SM, Sultan Muhammad Al-Fatih (Sultan Muhammad II [30 Maret 1432–3 Mei 1481])-pada masa Khilafah Bani Utsmaniyah yang berpusat di Turki-melancarkan serangan terakhirnya untuk menaklukan Konstantinopel (The Conquest of Constantinople), setelah pengepungan yang terjadi selama lebih dari 50 hari.
Ketika penaklukan telah di depan mata, Sultan Muhammad Al-Fatih sempat menyampaikan hadits Rasulullah Saw telah terpenuhi. “Konstantinopel akan jatuh di tangan seorang pemimpin yang sebaik-baik pemimpin dan tentaranya sebaik-baik tentara.”
Dan sebelum penaklukkan pun Sultan Muhammad Al-Fatih pun pernah berkhutbah dihadapan pasukan kaum Muslimin yang jumlahnya sekitar lebih 250.000 pasukan yang akan menuju Konstantinopel, sebagian menyerang melalui darat, sebagian menumpangi 400 kapal perang untuk menyerang melalui jalur laut dalam jihad mewujudkan Bisyarah Rasulullah Saw perihal bakal ditaklukkannya Konstatinopel tersebut oleh kaum Muslimin.
Sudah banyak upaya untuk menaklukan kota Konstatinopel tersebut. Persiapan penaklukan kota Konstantinopel sudah dimulai pada masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 48 Hijriyah hingga Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan membentuk dan membangun Angkatan Laut Khilafah dan armada kapal laut untuk pertama kalinya dalam sejarah Islam untuk mewujudkan bisyarah Rasulullah Saw perihal penaklukkan Konstatinopel tersebut.
Akhirnya kota Konstatinopel pun berhasil penuh kegemilangan ditaklukkan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih dan pasukan kaum Muslimin setelah sebelumnya telah sekian lamanya penantian sangat panjang dan perjuangan gigih tak kenal lelah selama lebih dari 800 tahun lamanya oleh kaum Muslimin dan para Khalifah dalam setiap zamannya dari masa Khilafah Umayyah, Khilafah Abbasiyah hingga Khilafah Utsmaniyah berupaya keras sekuat tenaga dan segenap daya upaya berupaya berjihad mewujudkan bisyarah Rasulullah Saw yaitu penaklukkan Konstatinopel tersebut.
Sebelum detik-detik bersejarah penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad Al-Fatih tersebut, Beliau menyampaikan khutbah yang berisi arahan kepada semua petinggi militernya dan pasukan militer kaum Muslimin:
“Apabila penaklukan Konstantinopel terwujud untuk kita, maka terbuktilah salah satu hadits Rasulullah dan salah satu kemukjizatannya kepada kita. Akan menjadi sebuah keberuntungan bagi kita mendapatkan penghormatan dan pemuliaan yang ada dalam hadits ini. Karenanya sampaikanlah kepada semua prajurit kita, satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita raih akan menambah kemuliaan dan keagungan Islam. Setiap prajurit harus selalu meletakkan ajaran Syariat agama kita di depan matanya. Jangan sampai ada seseorang pun yang melakukannya hal yang bertentangan dengan ajaran-ajaran ini. Hindarilah gereja dan tempat-tempat ibadah, jangan sampai ada yang mengganggunya! Biarkanlah para pendeta dan orang-orang lemah yang tidak berdaya yang tidak ikut berperang!”
Maka, dengan ditaklukkannya Konstatinopel ibu kota dan pusat pemerintahan negara super power imperium Bizantium Romawi Timur tersebut oleh Sultan Muhammad Al-Fatih dan pasukan militer kaum Muslimin pada masa Khilafah bani Utsmaniyah tersebut, maka terealisir dan terwujudlah Bisyarah Rasulullah Saw yakni penaklukkan Konstatinopel tersebut.
Maka benarlah sabda Rasulullah Saw ini,
لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ
“Sesungguhnya akan ditaklukkan kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu." (HR. Ahmad 4/235, Bukhori dalam Tarikh Shoghir hal. 139, Thobroni dalam Al Kabir 1/119/2, Hakim 4/4/422, Ibnu Asakir 16/223 dan lainnya)
Lalu dalam riwayat lain, salah seorang Shahabat Nabi Saw, Abu Qubail bercerita, “Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin Al-Ash, dia ditanya, ‘Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma?’ Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata, ‘Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah Saw, beliau ditanya:
أي المدينتين تفتح أولا : أقسطنطينية أو رومية ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : مدينة هرقل تفتح أولا . يعني : قسطنطينية
Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Roma?’ Rasul menjawab, ‘Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.’ Yaitu: Konstantinopel’.” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)
Dan dengan ditaklukkanya Konstatinopel tersebut oleh Sultan Muhammad Al-Fatih sang sebaik-baik pemimpin dan pasukan militer kaum Muslimin yang sebaik-baik pasukan perang saat itu, maka itu pun menjadi kunci pembuka pintu gerbang Islam menguasai 2/3 dunia, dan tersebarluaskanlah Islam ke segala penjuru dunia. Hingga pula Islam pun menyebarluas ke segala penjuru Nusantara dengan berdirinya banyak Kesultanan-Kesultanan Islam yang merupakan wakil-wakil resmi Khilafah Utsmaniyah di bumi Nusantara.
Dimana Kesultanan-Kesultanan Islam tersebut lahir dibidani oleh para Wali Songo yang notabene merupakan da'i dan utusan resmi Khilafah Utsmaniyah saat itu untuk dakwah dan mengislamisasi bumi Nusantara. Hingga akhirnya Islam pun menjadi agama mayoritas yang paling banyak dipeluk dan dianut oleh mayoritas penduduk pribumi Nusantara hingga merata tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Hingga akhirnya kita sekeluarga pun sampai saat ini, Alhamdulillah masih memeluk Islam dan menjadi Muslim sekeluarga dan menjadi Muslim mayoritas di bumi Nusantara ini. Bahkan kini, pasca fitnah besar tragedi WTC yang menyudutkan dan menjadikan Islam dan umat Islam sebagai pihak tertuduh "terorisme" dan "radikalisme" yang ditabuh oleh imperium adidaya AS sebagai raksasa kapitalisme global dunia saat ini dan diikuti pula oleh negara-negara sekutu jahatnya serta para penguasa yang menjadi boneka dan kaki tangannya. Justru sebaliknya di balik itu semua kini membawa berkah, sekarang berbondong-bondong ribuan bahkan mungkin sekarang sudah jutaan lebih warga asli Eropa dan Amerika memeluk Islam. [Beritanya pernah dimuat di berbagai media]
Itulah dahsyatnya the power of bisyarah Rasullah Saw tersebut yang menjadi sumber kekuatan dan "Beyond Inspiration" Sultan Muhammad Al-Fatih dan pasukan militer kaum Muslimin dalam menaklukkan Konstatinopel hingga menjadi kunci gerbang Islam kuasai dunia hingga Islam mampu menguasai 2/3 dunia dan memperpanjang masa kejayaan Islam hingga lebih dari 13 abad lamanya. Hingga sampai saat ini pun, Islam mulai tersebar hampir di seluruh penjuru dunia sekalipun hampir 100 tahun lamanya kita hidup tanpa Khilafah pasca diruntuhkannya Khilafah Utsmaniyah oleh Inggris melalui agennya seorang yahudi yang bernama Mustafa Kamal At-Tarturk laknatullahi 'alaihi pada 03 Maret tahun 1924 M.
Jadi, Bisyarah atau kabar gembira dari Nabi Saw merupakan spirit utama kaum Muslimin untuk terus berjuang dengan struggle segenap daya upayanya. Baik melalui Al-Quran ataupun melalui lisan Nabi Saw, sesungguhnya kabar gembira itu menjadi sumber kekuatan dan 'Beyond Inspiration' yang tak mampu dihentikan oleh siapa pun. Keyakinan terhadap janji-janji yang disampaikan tersebut menjadi pemicu dan pelecut motivasi sekaligus motor penggerak kaum Muslimin untuk merealisasikannya. Sebab, seluruh janji Nabi itu pasti akan terjadi. Karena janji Nabi Saw (Bisyarah Rasulullah Saw) itu pasti benar dan Nabi Saw tidak pernah berbicara kecuali itu sesuai dengan arahan wahyu ilahi.
Selain pensklukkan agung atas Konstatinopel tersebut, sejarah telah mencatat sekian banyak kesuksesan perjuangan umat Islam berawal dari semangat baja merealisasikan janji Nabi Saw dan juga janji Allah SWT. Sebut saja seperti: pembebasan Syam, Persia dan Yaman oleh para Shahabat radhiyallahu 'anhum. Semua itu termotivasi dan digerakkan oleh keimanan atas kabar gembira yang disampaikan Nabi Saw ketika perang Ahzab. Demikian juga dengan Kota Mesir, kabar tentang pembebasannya juga pernah disampaikan Nabi Saw di hadapan para Shahabat radhiyallahu 'anhum.
Sebuah riwayat menyebutkan sesaat setelah wilayah Mesir ditaklukkan oleh Amr bin Ash, Ia berkata kepada penduduk kota tersebut, Amr bin al-Ash berkata kepada penduduk Mesir, “Wahai penduduk Mesir, sesungguhnya Nabi kami telah mengabarkan bahwa Allah akan menaklukkan Mesir untuk umat Islam, dan beliau –shallallahu ‘alaihi wa sallam– mewasiatkan kami agar berbuat baik kepada kalian. Rasulullah Saw bersabda:
إِذَا افْتَتَحْتُمْ مِصْرَ فَاسْتَوْصُوا بِالْقِبْطِ خَيْرًا؛ فَإِنَّ لهُمْ ذِمَّةً وَرَحِمًا
‘Jika kalian menaklukkan Mesir, maka aku wasiatkan agar kalian berbuat baik kepada orang-orang Qibthi ini. Mereka berhak atas perlindungan dan kasih sayang’.” (HR. Muslim No.2543)Begitu pula, berlaku di masa depan bahwa bisyarah Rasulullah Saw pun akan terwujud kembali yaitu tegaknya kembali Khilafah dan ditaklukkannya Kota Roma di Vatikan Italia yang merupakan jantungnya peradaban imperium salibis barat Eropa dan Amerika serta dunia.
Rasulullah Saw bersabda:
".....ثُمَّ تَكُوْنُ خِلَافَةً عَلَي مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ.....
".....Kemudian akan kembali datang Khilafah ala Minhaajin Nubuwwah....." (HR. Ahmad)
Sebagaimana tadi diriwayatkan oleh Abu Qubail radhiyallahu 'anhu yang bercerita, “Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin Al-Ash, dia ditanya, ‘Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma?’ Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata, ‘Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah Saw, beliau ditanya:
أي المدينتين تفتح أولا : أقسطنطينية أو رومية ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : مدينة هرقل تفتح أولا . يعني : قسطنطينية
Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Roma?’ Rasul menjawab, ‘Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.’ Yaitu: Konstantinopel’.” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)
Tidak hanya Konstantinopel, hadis di atas juga mengandung kabar gembira dari Rasulullah Saw bahwa umat Islam kelak akan berhasil membebaskan kota Roma. Berdasarkan hadits tersebut, secara kronologi, pembebasan Roma terjadi setelah pembebasan Konstantinopel. Bahkan sebagian riwayat menyebutkan bahwa kabar gembira tersebut justru Rasulullah Saw sampaikan tatkala Umat Islam dalam masa-masa sulit saat mempersiapkan parit untuk menghadang pasukan koalisi kafir Quraisy pada Perang Ahzab.
Dalam kitab Mu’jam al-Buldaan, karya Yakut al-Hamawi dijelaskan bahwa maksud Rumiyah dalam hadis di atas adalah ibu kota Italia hari ini, yaitu Roma. (Mu’jam al-Buldan, 3/100) Setelah pembebasan Konstantinopel tujuh abad yang lalu, hingga sekarang umat Islam belum berhasil membebaskan kota Roma. Penyebutan Roma setelah Konstantinopel tampaknya merupakan mukjizat tersendiri karena hingga sekarang Roma merupakan simbol agama Nasrani dan juga jantung peradaban Romawi (Barat: Eropa dan Amerika) di abad modern ini.
Memang Rasulullah Saw tidak secara tegas menyebutkan kapan pembebasan atau prnaklukkan kota Roma terjadi dan siapa aktornya seperti halnya pembebasan Konstantinopel tersebut. Akan tetapi yang pasti adalah pembebasan Roma tidak akan terjadi kecuali setelah umat Islam memiliki kekuatan yang sangat besar, yaitu kekuatan yang seperti atau bahkan melebihi kekuatan umat Islam tatkala membebaskan Konstantinopel. Kekuatan itu hanya mungkin terjadi ketika dalam tubuh umat Islam telah berdiri kembali Khilafah yang ditegakkan berdasarkan metode Kenabian, sebagaimana komentar Syaikh Al-Albani ketika mengomentari hadits di atas. Ia menulis:
“Penaklukkan pertama (Konstantinopel) telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih Al-‘Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukkan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun sejak kabar gembira itu disampaikan oleh Nabi Saw. Dan pembebasan kedua (yaitu penaklukan kota Roma) dengan izin Allah juga pasti akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan anda ketahui di kemudian hari. Tidak diragukan juga bahwa realisasi pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah umat Muslim.” (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, no hadits. 1329)
Dengan tegaknya kembali Khilafah tersebut, maka otomatis akan kembali menjadi kunci pembuka gerbang mewujudkan bisyarah-bisyarah Rasulullah Saw lainnya seperti penaklukkan kota Roma tersebut, penaklukkan Syam (khususnya Al-Quds Palestina) kembali, penaklukkan terhadap bangsa bani Ashfar (Eropa dan Amerika), penaklukkan bangsa persia raya, penaklukkan terhadap dajjal dan bangsa yahudi, dan lain-lain di akhir zaman ini hingga kekuasaan umat Islam sampai ke segala penjuru dunia dari timur hingga barat dan dari utara hingga ke selatan.
Rasulullah Saw bersabda,
اِنَّ اللهَ زَوى، اَىْجَمَعَ وَضَمَّ لِىَ اْلاَرْضُ فَرَاَيْتَ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِ بَهَا، وَاِنَّ اُمَّتِى سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَازَوى لِى مِنْهَا.
“Allah SWT menghimpun (mengumpulkan dan menyatukan) bumi ini untukku. Oleh karena itu, aku dapat menyaksikan belahan bumi Barat dan Timur. Sungguh kekuasaan umatku akan sampai ke daerah yang dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku itu."
(HR. Muslim (8/171), Abu Daud (4252), Turmudzi (2/27) yang menilainya sebagai hadits shahih. Ibnu Majah (2952) dan Ahmad dengan dua sanad. Pertama berasal dari Tsaubah (5/278) dan kedua dari Syaddad bin Aus (4/132), jika memang haditsnya mahfudzh [terjaga])
لَيَبْلُغَنَّ هذَا اْلاَمْرُ مَا بَلَغَ الَّيْلَ وَالنَّهَارُ وَلاَيَتْرُكُ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَ لا وَبَرٍ اِلاَّ اَدْخَلَهُ اللهُ هذَا الدِِّيْنَ , بِعِزِّعَزِيْزٍ، اَوْبِذُلِّ ذَلِيْلٍ، عِزًّايُعِزُّاللهُ بِهِ الاِسْلاَمَ، وَذُلاَّيُذِلُّ بِهِ الْكُفْرَ
“Sungguh agama Islam ini akan sampai ke bumi yang dilalui oleh malam dan siang. Allah tidak akan melewatkan seluruh kota dan pelosok desa, kecuali memasukkan agama ini ke daerah itu, dengan memuliakan yang mulia dan merendahkan yang hina. Yakni memuliakan dengan Islam dan merendahkannya dengan kekufuran." (HR. Ibnu Hibban 1631, 1632; Abu ‘Arubah dalam kitab Al-Muntaqa minat-Thabaqat [2/10/1])
Dan pada akhirnya, benar-benar akan terwujudlah janji Allah SWT dalam QS. An-Nuur: 55 ini:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa (menjadi Khilafah) dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An-Nuur: 55).
Oleh karena itulah, wahai seluruh umat Islam dimana pun kalian berada! Wajib hukumnya kita beriman kepada Bisyarah Rasulullah Saw dan janji Allah SWT tersebut sebagai bukti keimanan dan ketaqwaaan kita kepada Allah SWT-seperti halnya Sultan Muhammad Al-Fatih dan pasukan militer kaum Muslimin pada saat itu-sehingga itu menjadi sumber spirit kekuatan kita dan "Beyond Inspiration" kita sekaligus motor penggerak kita dalam mewujudkan kembali tegaknya Khilafah hingga menjadi kekuatan utama kita dalam menaklukkan kota Roma dan dalam mewujudkan Bisyarah Rasulullah lainnya di akhir zaman ini. Agar pula benar-benar kembali menjadi kunci pembuka pintu gerbang Islam kuasai seluruh penjuru dunia dan seluruh penjuru alam. Maka, sudah tiba saatnyalah Islam kembali memimpin dunia dengan Syariah dan Khilafah untuk mewujudkan tatanan dunia yang lebih baik penuh rahmah dan penuh berkah dari dunia hingga ke akhirat. Takbir: Allahu Akbar!
Wallahu a'lam bish shawab. []
#Remember1453
#ConquestofConstantinople
#MuslimPernahJaya
#TheReturnofKhilafah
#TheSecondRevivalofIslam
#SaatnyaKhilafahMemimpinDunia
COMMENTS