Imam al-Hafizh Ibnu Katsir Berkata Dalam Kitab Al-Bidayah Wa An-Nihayah Bab Malam Kelahiran Rasulullah shallallahu àlaihi wa sallam, ...
Imam al-Hafizh Ibnu Katsir Berkata Dalam Kitab Al-Bidayah Wa An-Nihayah Bab Malam Kelahiran Rasulullah shallallahu àlaihi wa sallam,
انَّ ابليس رنَّ اربع رنَّات: حين لُعِنَ وحين اهبط وحين وُلِدَ رسول اللّٰه صلى الله عليه وسلم وحين انزلت الفاتحةُ.
"Bahwa Iblis menangis histeris empat kali: ketika dilaknat, ketika diusir dari surga, ketika dilahirkan Rasulullah shallallahu àlaihi wa sallam, dan ketika diturunkan surat al-Fatihah."
Berbahagialah alam semesta menyambut kelahiran Rasulullah sang pembawa kabar gembira, penebar rahmat, pemersatu umat. Rasa bahagia ini adalah sesuatu yang sangat manusiawi ketika seorang mengingat kenikmatan yang Allah berikan pada seorang Muslim.
Namun dua kelompok jahat bersedih: Pertama adalah Iblis dan sekutunya, karena mereka tahu bahwa kelahiran Rasulullah shallallahu àlaihi wa sallam akan membawa keberkahan dan petunjuk pada umat manusia, yang secara otomatis akan menghalangi misi jahat Iblis.
Kedua, orang-orang Yahudi. Mereka resah ketika mengetahui kelahiran Rasulullah shallallahu àlaihi wa sallam, seperti yang telah Allah kabarkan di dalam al-Quran aurat al-Baqarah.
Jika kita galau, sedih, murung, hilang rasa bahagia dengan datangnya bulan kelahiran Baginda Rasulullah shallallahu àlaihi wa sallam, bulan Rabi'ul Awwal, maka hal itu mirip perasaan dari dua makhluk yang bersedih dengan kelahiran Rasulullah shallallahu àlaihi wa sallam.
Bagi yang telah berbahagia dengan kelahiran Rasulullah, hendaknya meningkatkan peneladanan pada Beliau secara maksimal, sehingga kita pun dapat membahagiakan Rasulullah shallallahu àlaihi wa sallam. Hal itu dilakukan dengan menjalankan syariatnya.
Rasulullah berwasiat kepada umatnya untuk berpegang teguh pada al-Qur’an dan al-Sunnah, menjadikannya sebagai pedoman hidup:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوا أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ»
“Wahai umat manusia, sesungguhnya aku telah meninggalkan bagi kalian apa-apa yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya, maka tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Al-Hakim, al-Baihaqi dan lainnya)
Hadits ini mengandung pesan umum bagi manusia, mencakup kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara, sebagaimana ditunjukkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya secara praktis.
Wasiat Rasulullah ini, mengandung perintah fardhu untuk berpegang teguh terhadap al-Qur’an dan al-Sunnah, mencakup kewajiban menjadikan keduanya sebagai dasar negara dan hukum perundang-undangan, mencakup aspek politik dalam negeri maupun luar negeri, fardhu dengan petunjuk (qarînah) adanya janji keselamatan dari kesesatan, diperkuat dalil-dalil al-Qur’an dan al-Sunnah lainnya.
Ya Allah tanamlah rasa cinta pada sayyidina Muhammad di hati kami, anak kami, dan orang-orang yang mencintai kami, berkat kemuliaan Nabi-Mu dan kekasih-Mu Muhammad shallallahu àlaihi wa sallam.
Jangan selipkan rasa sedih dan rasa enggan ketika menyambut seruan penerapan syariahnya. Hari ini Nabi sudah tiada, namun Beliau meninggalkan syariahnya untuk kita. Mencintai Nabi sama artinya dengan mencintai syariahnya.
اللهم صل وسلم وبارك وكرم وعظم وترحم وتحنن على سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
YRT
COMMENTS