Oleh : Maulana Jati Menteri Agama Fachrul Razi kembali lagi disorot. Kali ini sangat mempermalukan departemen Agama dan bahkan mem...
Oleh : Maulana Jati
Menteri Agama Fachrul Razi kembali lagi disorot. Kali ini sangat mempermalukan departemen Agama dan bahkan mempermalukan jokowi yang mengangkat menag yang lagi-lagi bukan dari kalangan yang ahli dalam bidang Agama.
Sebelumnya menag memberikan pernyataan kotroversi terkait pelarangan cadar dan celana cingkrang bagi ASN, kali ini terkait khutbat jumat di Masjid Istiqlal.
Ketika berkhutbah pada khutbah pertama, menag tidak membaca shalawat kepada Nabi saw. Padahal membaca shalawat merupakan salah satu rukun dari rukun-rukun khutbah jumat baik itu di khutbah pertama atau pun khutbah kedua.
Sehingga sontak para ulama menyatakan ketidaksahan dari khutbah tersebut bahkan meminta kaum muslimin yang ikut shalat jumat di Masjid Istiqlal pada saat menag khutbah untuk melakukan Shalat Qadha Dzuhur sebagai pengganti Shalat Jumat yang sudah otomatis tidak sah dikarenakan khutbahnya yang menjadi bagian shalat jumat juga tidak sah.
Saya mengingatkan kepada menag tentang Rukun Khutbah Jumat, khususnya di Indonesia yang mayoritas bermadzhab Syafi'i, bahwa semuanya ada 5 rukun, yaitu : 1. Membaca Alhamdulillah di kedua khutbah, 2. Membaca Shalawat di kedua Khutbah, 3. Wasiat Taqwa di kedua Khutbah, 4. Membaca Ayat Al Quran di salah satu dua khutbah, dan 5. Berdoa untuk orang Mukminin dan Mukminat di khutbah kedua.
Apakah itu saja kesalahan menag?, ternyata tidak, namun bacaan ayat Al-Qur'annya juga ghair mujawwad (tidak sesuai kaidah tajwid) ketika membaca Surat Al-Hujarat Ayat 13, menag membaca innaka kalaqnakum (إِنَّكَ كَلَقْنَاكُمْ) dengan huruf kaf dan tambahan kaf di innaka harusnya innaa khalaknakum (إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ) dengan huruf kho dan tanpa kaf di innaa. Jelas sekali keduanya memiliki arti yang berbeda. Dan di dalam ayat lain huruf ra tidak dibaca tafkhim dan juga.. udah lah pokeke dibawah standar tajwid.
Dan apakah sudah cukup kesalahannya?, dan ternyata membaca hamdalah juga salah, menag malah membaca Alhamdulillah lilladzi (الحمد لله للذ) bukan membaca Alhamdulillailladzi (الحمد لله الذ). Buset dah..
Terus dengan pemahaman seperti ini anda beraninya mau meluruskan pemahman UAS?, yang bener aja pak... Ngaca dulu lah pak... Malu kita ini orang.
Terus dengan pemahaman seperti ini mau mengelola perihal Agama?, Orang yang sebelumnya bicara fasih terkait cadar dan celana cingkrang dikira ahli fiqih, eh ternyata..., udah pak mundur aja...
Ini lah yang sejatinya disebut Manipulator Agama, berbicara dan memiliki keputusan besar berkaitan tentang Agama namun bukan orang yang ahli dalam bidang Agama. Jika dikepalanya kosong terkait Ilmu Agama maka dia akan membuat seenaknya Agama ini, memanipulasi sesuai dengan nafsunya. []
Jati Bumi, 6 November 2019
COMMENTS