KAMI KELAK MEMINTA SYAFAAT DI HARI AKHIR DARI AL MUSTOFA, MUHAMMAD SAW. BUKAN PADA SOEKARNO !
Oleh : Nasrudin Joha
Semakin beredar, semakin viral, semakin sesak dada ini melihat kepongahan Busukma. Dengan sombong, dia membanggakan bapaknya Soekarno, dan mempertanyakan peran Rasulullah SAW dalam memerdekakan bangsa ini.
Niat jahat dalam dada Busukma, terkonfirmasi ketika seorang mahasiswa ingin memberi klarifikasi dan pembelaan kepada Nabi, buru-buru Busukma memotongnya. Tidak hanya peran Al Mustofa, Muhammmad SAW yang dipertanyakan. Dia, juga mempertanyakan peran panji Islam, kalimat tauhid pada secarik kertas, seraya membanggakan bendera yang berasal dari bendera penjajah Belanda, yang dirobek warna birunya.
Busukma dahulu berpura-pura meminta maaf, karena telah melecehkan syariah Islam. Dia, merendahkan syariah hijab dan azan, lantas menebarkan air mata untuk meminta permaafan. Ternyata, air mata yang tertumpah hanyalah air mata buaya.
Memang, sudah bukan waktunya lagi berbasa-basi. Busukma telah mengultimatum, pada segenap umat generasi abad akhir ini, akan berdiri menjunjung tinggi Al Quran atau Pancasila. Busukma telah mengancam, semua pihak untuk memilih ittiba' dan mengambil teladan perjuangan kepada Muhammad SAW atau kepada Soekarno.
Baiklah, kami sampaikan pilihan. Kami akan berdiri tegak dan menjunjung tinggi Al Quran, mengikuti teladan Rasulullah SAW, serta menolak bersama Busukma, Pancasila dan Soekarnonya.
Kami, akan berada bersama ulama, para pejuang Islam, memperjuangkan penerapan syariah Islam serta mengemban misi dakwah Islam kesegenap penjuru alam sebagaimana dilakukan oleh Al Mustofa, Muhammad SAW. Kami menolak Busukma, Soekarno, dan nasionalismenya.
Kami terikat dan bersaudara karena akidah Islam, bukan ikatan kebangsaan atau nasionalisme Soekarno. Kami menolak berdiri dibarisan Busukma dan pancasilanya, dan memilih berada di barisan Rasulullah SAW untuk menegakkan hukum Al Qur'an.
Kami kelak di akherat, hanya meminta syafaat dari Rasululah Muhammad SAW, mempertanggungjawabkan amal berdasarkan hukum Al Qur'an, bukan meminta syafaat pada Busukma atau Soekarno. Bukan pula diadili dengan standar hukum Pancasila.
Kami ingin di hari kiamat kelak bernaung di benderanya Nabi, bendera tauhid, bendera la illaha illallah, bukan benderanya busukma, bukan benderanya Soekarno. Kami melihat, pengadilan dunia ini tidak adil, tidak memproses hukum Busukma. Karena itu, kami memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT, dan meminta Rab semesta alam yang langsung mengadili Busukma.
Tak perlu basa basi, kami hanya akan terikat dengan ajaran Al Qur'an, ajaran Rasulullah Muhammad SAW. Bukan ajaran Soekarno apalagi ajaran Busukma.
Jika Busukma meminta kami memilih, berada bersama Busukma, Soekarno dan Pancasila atau bersama Al Qur'an, Al Mustofa, Muhammad SAW, maka kami tegaskan sekali lagi. Kami memilih taat, tunduk dan patuh hanya kepada Al Qur'an dan memilih bersama di barisan Rasulullah Muhammad SAW dan dibawah naungan bendera dan panji-panji Nabi.
Wahai Rab semesta alam, saksikanlah ! Hamba telah menyampaikan pilihan. Hasbunallah Wani'mal wakil, Ni'mal Maula Wani'man Nashir. [].
COMMENTS