Oleh : Al Azizy Revolusi|Tenaga Pengajar di Ponpes Hidayatullah Konawe Barangkali ada yang belum tahu bahwa sejak tahun 2015 lalu,...
Oleh : Al Azizy Revolusi|Tenaga Pengajar di Ponpes Hidayatullah Konawe
Barangkali ada yang belum tahu bahwa sejak tahun 2015 lalu, setiap tanggal 22 Oktober, secara resmi diperingati sebagai hari Santri. Hal ini dideklarasikan dan disahkan oleh Presiden Joko Widodo dalam rangka mengingat peran penting ulama yang notabene dilahirkan dari pesantren.
Mereka yang ikut berjuang dan mempunyai peran dalam menjaga keutuhan Indonesia antara lain, KH. Hasyim Asy'ari (Nahdatul Ulama), KH. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), A. Hassan (Persis), Ahmad Soorhati (Al Irsyad), dan Abdul Rahman (Matlaul Anwar) serta banyak nama lain yang turut Membela tanah air baik secara fisik maupun pemikiran. Para ulama dididik penuh kedisiplinan dan khusyuk di lingkungan pesantren dengan segala menjaga kemurniannya.
Kilas balik sejarah, kita diajak untuk mengingat kembali bagaimana resolusi jihad oleh KH. Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945 di Surabaya. Tindakan ini dalam rangka mencegah dan menghalangi kembalinya tentara kolonial Belanda yang mengatasnamakan NICA. Ucapan beliau yang tersohor yakni "Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardhu ain atau wajib bagi setiap orang."
Seruan jihad yang dikobarkan oleh KH. Hasyim Asy'ari itu membakar semangat para santri arek-arek Surabaya untuk menyerang markas Brigade 49 Mahratta pimpinan Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.
Jenderal Mallaby pun tewas dalam pertempuran yang 3 hari berturut-turut tanggal 27, 28, 29 Oktober 1945. Ia tewas bersama dengan lebih dari 2000 pasukan Inggris yang tewas saat itu.
Hal tersebut membuat marah angkatan Perang Inggris, hingga berujung pada peristiwa 10 November 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Kemerdekaan Indonesia memang tidak lepas dari peran para santri dan ulama, karena memang tak hanya tentara yang berperang melawan penjajah. Tercatat banyak ulama dan santri yang ikut berperang untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Itulah mengapa 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional.
So, bagi yang lagi nyantri, berbanggalah menjadi seorang santri. Tetap sabar dan istiqomahkan diri. Selamat Hari Santri Nasional tahun ini.[AR]
COMMENTS