by Tarmidzi Yusuf Video Megawati tidak menyalami AHY dan Surya Paloh viral. Momen itu terjadi kemarin, 1 Oktober 2019 ketika pelan...
by Tarmidzi Yusuf
Video Megawati tidak menyalami AHY dan Surya Paloh viral. Momen itu terjadi kemarin, 1 Oktober 2019 ketika pelantikan anggota DPR, DPD dan MPR. Publik baru tahu kalau Megawati dan Paloh pecah kongsi.
Pecah kongsi ini sebenarnya telah lama saya ungkap. Pertengahan Juli ini saya pernah menulis, Adu Kuat BG, LBP dan SP. Rivalitas antara dua kekuatan besar pendukung Jokowi terbaca oleh publik. Bahkan saya mengungkap seputar rumor dibalik pertemuan Megawati dan Prabowo. Lobby nasi goreng ala Megawati. Sebelumnya Prabowo ketemu Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus, 13 Juli 2019. Pertemuan yang disebut pendukung Prabowo-Sandi sebagai pertemuan antara semar dan togog. Istilah togog akhirnya populer menggantikan cebong.
Megawati perlu dukungan Prabowo untuk menghadapi rivalitasnya dengan Surya Paloh, LBP dan SBY. Koalisi MegaPro versus Koalisi Paloh-Luhut-SBY. Megawati merasa mendapat amunisi baru dengan menarik Prabowo. Bargaining MegaPro menguat. Jokowi berpikir seribu kali bila berani "melawan" kehendak Megawati. Terutama dalam penyusunan kabinet.
Lima tahun periode pertama Jokowi, Megawati merasa "dikerjain" gank Paloh-Luhut-SBY. Jokowi "dikendalikan" oleh gank tersebut. Posisi Megawati kian terjepit setelah Wiranto dan Moeldoko masuk kabinet. Gank Paloh dkk makin mencengkeram. Tak heran bila cover Majalah TEMPO melukiskan hidung Jokowi, hidung pinokio. Jokowi dikendalikan gank tersebut. Sementara Megawati "sendirian" menghadapi gank tersebut. Media seperti Kompas dan TEMPO mulai "menyerang" Jokowi. Tanda-tanda terpentalnya orang-orang Paloh-Luhut-SBY dari ring satu Jokowi periode kedua menguat.
Ribut-ribut pemadaman listrik. Internet down. Hingga rusuh Papua dan Papua Barat. Terakhir rusuh Wamena. Termasuk beringasnya aparat dalam menghadapi demonstrasi ditengarai akibat rivalitas elit. Cara "aparat" menghadapi demonstran dan oposisi seperti cara PKI. Brutal, sadis dan kejam. Tidak ada peristiwa berdiri sendiri. Semua ada keterkaitan antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya.
Elit bertengkar. Rakyat jadi korban. Sudah berapa ratus orang meninggal akibat rivalitas elit. Nyawa manusia tak berharga lagi di rezim ini. Rivalitas karena ambisi bukan rivalitas untuk rakyat. Rivalitas berebut kue kekuasaan bukan rivalitas keadilan untuk semua. Rivalitas merah versus merah.
Sebagai kompensasi Prabowo merapat ke Megawati. Orang-orang Prabowo akan masuk kabinet Jokowi jilid dua. Pro kontra. Pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Megawati, pendukung Prabowo-Sandi terbelah. Akankah pendukung Prabowo-Sandi "bubar" setelah orang Prabowo masuk kabinet? Wallahu Ta'ala A'lam
COMMENTS