Oleh : Nasrudin Joha Golkar identik dengan warna kuning, namun pada munas kali ini Hendri Satrio membuat terminologi kubu-kubuan ...
Oleh : Nasrudin Joha
Golkar identik dengan warna kuning, namun pada munas kali ini Hendri Satrio membuat terminologi kubu-kubuan dengan istilah dikotomis : Golkar hitam vs Golkar putih. Sayangnya, selain membuat terminologi yang memecah belah, Hendri juga memasukan kubu tertentu sebagai kubu hitam, sementara kubu yang lain sebagai kubu putih.
Hendri mengklaim, kubu Airlangga terklasifikasi sebagai Golkar putih. Sementara kubu Bamsoet diklasifikasikan sebagai Golkar hitam. Entah apa parameternya, yang jelas statement ini memperuncing perseteruan ditubuh Golkar.
Ancaman paling membahayakan Golkar, sebagaimana ini terjadi pada sejarah Golkar adalah proses amputasi gerbong yang kalah dari seluruh struktur Golkar pasca Munas. Kita masih ingat, saat klen Wahono kalah Munas ada proses DEWAHONOISASI. Saat Harmoko kalah, juga terjadi DEWAHONOISASI. Saat klen Akbar Tanjung keok, juga terjadi DEAKBARISASI.
Semua kelompok yang berpatron pada Wahono saat itu dipangkas habis. Begitu juga pada periode ketika klen Harmoko kalah, dan simpatisan akbar keok. Mereka semua akan dipangkas oleh pimpinan Golkar yang memenangkan kontestasi dalam Munas.
lebih jauh, yang berbahaya jika klan yang menang adalah kubu yang pro atau terpapar komunisme China, bukan mustahil kubu pemenang ini akan membabat habis semua struktur Golkar yang sebelumnya menentang dalam munas. Pada fase ini, Golkar tak saja bekerjasama dengan partai komunis China namun bisa saja Golkar sepenuhnya berada dibawah kendali partai komunis China.
Proses 'pemangkasan' seluruh struktur Golkar yang menentang kebijakan partai pada isu kerjasama dengan PKC, akan terjadi secara besar-besaran ditubuh DPP GOLKAR. Selanjutnya, secara berkala pemangkasan itu akan menjalar ke seluruh daerah seiring pelaksanaan musda dan perubahan struktur Golkar di darerah.
Proses sterilisasi tubuh Golkar dari pengaruh kontra komunis China ini akan lebih gila ketimbang sejarah DEWAHONOISASI, DEHARMOKOISASI atau DEAKBARISASI. Karena, asas pembersihan bukan atas dasar loyalitas pada calon Ketum tapi pada pembangkangan kebijakan partai yang merapat ke haluan kiri komunis.
Saya kira, para ideolog Golkar perlu prihatin tentang potensi keterbelahan partai ini. Jika ini dibiarkan, yang terkooptasi bukan saja struktur pengurus namun ideologi partai juga akan tercerabut dari akarnya.
Jika konsisten dengan dikotomi Golkar hitam dan Golkar putih, maka saat ini Golkar wajib waspada atas bahaya terpapar komunisme China yang dibawa kubu Golkar hitam. Golkar Hitam adalah Golkar yang tercerabut dari ideologi partai dan telah terpapar ideologi komunisme China.
Kewaspadaan ini penting, sebagaimana disampaikan Agung Laksono Golkar itu partai tengah berideologi Pancasila. Golkar tidak boleh ditarik kekiri dan berideologi komunis.
Tentang bahaya reorientasi ideologi partai, dimana secara AD ART ideologi Golkar tidak berubah namun dalam praktiknya lebih condong ke komunisme kiri, saya kita hal ini wajib menjadi pertimbangan penting bagi kader Golkar khususnya yang memiliki hak suara dalam Munas. Akhirnya, Munas Golkar ini juga akan menjadi ajang pertaruhan ideologi partai, apakah akan tetap ditengah atau bergeser kekiri.
Golkar, selain nasionalis juga dipenuhi tokoh religius. Tentu, konsepsi religiusitas Golkar menolak keras paparan komunisme China yang sedang menggerogoti tubuh Golkar. [].
COMMENTS